Suara.com - Kendaraan Bermotor Listrik atau KBL diharapkan akan segera mengisi pasar otomotif Indonesia. Yang menjadi sasaran antara lain adalah berkurangnya tingkat emisi kendaraan bermotor, khususnya di Ibu Kota Jakarta. Kedua, adalah mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi atau fosil.
Dikutip dari kantor berita Antara, Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Inovasi, Jumain Appe memaparkan akan perlunya menetapkan satu platform bagi kendaraan listrik. Di mana nantinya dari platform ini bisa dikembangkan menjadi produk sedan, angkot atau mini bus.
Menurutnya, dengan kolaborasi untuk mengerjakan satu platform kendaraan listrik, maka akan mendorong percepatan pembuatan mobil listrik. Atas dasar inilah sebaiknya pemerintah menetapkan platform kendaraan listrik yang dikembangkan.
Selain itu, juga perlu dipastikan bahwa sasaran awal pemasaran kendaraan listrik akan berkolerasi langsung dengan platform mobil listrik. Misalnya, jika ingin membuat kendaraan listrik berupa angkot, maka pemerintah bisa menjual angkot ke perusahaan angkot dan mengeluarkan kebijakan untuk memberikan izin kepada angkot bertenaga listrik.
Dan berbicara soal kendaraan listrik bagi kebutuhan umum, nantinya bisa pula dibuat mini bus untuk keperluan kampus, pemerintah atau badan usaha. Sehingga untuk tahap awal, pasar bagi komersialisasi kendaraan listrik terarah dengan jelas.
"Secara teknologi kita sudah kuasai sekarang, yang paling penting dari apa yang sudah ada ini, ditetapkan platformnya. Seperti untuk motor, maka seperti inilah spesifikasinya. Untuk mobil juga harus tahu platformnya, mau bus, mau minibus, mau angkot atau mau sedan, itu harus ada," papar Jumain, sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (10/9/2019).
"Tahap-tahap awal pasarannya harus jelas, jadi kita harus bisa membuat satu produk yang bisa dijual di awal supaya industrinya bisa berkembang terus. Setelah itu, kita memproduksi dengan baik, punya fasilitas sendiri, kita melangkah mau kemana lagi produksinya," tambahnya.
Dirjen Penguatan Inovasi juga menyatakan, karena investasi di mobil listrik besar maka lebih bagus jika Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengambil bagian terbesar dalam pengembangannya untuk kepastian investasinya.
Baca Juga: Selamat Jalan Pak Habibie, 4 Hal Tentang Beliau di Sektor Otomotif
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Cuma Pegang Rp3 Juta? Ini 5 Motor Bekas 'Badak' Anti Mogok Buat Cari Cuan, Cocok untuk Ojol
-
Solusi Bapak Pintar: Xpander Bekas 2017, Kabin Senyap Harga Bersahabat
-
7 Mobil Bekas Layak Beli di 2026: Irit, Bandel, Solusi Cerdas Keluarga Muda yang Paham Depresiasi
-
Toyota Panggil Pemilik Kendaraan di Akhir Tahun 2025, Cek Daftar Model yang Terkena Dampak
-
5 Motor Bekas Rp8 Jutaan untuk Berangkat Kerja: Performa Dapet, Tampil Gaya Pula!
-
Alternatif Scoopy tapi Harga Mulai Rp7 Jutaan: Simak Fakta Penting Yamaha Fino 2018
-
4 Mobil Bekas dengan Pajak Tahunan Murah, Mulai dari Rp 900 Ribu
-
Niat Mau Beli Suzuki Fronx Hybrid, Amankah Diisi Pertalite? Begini Penjelasannya
-
5 Motor dengan Pajak Tahunan Termurah Mulai dari Rp 60 Ribu
-
5 Pilihan Mobil yang Pajak Tahunannya di Bawah Rp1 Juta, Irit buat Harian