Suara.com - Fenomena menarik terjadi dalam industri otomotif Korea di Indonesia. Di satu sisi, mobil-mobil Korea seperti Hyundai dan Kia mencatatkan kesuksesan yang mengesankan dengan inovasi desain dan teknologi mereka. Namun di sisi lain, nasib industri sepeda motor Korea justru mengalami perjalanan yang berbeda, dengan kisah yang lebih kompleks dan penuh tantangan.
Tentu tak sedikit dari kalian yang mengenal Hyosung. Sebagai pionir motor Korea di Indonesia, Hyosung memulai kiprahnya pada awal tahun 2000-an melalui kerjasama dengan PT Bosowa Nusantara Motor.
Perusahaan yang didirikan sejak 1978 ini awalnya memproduksi motor Suzuki dengan lisensi, sebelum akhirnya mengembangkan produk sendiri di era 80-an. Masuknya Hyosung ke Indonesia ditandai dengan berbagai produk menarik, mulai dari dual-sport RX125 hingga cruiser V-Twin GV250 Aquila.
Puncak popularitas Hyosung terjadi sekitar satu dekade lalu ketika dipegang PT Honlei Motor Indonesia sebagai ATPM resmi. Produk unggulan mereka, GT250R dan GT650R, menawarkan mesin V-Twin yang jarang ditemui di kelasnya. Bahkan, kedua motor tersebut diproduksi secara lokal di Semarang melalui skema CKD. Keunikan ini sempat menjadi daya tarik tersendiri di pasar Indonesia.
Namun, perjalanan Hyosung tidak semulus yang diharapkan. Perpindahan kepemilikan ke Kolao Holdings membawa kebingungan dalam strategi branding, dengan beberapa produk menggunakan nama Hyosung dan lainnya menggunakan brand KR Motor.
Situasi ini diperparah dengan praktik rebranding di berbagai negara yang membuat identitas brand semakin kabur.
Faktor Penyebab Kegagalan
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap keterpurukan motor Korea termasuk:
- Inkonsistensi strategi branding
- Persaingan ketat dengan produsen Jepang
- Kurangnya jaringan after-sales yang kuat
- Desain produk yang kurang kompetitif
- Ketidakpastian identitas brand
Kontras dengan Kesuksesan Mobil Korea
Baca Juga: New Hyundai Tucson Lengkapi Jajaran Produk Hybrid HMID di Indonesia
Berbeda dengan sektor motor, industri mobil Korea justru menunjukkan kesuksesan luar biasa. Hyundai dan Kia berhasil membangun reputasi kuat melalui desain inovatif, teknologi modern, dan strategi pemasaran yang konsisten.
Kesuksesan ini menunjukkan bahwa Korea sebenarnya mampu bersaing di industri otomotif, namun sepertinya fokus mereka lebih terarah pada pengembangan mobil dibanding motor.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
5 Mobil Listrik Bekas Rp100 Jutaan: Baterai Super Awet, Murah Biaya Perawatan
-
One3 Motoshop Buka Peluang Pebisnis Aftermartket di IMHAX 2025
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
2 Mobil Listrik yang Cocok untuk Perjalanan Bisnis Jarak Dekat, Pilih Kecil Gesit atau Muatan Besar?
-
KUIS: Seberapa 'Anak Mobil' Kamu?
-
Beda Pajak Motor Listrik vs Motor Bensin Biasa, Lebih Murah yang Mana?
-
7 Rekomendasi Mobil Keluarga 3 Baris Rp70 Jutaan: Irit, Kabin Lega, dan Hemat Perawatan
-
One3 Motoshop Hadirkan Brand Asal Jepang Active dan Galespeed di IMHAX 2025
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas 5 Seater Harga Rp100 Jutaan: Barang Buruan Keluarga Muda
-
5 Mobil Diesel Paling Irit Tahun 2025: Panther Masih Layak di Nomor Satu?