Suara.com - Tak cuma lockdown karena pandemi, wabah demam babi baru-baru ini di Piedmont dan Liguria, Italia membuat penggemar off-road di wilayah tersebut semakin sulit untuk melakukan hobi mereka.
Dilansir dari Rideapart, situasi tersebut menjadi sangat buruk sehingga total 114 kota di daerah tersebut telah mulai menerapkan langkah-langkah ketat untuk mencegah populasi berinteraksi dengan populasi babi hutan di kawasan itu.
Bangkai babi hutan telah ditemukan tersebar di hutan-hutan Italia, menunjukkan bahwa epidemi demam babi Afrika di wilayah ini tidak bisa dianggap enteng.
Meskipun laporan menyatakan bahwa demam babi Afrika tidak berbahaya bagi manusia, hal itu tentu saja merupakan ancaman besar bagi mata pencaharian para petani dan mereka yang berada di sektor pertanian.
Dalam kasus berkendara off-road di Italia, wabah demam babi baru-baru ini yang memicu terbitnya larangan pada kegiatan di luar ruangan disebabkan karena adanya potensi kontak populasi babi hutan, membuat pengendara semakin sulit untuk pergi keluar dan menikmati olahraga mereka.
Tak cuma para pemotor penikmat 'trabas', hal yang sama berlaku untuk penggemar olahraga luar ruangan lainnya, seperti pejalan kaki, pengendara sepeda gunung, dan orang-orang hanya keluar untuk berjalan-jalan di pedesaan.
Peraturan yang melarang interaksi dengan populasi babi hutan akan diberlakukan selama enam bulan, dan telah ditandatangani oleh Menteri Kesehatan Speranza dan Menteri Pertanian Patuanelli.
Pihak berwenang tersebut menyatakan bahwa tindakan tegas akan diambil untuk "menerapkan semua tindakan yang berguna untuk kontras langsung dengan penyebaran ASF (Demam Babi Afrika) dan pemberantasannya untuk melindungi kesehatan fauna babi nasional dan warisan teknis kebun binatang dan kepentingan ekonomi yang terkait dengan perdagangan dan perdagangan ekstra-UE. ekspor babi dan produk turunannya ke negara ketiga"
Seperti disebutkan sebelumnya, African Swine Fever, tidak secara langsung berbahaya bagi kesehatan manusia.
Baca Juga: Harga Motor Retro Murah di Indonesia, Mulai dari 20 Jutaan
Langkah-langkah pencegahan yang diambil diarahkan dari sudut pandang ekonomi, mengingat beberapa pasar telah melarang impor daging hewan buruan dari Italia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
7 Fakta Korupsi Tol Cawang Pluit: Lokasi, Kejanggalan hingga Dipanggilnya Anak Jusuf Hamka
-
Seberapa Kaya Benny K Harman? Viral Usai Kritisi Vonis Mati Sambo, Intip Koleksi Kendaraannya
-
Daftar Harga Mobil Nissan Terbaru September 2025, Dibanderol Mulai Rp200 Jutaan
-
Mengungkap Alasan Honda ADV160 Dijuluki "SUV Pride", Tawarkan Sensasi Petualang Skutik Premium
-
Pilih Avanza atau Veloz? Intip Harga Mobil Toyota Impianmu di Bulan September 2025!
-
Berapa Harga Honda Scoopy pada September 2025? Cek Fitur dan Teknologi Terbarunya
-
McLaren Gandeng Motul sebagai Pemasok Resmi Pelumas F1
-
Mobil Keluarga Murah: 5 Model di Bawah Rp150 Juta yang Cocok Buat Keluarga Besar
-
Shell Rumahkan Karyawan, BP Tutup 10 SPBU Akibat BBM Langka Berlarut-larut
-
Honda Super Cub Minggir Dulu, Bebek Klasik Kawasaki Ini Lebih Canggih dan Unik