Suara.com - Kegagalan negara-negara anggota Uni Eropa untuk menyetujui embargo minyak Rusia menunjukkan bahwa blok tersebut mencapai batas kemampuannya untuk menjatuhkan sanksi keuangan terhadap Moskow.
Dilansir dari RT, hal itulah yang dilontarkan oleh seorang diplomat Uni Eropa kepada Euractiv minggu ini.
"Jika ada kekacauan dengan minyak Rusia, bayangkan apa yang akan terjadi dengan proposal untuk melarang gas," kata diplomat yang tidak disebutkan namanya itu.
Pernyataan ini keluar setelah pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa pada hari Senin (16/5/2021) pekan ini.
"Paket sanksi ke-7 terhadap Moskow akan sangat sulit. Kami sangat dekat untuk mencapai batas kami. Apa yang akan disertakan paket ke-7?"
Negara-negara anggota Uni Eropa telah gagal menyetujui proposal untuk melarang impor minyak Rusia, setelah lebih dari 10 hari pembicaraan, dengan Hungaria memimpin sekelompok negara yang menolak tindakan tersebut.
Embargo yang direncanakan terhadap minyak mentah Rusia adalah bagian dari paket sanksi keenam, yang diusulkan pada 4 Mei, atas konflik Ukraina.
Negara-negara yang sangat bergantung pada minyak Rusia, termasuk Hongaria, Republik Ceko, Slovakia, dan Bulgaria, telah berulang kali menyatakan keberatan mereka terhadap larangan tersebut.
Pemerintah Hungaria mengatakan embargo akan memberikan pukulan yang melumpuhkan bagi ekonomi.
Baca Juga: Galakkan Olahraga Otomotif, Ini Bentuk Dukungan ITDC dan MGPA
Diplomat itu mengatakan kepada Euractiv bahwa meskipun ada kemajuan dalam pembicaraan dengan Hungaria mengenai vetonya terhadap proposal Eropa untuk embargo minyak Rusia, suasana menunjukkan bahwa "kami bahkan mengambil langkah mundur."
Dia mengatakan bahwa sikap Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban tentang masalah ini menempatkan pemerintah lain dalam posisi yang sulit, jika pihak Budapest mendapatkan apa yang diinginkannya, akan sulit bagi orang lain, seperti Bulgaria, untuk menjelaskan kepada orang-orang mengapa mereka tidak mendapatkan konsesi serupa.
Uni Eropa telah terpecah tentang bagaimana mengakhiri ketergantungannya pada energi Rusia. Para ahli mengatakan bahwa larangan langsung terhadap minyak dan gas dari pemasok utama benua itu tidak mungkin.
Orang-orang Eropa sudah berjuang dengan inflasi yang meningkat dan melonjaknya harga bensin dan jenis bahan bakar lainnya serta makanan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
7 Mobil SUV Bekas untuk Gaya Hidup Aktif Pekerja, Cek Harganya di Sini!
-
Tesla Putar Haluan, Mulai Coba Apple CarPlay Secara Rahasia
-
5 Rekomendasi Mobil Listrik Model Sedan untuk Gaya Hidup Elegan dan Berkelas
-
Suzuki Menggila! Setelah Satria Pro, Kini Siapkan Penantang Yamaha XMAX dan Honda Forza
-
RSV Luncurkan Helm Terbaru yang Didesain untuk Kebutuhan Harian
-
Terungkap! Ini Tipe Mobil yang Paling Banyak Diborong Orang Indonesia di Oktober 2025
-
GJAW 2025 Siap Digelar, Jadi Pameran Otomotif Terlengkap Akhir Tahun
-
5 Mobil Bekas Kecil untuk Pemula Ibu Muda, Cocok Buat Antar Jemput Anak Sekolah
-
5 Rekomendasi Mobil Listrik dengan Jarak Tempuh hingga 1.000 km
-
Apakah STNK Bisa Digadaikan? Pahami Aturannya Sebelum Mengajukan Pinjaman