Suara.com - Baterai adalah salah satu komponen yang paling banyak mengandung karbon dan membuat produksi kendaraan listrik dinilai lebih mencemari lingkungan dibandingkan kendaraan dengan pembakaran internal.
Namun sebuah penelitian yang dilakukan Transport & Environment baru-baru ini menemukan bahwa, dengan memindahkan produksi baterai ke Eropa, produsen mobil dapat mengurangi emisi saat proses produksi baterai sebesar 37 persen.
“Para pemimpin Eropa memerlukan fokus yang tajam dan kejelian untuk mendapatkan manfaat iklim dan industri,” kata Julia Poliscanova, Direktur Senior Transport & Environment, dikutip dari Carscoops, Kamis (16/5/2024).
Ia menambahkan, jika perangkat penyimpanan energi sebagian besar dibuat dengan energi terbarukan, hasil CO2 dapat dikurangi sebanyak 62 persen.
“Persyaratan keberlanjutan yang kuat, seperti peraturan jejak karbon baterai yang akan datang, dapat memberikan manfaat bagi manufaktur lokal yang ramah lingkungan,” jelasnya.
Namun, Poliscanova mengatakan Eropa membutuhkan alat yang lebih baik untuk mempromosikan investasi di pabrik raksasa dalam negeri.
Lebih dari separuh atau 53 persen produksi baterai di Eropa berada pada risiko sedang atau tinggi.
Hanya saja kabar baiknya, sebanyak 47 persen lokasi produksi yang direncanakan di Eropa pada tahun 2030 telah diamankan.
“Perlombaan baterai antara Tiongkok, Eropa, dan AS semakin intensif. Meskipun beberapa investasi baterai yang berisiko tergiur oleh subsidi AS telah berhasil dihemat sejak tahun lalu, hampir setengah dari rencana produksi masih dapat diperebutkan,” pungkas Poliscanova.
Baca Juga: Pemerintah Gandeng Perusahaan Prancis Buru Litium di Indonesia
Berita Terkait
-
Berikan Garansi Baterai untuk Cloud EV, Wuling Pastikan Hangus Jika Pindah Tangan
-
Niatnya Mau All In Elektrik: Penjualan EV Volvo Malah Anjlok
-
Tarif Impor Komponen Mobil Listrik dari China Dipatok Tinggi di AS, Tak Bisa Jual Murah?
-
Eropa vs China: Peneliti Mengklaim Emisi Produksi Baterai Bisa Turun 37% Jika Digarap di Benua Biru?
-
Bos Mitsubishi Ungkap Rencana Kolaborasi dengan Nissan untuk Kembangkan Kendaraan Listrik
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Operasi Zebra 2025 Mulai Jam Berapa? Jadwal Berlaku Besok, Ini 8 Sasaran Utama
-
7 Mobil SUV Ladder Frame Harga di Bawah Rp 100 Juta: Bandel dan Kokoh!
-
Hemat & Ramah Lingkungan: 4 Mobil Listrik Ini Pas untuk Aktivitas Harian Keluarga di Perkotaan
-
5 Rekomendasi Mobil Sedan Sunroof Murah yang Keren Buat Anak Muda
-
Strategi Federal Oil Hindarkan Konsumen dari Oli Palsu
-
Tak Kunjung Nongol di Indonesia, Pesaing MT-25 dari Honda Malah akan Discontinue, Apa Sebab?
-
Bukan Pajero Sport: Fortuner Dipaksa Discontinue Gara-Gara Kalah dari Mobil Satu Ini
-
7 Mobil Bekas Senyaman Mercy Harga Rp100 Jutaan yang Cocok untuk Pensiunan
-
Rekomendasi Bajaj untuk Kendaraan Pribadi, Berapa Harganya?
-
Vario Jadi Motor MotoGP, CBR Makin Sangar: Ini Dia Para Raja Modifikasi HMC 2025