Otomotif / Mobil
Rabu, 17 Desember 2025 | 11:42 WIB
Pabrik Vinfast di Subang, Jawa Barat diresmikan pada Senin (15/12/2025). [Suara.com/Michele Alessandra]
Baca 10 detik
  • VinFast meresmikan pabrik perakitan CKD di Subang, Jawa Barat, untuk merakit berbagai model kendaraan listriknya.
  • Harga jual kendaraan VinFast tidak akan berubah meskipun produksi telah beralih menjadi rakitan lokal dari impor.
  • Pabrik di Indonesia ini juga direncanakan menjadi basis ekspor kendaraan setir kanan ke negara lain di masa depan.

Suara.com - Produsen otomotif asal Vietnam, VinFast, resmi menancapkan kuku bisnisnya lebih dalam di pasar tanah air dengan meresmikan pabrik perdananya di kawasan Subang, Jawa Barat. Fasilitas ini diproyeksikan menjadi tulang punggung perakitan sejumlah model kendaraan listrik andalan mereka, mulai dari model entry level VinFast VF3, VF5, hingga seri yang lebih tinggi yakni VF7.

Kehadiran pabrik perakitan lokal atau Completely Knocked Down (CKD) ini tentu memicu ekspektasi tinggi di kalangan konsumen otomotif. Banyak yang berharap lokalisasi produksi ini akan berdampak signifikan pada penurunan harga jual unit dibandingkan versi impor utuh atau Completely Built Up (CBU).

Namun nyatanya VinFast tidak akan melakukan penyesuaian harga. Pihak manajemen VinFast menegaskan bahwa harga kendaraan mereka tidak akan mengalami perubahan meski statusnya kini sudah dirakit di Subang. Hal ini disebabkan oleh skema insentif yang sudah berlaku sejak unit tersebut masih berstatus impor.

Kariyanto Hardjosoemarto, CEO VinFast Indonesia, memberikan penjelasan logis mengenai strategi harga tersebut. Menurutnya, konsumen tidak perlu khawatir mengenai perbedaan nilai, karena benefit insentif pemerintah sudah diaplikasikan sejak awal.

“Dalam hal harga, unit yang kita jual saat ini meski masih CBU sudah mendapatkan insentif dari pemerintah. Jadi secara harga tidak ada perbedaan, baik CBU maupun CKD,” ujar Kariyanto Hardjosoemarto.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa produk CBU VinFast sebelumnya telah memenuhi kriteria untuk mendapatkan insentif program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Oleh karena itu, transisi dari impor ke produksi lokal tidak serta-merta mengubah struktur harga jual ke konsumen akhir.

“Karena CBU nya sendiri sudah dapat insentif, jadi tidak serta merta meski sudah CKD ada perubahan harga. Ke depan, harga CBU dan CKD akan sama, tidak ada perbedaan,” katanya menegaskan.

Selain fokus memenuhi permintaan domestik yang terus tumbuh, pabrik Subang ini juga dirancang dengan visi strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor. VinFast melihat potensi besar untuk mengirimkan unit buatan Indonesia ke negara-negara yang menganut sistem kemudi setir kanan.

CEO VinFast Asia, Pham Sanh Chau, menyebutkan bahwa peta jalan ekspor ini sudah ada sejak awal perencanaan investasi mereka di nusantara.

Baca Juga: Intip Harga Mobil Bekas VinFast, Masih Layak Dibeli 2025? Ini Spesifikasinya

“Ketika kami memilih Indonesia, tentu kami juga memikirkan ekspor produk kami. Ada banyak negara yang menggunakan setir kanan yang bisa kita kirim ke sana,” ujarnya.

Pabrik Vinfast di Subang, Jawa Barat diresmikan pada Senin (15/12/2025). [Suara.com/Michele Alessandra]

Kendati demikian, realisasi ekspor tidak akan dilakukan secara terburu-buru. VinFast berkomitmen untuk memprioritaskan ketersediaan unit bagi konsumen di Indonesia terlebih dahulu. Kepuasan pasar domestik menjadi tolak ukur utama sebelum ekspansi ke mancanegara dilakukan.

“Ketika kami sudah puas dengan produk dan pasar domestik di Indonesia, barulah kami mulai memikirkan ekspor,” kata Chau.

Mengenai kapan unit rakitan Subang mulai membanjiri jalanan, proses produksi massal dijadwalkan bergulir dalam waktu dekat. Tahapan ini sekaligus menjadi momen evaluasi kapasitas suplai perusahaan.

“Bulan depan kami akan memulai produksi massal. Dari situ kami akan melihat kira-kira berapa volume yang bisa kami ekspor,” pungkasnya.

Load More