Suara.com - Anak muda zaman sekarang mungkin lebih akrab dengan skutik modern atau motor sport ber-cc besar. Namun, di tengah gempuran teknologi dan desain futuristik, ada satu motor lawas yang harganya bikin heran, yakni Honda Win 100.
Ya, motor yang identik dengan tunggangan instansi pemerintah atau guru di pelosok desa ini kini menjelma menjadi item koleksi yang harganya bisa bikin geleng-geleng kepala.
Pernahkah kamu iseng melihat marketplace dan kaget dengan banderol Honda Win bekas yang kondisinya mulus? Harganya bisa menyentuh belasan hingga puluhan juta rupiah.
Lantas, apa yang membuat motor dengan desain "kotak sabun" dan mesin yang tidak seberapa kencang ini menjadi begitu istimewa hingga harganya meroket? Mari kita bedah alasannya.
Sejarah Honda Win
Untuk memahami nilai sebuah Honda Win, kita perlu mundur sejenak ke masa lalunya.
PT Astra Honda Motor (AHM) memproduksi Honda Win dari tahun 1984 hingga 2005.
Artinya, motor ini mengaspal di jalanan Indonesia selama lebih dari dua dekade.
Selama masa baktinya, Honda Win dikenal sebagai motor pekerja keras yang tangguh, irit, dan perawatannya super mudah.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Motor Listrik Rp15 Juta Cocok untuk Anak Sekolah, Hemat Ongkos Servis
Desainnya yang ramping dan fungsional membuatnya menjadi andalan banyak orang, mulai dari pegawai negeri, pengusaha, hingga para petualang yang butuh motor bandel untuk melibas berbagai medan.
Julukan "mesin tidur" pun melekat karena posisi silinder mesinnya yang mendatar, mirip motor bebek, bukan tegak seperti motor sport pada umumnya.
Popularitas dan daya tahannya inilah yang meletakkan fondasi bagi status legendarisnya hari ini.
Bongkar Alasan di Balik Harga Selangit Honda Win Bekas
Harga Honda Win bekas yang terawat baik bisa dengan mudah melampaui angka Rp10 juta, bahkan beberapa unit restorasi total atau yang masih orisinal tembus di atas Rp25 juta.
Angka ini setara dengan harga motor sport entry-level baru.
Tentu ini bukan tanpa alasan. Fenomena ini didorong oleh beberapa faktor kunci yang membuatnya jadi buruan para kolektor dan pehobi.
Berikut adalah alasan utama kenapa harga Honda Win bekas bisa begitu tinggi:
1. Nilai Nostalgia dan Status Legendaris:
Bagi mereka yang tumbuh di era 80-an dan 90-an, Honda Win adalah bagian dari kenangan. Motor ini adalah simbol kesederhanaan, kerja keras, dan keandalan.
Statusnya sebagai motor legendaris yang sudah tidak diproduksi lagi (diskontinu) secara otomatis menaikkan nilai historisnya.
2. Desain Klasik yang Abadi:
Di tengah tren desain yang serba tajam dan agresif, desain Honda Win yang simpel dan fungsional justru dianggap klasik dan retro.
Bentuknya yang tak lekang oleh waktu menarik bagi para penggemar motor yang ingin tampil beda.
3. Primadona Bahan Modifikasi:
Honda Win adalah kanvas kosong yang sempurna bagi para builder dan modifikator.
Tren restorasi (membangun kembali seperti kondisi pabrikan) atau modifikasi bergaya OEM Look dan Classic Trail sedang naik daun.
Kemudahan kustomisasi membuat permintaan akan unit ‘bahan’ yang sehat tetap tinggi.
4. Mesin Bandel dan Irit:
Jangan remehkan mesin 97,2 cc 4-tak milik Win. Meskipun tenaganya tidak besar, mesin ini terkenal sangat andal, irit bahan bakar, dan perawatannya tidak rumit.
Keunggulan fungsional ini masih menjadi daya tarik hingga sekarang.
5. Langkanya Suku Cadang Orisinal:
Ini adalah hukum ekonomi dasar. Semakin langka suatu barang, semakin tinggi nilainya.
Mencari suku cadang orisinal Honda Win yang benar-benar baru (New Old Stock/NOS) kini menjadi tantangan tersendiri. Kelangkaan ini membuat ongkos restorasi menjadi mahal, yang pada akhirnya ikut mengerek harga jual motornya.
Bukan untuk Kaum 'Mendang-Mending'
Dengan harga yang bisa mencapai Rp25 juta, jelas bahwa pasar Honda Win bekas tidak lagi menyasar mereka yang mencari motor fungsional semata.
Seperti yang diulas dalam sebuah artikel, "Jadi, Honda Win bekas memang bukan untuk kaum 'mendang-mending'."
Membeli Honda Win saat ini lebih merupakan sebuah keputusan hobi dan passion.
Jadi, apakah kamu tertarik untuk berburu Honda Win bekas? Apakah kamu melihatnya sebagai investasi yang menjanjikan atau sekadar pemuas hobi otomotif klasik?
Apapun alasannya, fenomena Honda Win membuktikan bahwa nilai sebuah kendaraan tidak melulu soal kecepatan dan teknologi, tetapi juga tentang cerita dan kenangan yang menyertainya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
-
Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
-
Budget 7 Juta Dapat Honda Vario Bekas Tahun Berapa? Cek Rekomendasinya
-
Mobil Bekas Xpander 2017 Masih Layak Dibeli? Cek Harga dan Spesifikasinya
-
Daya Pikatnya Susah Ditolak, Berapa Pajak Tahunan dan Harga Innova Reborn Diesel?
-
5 SUV Matic 100 Jutaan Gak Ngos-ngosan di Tanjakan, Sekeluarga Nyaman Liburan ke Gunung
-
5 Rekomendasi Motor Bekas Harga Rp7 Jutaan: Bisa Buat Sekolah, Kuliah hingga Sunmori di 2026
-
Pesona Toyota Alphard Harga LCGC Bekas: Cek Taksiran Pajak dan Penyakit yang Sering Muncul
-
Beda Pajak LMPV Avanza vs Xpander: Ada yang Tembus Rp5,2 Juta, Mending Mana?
-
Bak Bumi dan Langit, Adu Pajak Tahunan BYD Atto 1 vs Honda Brio Satya