- Recall Massal – Xiaomi SU7 ditarik lebih dari 116 ribu unit akibat masalah sistem bantuan mengemudi Level 2 yang dinilai berisiko.
- Pemicu Kecelakaan – Insiden maut di tol Dezhou-Shangrao menewaskan tiga mahasiswa, memicu sorotan publik terhadap keamanan mobil otonom.
- Langkah Perbaikan & Tantangan – Xiaomi merilis update software OTA untuk perbaikan, sekaligus harus siap menghadapi regulasi keselamatan baru Tiongkok mulai 2027.
Suara.com - Xiaomi yang selama ini dikenal sebagai raksasa teknologi ponsel, kini harus menghadapi ujian besar di lini otomotifnya. Sedan listrik Xiaomi SU7, yang sempat jadi primadona sejak debut awal 2024, resmi ditarik kembali alias recall setelah insiden kecelakaan maut yang menewaskan tiga mahasiswa di Tiongkok.
Menurut laporan Carscoops, Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR) Tiongkok mengumumkan bahwa ada 116.887 unit SU7 yang terdampak recall. Semua unit tersebut diproduksi antara Februari 2024 hingga Agustus 2025, atau sekitar 38 persen dari total 305 ribu unit yang sudah terjual hingga pertengahan 2025.
Masalah utamanya ada pada sistem bantuan mengemudi Level 2 (Navigate on Autopilot). Regulator menyebut sistem ini memiliki kemampuan pengenalan yang kurang memadai, sehingga tidak selalu bisa mendeteksi atau memperingatkan pengemudi dalam skenario tertentu. Kondisi ini jelas berisiko, terutama saat fitur highway pilot diaktifkan.
Kecelakaan Maut Jadi Pemicu
Kasus paling serius terjadi pada Maret lalu di jalan tol Dezhou-Shangrao. Saat itu, SU7 yang melaju sekitar 116 km/jam dengan mode Autopilot aktif dikabarkan mendeteksi “halangan di depan” dan mulai melakukan pengereman. Pengemudi sempat mengambil alih kemudi, namun mobil justru menabrak pembatas beton dan terbakar. Tiga penumpang di dalamnya tewas di tempat.
Insiden ini langsung memicu sorotan publik terhadap keamanan mobil otonom di Tiongkok. Apalagi, SU7 adalah salah satu sedan listrik paling populer dengan penjualan ratusan ribu unit hanya dalam waktu singkat.
Perbaikan Lewat Update Software
Xiaomi memastikan bahwa masalah ini akan diperbaiki melalui pembaruan perangkat lunak over-the-air (OTA). Artinya, pemilik tidak perlu datang ke bengkel, cukup menunggu update yang dikirim langsung ke mobil. Langkah ini diharapkan bisa mengembalikan kepercayaan konsumen sekaligus memenuhi standar keselamatan baru yang akan berlaku di Tiongkok mulai 2027.
Chen Jinzhu, CEO Shanghai Mingliang Auto Service, menilai recall ini bisa berdampak pada minat konsumen.
Baca Juga: Lupakan Mobil Boros, Toyota Rilis Jagoan Irit Rp 190 Jutaan dengan Konsumsi Bensin 20,5 Km/Liter
“Recall akibat sistem bantuan mengemudi yang bermasalah mungkin membuat sebagian konsumen ragu membeli mobil Xiaomi. Namun, di sisi lain, langkah ini juga menunjukkan komitmen Xiaomi untuk menyelesaikan masalah,” ujarnya.
Standar Baru, Tantangan Baru
Recall SU7 bertepatan dengan persiapan regulasi keselamatan baru di Tiongkok untuk mobil dengan sistem bantuan mengemudi Level 2. Aturan ini akan mulai berlaku pada 2027, dengan persyaratan performa yang lebih ketat. Artinya, semua produsen mobil listrik, termasuk Xiaomi, harus meningkatkan teknologi mereka agar sesuai standar.
Kasus recall Xiaomi SU7 menjadi pengingat bahwa teknologi otonom masih menghadapi tantangan besar. Meski menawarkan kenyamanan, sistem bantuan mengemudi tetap membutuhkan pengawasan penuh dari pengemudi. Bagi Xiaomi, langkah recall ini bisa jadi pukulan citra, tapi juga kesempatan untuk menunjukkan keseriusan mereka dalam menjaga keselamatan konsumen.
Dengan pasar mobil listrik yang semakin kompetitif, keberhasilan Xiaomi memperbaiki isu ini akan sangat menentukan apakah SU7 tetap bisa bersaing atau justru ditinggalkan konsumen.
Berita Terkait
-
Lupakan Mobil Boros, Toyota Rilis Jagoan Irit Rp 190 Jutaan dengan Konsumsi Bensin 20,5 Km/Liter
-
5 Penyebab Ban Mobil Tipis Sebelah, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
SUV Baru Toyota Bikin Honda HR-V Keringat Dingin: Harga Raize, Mesin Setara Innova
-
Disebut Mirip iPhone 17 Series, Berapa Harga Xiaomi 17 dan Kapan Rilis di Indonesia?
-
5 Mobil Bekas Rp50 Jutaan di Jogja yang Awet untuk Harian, Cocok Buat Anak Muda dan Keluarga
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
Terkini
-
Motor Listrik Yamaha Fokus untuk Transportasi Online Uji Sistem Baterai Tukar
-
Honda di IMOS 2025: Pamer ADV160 Baru hingga Bawa 'Mainan' Buat Anak Muda
-
Honda ADV160 Tampil Baru, AHM Optimis Pada Penjualan 2025
-
Lupakan Mobil Boros, Toyota Rilis Jagoan Irit Rp 190 Jutaan dengan Konsumsi Bensin 20,5 Km/Liter
-
Duel Yamaha XMAX Tech MAX vs Honda Forza 250, Perang Fitur Canggih dengan Selisih Harga 15 Jutaan
-
5 Penyebab Ban Mobil Tipis Sebelah, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
SUV Baru Toyota Bikin Honda HR-V Keringat Dingin: Harga Raize, Mesin Setara Innova
-
4 Pembeda Yamaha XMAX Tech Max Terbaru vs Lama, Bikin Ngiler Parah
-
Honda BeAT Dibuat Pucat, Skutik Keren Ini Cuma Rp 13 Jutaan Sarat Manfaat
-
Yamaha XMAX Connected TechMAX Masih Inden, Konsumen Baru Terima Unit November