Suara.com - Meski bepergian seorang diri ke Bhutan, saya merasa aman. Sekaligus damai dan bahagia, mirip tagline negeri ini: The land of happiness.
Seperti telah saya sebutkan dalam catatan perjalanan sebelumnya, sebagai wisatawan saya mesti membayar visa yang sudah termasuk akomodasi dan transportasi sebesar 200 - 300 dolar Amerika Serikat per hari. Juga harus "dikawal" oleh driver dan pemandu lokal, Rinchen serta Kindey Duba karena sebagai wisatawan tak dibolehkan bepergian sendiri. Alhasil, saya pun merasa tidaklah benar-benar sendirian di negara yang dalam bahasa lokalnya disebut Drukyul itu.
Kami bertiga bepergian menjelajahi Bhutan dengan sedan buatan Korea Selatan. Sebagai catatan, produk asal India (Maruti Suzuki), Jepang (Toyota), serta Korea Selatan (Hyundai) mendominasi ruas jalan-jalan di seluruh penjuru negara Bhutan. Khusus produk Hyundai, jenisnya bervariasi, mulai city car, sedan, sampai Sport Utility Vehicle (SUV). Dengan model kebanyakan adalah Santa Fe, i20, EON, dan Getz. Rata-rata mengangkut wisatawan sebanyak satu, dua, sampai tiga orang.
Soal kerapian, driver dan pemandu lokal yang saya sewa bisa diandalkan. Sebelum saya menghabiskan sarapan, mereka sudah siap dengan mobil kinclong dilap rapi. Juga tangki bensin dipenuhi. Sehingga tak pernah ada kejadian kami berhenti di suatu lokasi untuk proses pengisian ulang bensin.
Sebagai sosok yang berlawanan jenis dengan saya, Rinchen (driver) dan Kindey Duba (pemandu) sangatlah santun dan penuh etika. Cuma, ada kejadian unik yang membuat saya tersenyum geli bila mengingatnya, bahkan sampai tersipu malu.
Yaitu ketika di tengah perjalanan saya menemukan lukisan phallus alias Mr P dalam dimensi raksasa! Tidak hanya satu, melainkan di seluruh penjuru negeri. Bahkan di tempat-tempat wisata, Mr P juga diwujudkan dalam bentuk patung. Bisa begitu saja "apa adanya" sampai dibungkus miniatur busana tradisional Bhutan!
Mengagetkan? Tentu saja.
Akan tetapi, Kindey Duba dengan sabar menjelaskan, bahwa alat kelamin lelaki yang menghias banyak tempat ini bukanlah suatu hal yang dianggap porno oleh masyarakat Bhutan. Malahan memiliki nilai filosofi mendalam.
Baca Juga: Otomotif Serap Teknologi Robotik, Gantikan Sumber Daya Manusia?
Laman berikutnya, adalah kisah mengapa Mr P alias lingga begitu mudah dijumpai dalam keseharian warga setempat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Layanan Asisten Darurat Saat Mobil Mogok Sekarang Tersedia 24 Jam
-
5 Rekomendasi Motor Trail Bekas Murah, Siap Temani Petualanganmu
-
Mana Lebih Irit? Xpander Cross atau Destinator, Ini Data Lengkapnya
-
Desain Logo Suzuki Akhirnya Berubah Setelah 22 Tahun
-
Honda Bikers Day 2025 Siap Guncang 4 Pulau, Cek Jadwal dan Lokasi Resminya
-
VF 3 Tegaskan Posisi VinFast Sebagai Salah Satu Pemain Penting Era Kendaraan Listrik
-
Toyota Dorong Industrialisasi di Indonesia, Tak Dijadikan Sekedar Pasar Mobil
-
Honda Bikers Day 2025 Jadi Wadah Persaudaraan Pecinta Sepeda Motor Honda
-
5 Fakta RON 95 Malaysia vs Pertalite Indonesia, Selisih Harganya Mengejutkan
-
3 Fakta Suzuki Madura: Cruiser Gahar ala Harley Davidson, Senama Pulau di Nusantara