Suara.com - Xiaomi, raksasa teknologi yang dikenal dengan produk elektronik konsumennya, kini telah terjun ke dunia otomotif dengan meluncurkan mobil listrik SU7. Meski penjualan SU7 terbilang sukses dengan puluhan ribu unit terjual, perusahaan justru mengalami kerugian triliunan rupiah. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mari kita bahas lebih dalam.
Dilansir dari Carscoops, Xiaomi mengalami kerugian di kuartal kedua ini sebesar 252 juta Dolar Amerika Serikat atau setara dnegan Rp 3,88 triliun.
Ini menjadi tantangan yang harus dihadapi Xiaomi sebagai pemain baru di industri kendaraan listrik. Beberapa faktor yang menyebabkan Xiaomi mengalami kerugian meskipun penjualannya tinggi antara lain:
- Investasi Awal yang Besar: Membangun pabrik, mengembangkan teknologi baterai, dan melakukan riset untuk mobil listrik membutuhkan investasi yang sangat besar. Xiaomi, sebagai pendatang baru, harus merogoh kocek dalam untuk membangun infrastruktur produksinya.
- Persaingan yang Ketat: Pasar mobil listrik semakin kompetitif dengan hadirnya pemain-pemain lama seperti Tesla dan pemain baru lainnya. Persaingan ini membuat harga jual mobil listrik menjadi lebih agresif, sehingga margin keuntungan menjadi tipis.
- Skala Ekonomi: Untuk mencapai skala ekonomi dan menekan biaya produksi, diperlukan volume penjualan yang sangat besar. Xiaomi masih dalam tahap awal pengembangan bisnis mobil listrik, sehingga belum mencapai skala ekonomi yang optimal.
Meskipun mengalami kerugian, Xiaomi tetap optimis dengan masa depan bisnis mobil listriknya. Perusahaan berencana untuk fokus pada pasar domestik China dalam beberapa tahun ke depan sebelum melakukan ekspansi ke pasar global. Hal ini dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut preferensi konsumen dan meningkatkan daya saing produknya.
Untuk memperkuat posisinya di pasar mobil listrik, Xiaomi berencana meluncurkan model SUV listrik baru yang sedikit lebih besar dari SU7. Model baru ini diharapkan dapat menarik minat konsumen yang lebih luas dan meningkatkan volume penjualan.
Kerugian yang dialami Xiaomi dalam bisnis mobil listrik merupakan hal yang wajar terjadi pada tahap awal pengembangan. Perusahaan-perusahaan lain seperti Rivian dan Ford juga mengalami hal serupa.
Namun, dengan strategi yang tepat dan fokus pada inovasi, Xiaomi berpotensi untuk menjadi pemain utama di industri kendaraan listrik di masa depan.
Jangan lupa ikuti akun Instagram @suaraoto untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia otomotif!
Baca Juga: Biaya Perbaikan Mobil Listrik Lebih Mahal saat Kecelakaan, Benarkah?
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
5 Motor Bekas Rp8 Jutaan untuk Berangkat Kerja: Performa Dapet, Tampil Gaya Pula!
-
Alternatif Scoopy tapi Harga Mulai Rp7 Jutaan: Simak Fakta Penting Yamaha Fino 2018
-
4 Mobil Bekas dengan Pajak Tahunan Murah, Mulai dari Rp 900 Ribu
-
Niat Mau Beli Suzuki Fronx Hybrid, Amankah Diisi Pertalite? Begini Penjelasannya
-
5 Motor dengan Pajak Tahunan Termurah Mulai dari Rp 60 Ribu
-
5 Pilihan Mobil yang Pajak Tahunannya di Bawah Rp1 Juta, Irit buat Harian
-
Naksir Kia Picanto Bekas? Kepoin Dulu Taksiran Ongkos Bensin, Harga, Spesifikasi dan Pajaknya
-
Cara Menghitung Pajak Mobil Tahunan dan 5 Tahunan agar Tidak Salah Budget
-
5 Rekomendasi Ban Soft Compound Ring 14 yang Cocok untuk Pemakaian Harian
-
Daftar Mobil Bekas Paling Dicari Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2025