Suara.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyarankan adanya kebijakan pengganti setelah insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM) kendaraan bermotor berakhir pada akhir Desember 2021.
"Harus ada langkah yang ditempuh, misalnya seperti apa arah net zero emisi dan bagaimana nanti perkembangan produksi dan insentif kendaraan bermotornya diarahkan ke arah sana," kata Peneliti Indef Eisha Rachbini dalam konferensi pers Tanggapan Indef Atas Capaian Ekonomi Triwulan III 2021 di Jakarta, Jumat (5/11/2021).
Dengan demikian, ia berharap penjualan kendaraan bermotor tidak begitu saja anjlok setelah insentif berakhir.
Pertumbuhan penjualan dan produksi kendaraan bermotor memang sangat meningkat pada tahun 2021, terutama pada triwulan II yang meningkat sangat tajam.
Kendati begitu, Eisha menilai produksi dan penjualan kendaraan bermotor di triwulan ketiga tahun ini sedikit menurun karena adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), meski dampaknya tak terlalu besar.
Dengan tingginya penjualan dan produksi kendaraan bermotor, industri alat angkutan yang tumbuh 27,8 persen berhasil menopang pertumbuhan industri pengolahan pada triwulan III-2021.
"Ini tercermin juga dari Purchasing Managers' Index (PMI) September 2021 yang kembali ke level ekspansi setelah turun pada Juli dan Agustus," ujarnya.
Ia pun berharap industri pengolahan ke depannya bisa semakin membaik, sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. [Antara]
Baca Juga: Penambahan Stok Mobil di Level Diler, Astra Antisipasi Relaksasi PPnBM 100 Persen
Berita Terkait
-
Indef Sebut Tantangan Perbankan Ada di Daya Beli, Bukan Soal Likuiditas
-
Indef Kritik Kebijakan Fiskal Pemerintah: Sektor Riil Sakit, Suntikan Likuiditas Bukan Obatnya
-
'Ganti Kapolri' Trending, Data INDEF Ungkap Badai Kemarahan Publik di X dan TikTok, Ini Datanya
-
Menkeu Baru Diingatkan Buat Kebijakan Realistis, INDEF: Belanja Negara Perlu Ditata Ulang
-
Anggaran MBG di 2026 Tembus Rp335 Triliun, Setara 10 Persen Belanja Negara
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Terpopuler: Busi Radioaktif Bikin Geger, Deretan Motor Tua Ini Bisa Bikin Kamu Kaya
-
Hyundai Pastikan Bawa Mobil Listrik Baru ke Indonesia di Sisa 2025
-
Busi Radioaktif Pernah Bikin Geger, Sejarah Gila Produk Otomotif Bikin Keder
-
Daihatsu Terios Bekas: Harga Jatuh Banget per Oktober 2025, SUV Impianmu Mulai Segini
-
Mau Beli Motor Honda? Ini Daftar Harga Terbaru Oktober 2025
-
Y-Connect Serasa Kuno, Pesaing Yamaha NMAX Ini Punya Fitur Lebih Canggih
-
7 Rekomendasi Motor 2 Tak Cocok untuk Bahan Gorengan: Harga Melambung Tembus 100 Persen
-
Pemerintah China Perketat Ekspor Mobil Listrik Setelah Banyak Keluhan Soal Kualitas
-
Pembalap MotoGP Sebut Sirkuit Mandalika Miliki Daya Magis, Seperti Berada di Tempat Liburan...
-
Update Harga Honda Scoopy Oktober 2025: Kantong Gak Perlu Teriak Pening, Cocok untuk Pekerja Stylish