Otomotif / Mobil
Selasa, 07 Oktober 2025 | 11:55 WIB
Kondisi Mercedes-Benz miliaran diduga milik kiai (X/RadioElshinta)
Baca 10 detik
  • Mobil mewah miliaran rupiah milik pengasuh pondok ditemukan remuk di bawah reruntuhan musala.
  • Mercedes-Benz tersebut diduga baru dibeli dua minggu sebelum insiden tragis di Sidoarjo ini.
  • Publik geram, membandingkan kemewahan kiai dengan konstruksi musala yang dituding asal jadi.

Suara.com - Sebuah ironi menyakitkan terungkap dari balik puing-puing musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny yang roboh di Sidoarjo.

Di tengah duka yang menyelimuti, sorotan publik justru tertuju pada bangkai mobil mewah seharga miliaran rupiah milik pengasuh pondok yang terkubur bersama reruntuhan.

Temuan ini sontak memicu perdebatan sengit di media sosial, mempertanyakan soal prioritas, kemewahan, dan dugaan kelalaian fatal di balik tragedi tersebut.

Mobil nahas itu kini menjadi simbol kontras yang memilukan antara kekayaan pribadi dan keselamatan para santri.

Baru 2 Minggu Mengaspal, Langsung Jadi Rongsokan

Mobil berwarna hitam yang berhasil dievakuasi tim Basarnas itu diduga kuat adalah sebuah Mercedes-Benz.

Kondisinya hancur total, gepeng tak berbentuk, menyisakan velg yang menjadi satu-satunya petunjuk identitasnya.

Warganet berspekulasi, jika melihat desain velg dan dimensinya, mobil ini bisa jadi Mercedes-Benz A 200 Hatchback (Rp 1 Miliar) atau bahkan S-Class yang harganya tembus Rp 3 miliar lebih.

Yang lebih membuat publik tercengang, sebuah informasi viral di media sosial menyebutkan sedan mewah asal Jerman ini baru dibeli sekitar dua minggu sebelum musibah terjadi.

Baca Juga: Ada dari Bekasi dan Semarang, Tim DVI Identifikasi 7 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny, Ini Daftarnya

“Fun fact, kyainya punya Fortuner lama, Pajero Sport Dakar Ulti, sama Vellfire gen 3, Mercedes itu ternyata baru 2 minggu belinya hehe,” tulis seorang pengguna X, yang langsung disambut ribuan komentar pedas.

Pernyataan "Takdir" yang Menuai Badai Kritik

Di tengah sorotan tajam, pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH Abdul Salam Mujib, angkat bicara dan menyebut musibah ini sebagai takdir.

"Saya kira memang ini takdir dari Allah. Jadi semuanya harus bisa bersabar. Dan mudah-mudahan diberi ganti oleh Allah yang lebih baik,” ujar KH Abdul Salam Mujib.

Pernyataan ini, alih-alih menenangkan, justru menyulut amarah warganet yang lebih besar.

Banyak yang menganggap pernyataan tersebut sebagai cara untuk lari dari tanggung jawab atas dugaan kelalaian konstruksi bangunan.

Load More