- Mulai 2026, insentif impor mobil listrik CBU resmi dihentikan untuk dorong investasi dan produksi lokal.
- Produsen wajib penuhi target produksi dalam negeri serta tingkat kandungan lokal (TKDN).
- Kebijakan ini mendukung industri otomotif nasional, menciptakan lapangan kerja, dan transisi menuju energi bersih.
Suara.com - Pemerintah Indonesia resmi mengumumkan penghentian insentif untuk impor kendaraan listrik berbaterai (Battery Electric Vehicle/BEV) dalam bentuk Completely Built-Up (CBU) mulai tahun 2026.
Kebijakan ini bertujuan mendorong produsen otomotif berinvestasi di dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan pada motor dan mobil listrik impor.
Menurut data Kementerian Perindustrian, hingga saat ini terdapat enam perusahaan otomotif yang memanfaatkan skema insentif dengan total investasi Rp15,52 triliun (sekitar 947 juta dolar AS) dan kapasitas produksi mencapai 305.000 unit per tahun.
Produsen mobil listrik besar seperti BYD dan Geely disebut menjadi bagian dari skema ini.
Dilansir dari The Investor (16/9/2025), insentif berupa pembebasan bea masuk dan pajak penjualan barang mewah masih berlaku hingga akhir 2025.
Namun, produsen penerima insentif diwajibkan memproduksi jumlah kendaraan setara secara lokal dengan yang mereka impor.
Aturan ini dibuat agar manfaat kebijakan tidak hanya dinikmati perusahaan asing, tetapi juga memperkuat industri otomotif nasional.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa mulai 2026, tidak akan ada lagi izin impor untuk CBU BEV di bawah skema investasi yang berhubungan dengan insentif.
“Kebijakan ini akan mendorong produsen berinvestasi dalam fasilitas produksi di Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers.
Baca Juga: Jajaran Kendaraan Listrik dan Alat Berat Listrik Pamer Inovasi di Mining Expo 2025
Ia menambahkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan di Indonesia.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Transportasi, dan Elektronik (ILMATE) Setia Diarta juga menambahkan bahwa produsen yang saat ini menerima insentif harus mulai memenuhi target produksi lokal dan persyaratan konten dalam negeri (TKDN) pada tahun 2026.
"Kami ingin memastikan bahwa industri otomotif di Indonesia mampu berdiri sendiri dan bersaing di pasar global," ujarnya.
Penghentian insentif ini dipandang sebagai tonggak penting pengembangan industri kendaraan listrik nasional.
Pemerintah berharap kebijakan tersebut tidak hanya memperkuat basis produksi lokal, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru, mendorong inovasi, dan meningkatkan daya saing global.
Selain itu, kebijakan ini sejalan dengan komitmen Indonesia mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi menuju energi bersih.
Berita Terkait
-
Jajaran Kendaraan Listrik dan Alat Berat Listrik Pamer Inovasi di Mining Expo 2025
-
Perhatikan Hal Ini Sebelum Memutuskan Membeli Mobil Listrik Bekas
-
Insentif Mobil Listrik Impor Distop, Pemerintah Diharapkan Punya Strategi Lanjutan
-
Begini Jadinya Ofero Stareer 3 Lit Terima Sentuhan Modifikasi dari Katros Garage
-
Target Ambisius GAC Gempur Pasar Eropa dengan Produk Mobil Listrik
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
5 Pilihan Mobil Keluarga Tangguh di Bawah Rp70 Juta, Jarang Masuk Bengkel dan Irit BBM
-
Modal Changan Lumin Bertarung di Segmen Mobil Listrik di Bawah Rp 200 Juta
-
Daftar 10 Mobil Hybrid Paling Diburu Sepanjang 2025, Pabrikan China Minggir Dulu
-
3 Mobil Keluarga Nyaman Buat Anak & Istri Duduk di Depan, Hanya Rp 100 Jutaan
-
5 Mobil Bekas 'Raja' Diesel Matic di Bawah Rp100 Juta, Mesin Bandel Irit Bahan Bakar
-
3 Motor Listrik Mirip Honda Scoopy Harga di Bawah 15 Juta, Nyaman dan Irit
-
5 Rekomendasi Mobil Keluarga 7 Seater untuk Mudik Libur Nataru
-
Kolaborasi Lini TIGGO & 2 Robot Cerdas AiMOGA Awali Perjuangan Para-Atlet di AYPG 2025
-
Hyundai Ioniq 9 Siap Masuk Indonesia, Jarak Tempuh Tembus 620 Kilometer
-
Turun Jauh, Kini Lebih Murah dari Vario: Berapa Harga Motor Bekas Yamaha XSR 155?