Suara.com - Selama ini, alat transportasi baik mobil, truk maupun motor dituding menjadi biang keladi utama penyebab pencemaran udara. Namun, hal tersebut dibantah oleh riset yang dilaksanakan oleh PBB.
Dilansir dari Autoevolution, Minggu (17/1/2021), Laporan Kesenjangan Emisi 2020 (Emission Gap Report 2020) menyebutkan bahwa sumber utama polusi adalah mereka yang rutin berpergian menggunakan pesawat jet pribadi.
Laporan Kesenjangan Emisi 2020 PBB yang baru-baru ini dirilis mementahkan anggapan bahwa proyeksi emisi rumah kaca aka menurun signifikan akibat larangan perjalanan yang diberlakukan di berbagai penjuru dunia sepanjang 2020 akibat krisis kesehatan internasional.
Adanya pengurangan jumlah pengendara memang memang membuat sedikit perbedaan, tapi tidak drastis.
Walaupun jumlah penerbangan umum di tahun lalu menurun drastis, namun tidak dengan para pemilik jet pribadi, yang populasinya mencapai sekitar 70 juta orang di seluruh dunia,
Mereka bertanggung jawab atas 15 persen polusi karbon dunia pada tahun 2020. Sedangkan 50 persen kalangan terbawah (total 3,5 miliar orang) bertanggung jawab atas 50 persen emisi lainnya. Jarak kesenjangan emisi antara dua kalangan tersebut cenderung kian melebar.
Secara teori, emisi karbon tentu bakal berkurang drastis jika para pemilik jet pribadi ini mengurangi rutinitas perjalanan mereka.
“1 persen orang terkaya perlu mengurangi emisi mereka saat ini setidaknya sebesar 30 kali lipat, sementara emisi per kapita dari 50 persen penduduk termiskin dapat meningkat sekitar tiga kali lipat dari tingkat rata-rata mereka saat ini,” kata laporan tersebut.
Bahkan penulis laporan tersebut mengakui hal ini, dengan mengatakan, "pada akhirnya, pencapaian gaya hidup rendah karbon akan membutuhkan perubahan yang mengakar pada sistem sosioekonomi dan konvensi budaya."
Baca Juga: Detik-detik Pohon Roboh Timpa Pemobil Bikin Ngeri, Pengendara Wajib Waspada
Padahal beberapa tahun terakhir, beberapa metode alternatif untuk mengurangi emisi karbon ditawarkan, seperti mengadopsi gaya hidup alami dan menggunakan transportasi umum atau bahkan bersepeda daripada mengemudi. Namun, secara teknis, ini tidak akan berarti apa-apa jika orang kaya dunia tidak berhenti menerbangkan jet pribadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Harga Mobil Bekas Honda Jazz Generasi Pertama hingga Terakhir: Versi I-DSI Murmer Bikin Ngiler
-
5 Rekomendasi Motor Matic dengan Jok Empuk untuk Touring Tahun Baru 2026
-
Harga Mepet Suzuki S-Presso Baru: Intip Pajak dan Konsumsi BBM Mitsubishi Pajero Sport 2009
-
5 Rekomendasi Motor Matic yang Enak Buat Touring Jauh dan Nanjak
-
7 Pilihan Mobil Bekas yang Masih Nyaman Dipakai untuk 5-10 Tahun ke Depan
-
7 Mobil Bekas yang Murah Perawatan dan Mudah Dijual Lagi Anti Rugi
-
Toyota AE86 Masuk Wishlist 2026? Simak Dulu 4 Fakta Penting Ini, Harganya Wadidaw
-
5 Motor Honda Paling Irit, Stylish, dan 'Sat-set' Buat Keperluan Harian
-
Hyundai Stargazer Cartenz Disulap Jadi Ambulans Bantu Korban Bencana Banjir di Sumatera
-
Momen Kolaborasi Akhir Tahun Motul Indonesia dan NGK Busi untuk Komunitas Otomotif