- Operasi SAR gabungan di lokasi runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo dihentikan setelah sembilan hari, dengan total 171 korban berhasil dievakuasi
- Dari total korban yang dievakuasi, 104 orang ditemukan selamat, sementara 67 orang meninggal dunia
- Fase penanganan bencana beralih dari pencarian dan pertolongan (SAR) ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi
Suara.com - Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, resmi berakhir setelah sembilan hari penyisiran yang menguras tenaga dan emosi.
Tim SAR gabungan memastikan seluruh korban telah dievakuasi dari puing-puing bangunan yang kini telah rata dengan tanah, menutup salah satu tragedi paling memilukan tahun ini.
Total, sebanyak 171 orang berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan empat lantai tersebut. Namun, kabar duka menyelimuti mayoritas temuan. Dari jumlah itu, hanya 104 orang yang ditemukan dalam kondisi selamat, sementara 67 lainnya dinyatakan meninggal dunia.
Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, mengungkapkan bahwa temuan di hari-hari terakhir pencarian begitu menyayat hati, di mana tim menemukan jenazah dalam kondisi tidak utuh.
“Temuan terakhir pada Senin (6/10) malam pukul 21.03 WIB berupa satu potongan tubuh korban,” ungkap Yudhi dalam konferensi pers, Selasa (7/10/2025).
Potongan tubuh tersebut langsung diserahkan kepada tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Penyisiran terakhir dilakukan pada Selasa pagi untuk memastikan tidak ada lagi korban yang tertinggal di bawah sisa material bangunan.
“Penyisiran kembali kami lakukan hari ini, sekali lagi di area yang sudah rata dengan tanah. Harapan kami tidak ada lagi korban yang tertinggal,” kata Yudhi sebagaimana dilansir Antara.
“Pagi hingga sore kemarin, kami menyisir seluruh area sekaligus melakukan pembersihan sisa-sisa bangunan. Malam harinya masih ditemukan satu body part, dan hari ini kami pastikan seluruh area benar-benar sudah aman," sambungnya.
Baca Juga: Polda Jatim Bakal Tetapkan Tersangka Usai Evakuasi Tragedi Ponpes Al Khoziny Rampung
Senada dengan Basarnas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengonfirmasi bahwa seluruh jenazah telah ditemukan. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, memberikan rincian mengenai kondisi para korban yang ditemukan meninggal.
“Seluruh jenazah sudah ditemukan. Dari total itu, 61 dalam kondisi utuh dan ada tujuh berupa potongan tubuh,” kata Budi.
Meski operasi pencarian secara teknis telah selesai, kepastian jumlah akhir korban secara individu masih menunggu hasil kerja tim DVI Polri. Proses identifikasi ini krusial untuk memastikan apakah tujuh bagian tubuh yang ditemukan merupakan korban yang sama atau individu berbeda.
“Dari sisi teknis, operasi Basarnas telah dianggap selesai karena tidak ada lagi tanda-tanda korban di bawah reruntuhan. Namun kepastian jumlah korban secara resmi baru dapat dipastikan setelah proses DVI selesai,” papar Budi.
Dengan berakhirnya fase pencarian, penanganan tragedi ini memasuki babak baru. Basarnas secara resmi menyerahkan mandat kepada BNPB untuk melanjutkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi bagi para korban selamat dan area terdampak.
“Dari sisi SAR, kami akan selesaikan hari ini. Tahapan berikutnya akan dilanjutkan oleh BNPB,” tutup Yudhi.
Berita Terkait
-
Polda Jatim Bakal Tetapkan Tersangka Usai Evakuasi Tragedi Ponpes Al Khoziny Rampung
-
Berhasil Identifikasi, 17 Jasad Santri Tragedi Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga
-
Ada dari Bekasi dan Semarang, Tim DVI Identifikasi 7 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny, Ini Daftarnya
-
BNPB Klaim Tragedi Ambruknya Ponpes Al Khoziny sebagai Bencana dengan Korban Terbanyak 2025
-
Netizen Bandingkan Runtuhnya Al Khoziny dan Sampoong: Antara Dibela vs Dipenjara
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional