Suara.com - Akuntan Indonesia dapat tingkatkan daya saingnya dengan memperoleh sertifikasi akuntan professional ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun depan. Pernyataan ini dikemukakan oleh Professor Dr. David Bond, guru besar akutansi dan keuangan dari University of Technology Sydney (UTS) pada saat sesi wawancara di gedung World Trade Center II, Jakarta.
“Saat ini, Indonesia terancam kebanjiran akuntan professional dari negara ASEAN lainnya seperti Filipina dan Singapura. Tetapi dengan lebih banyak lagi akuntan Indonesia memiliki sertifikasi, Indonesia dapat bersaing kuat di dalam negeri serta dapat mengambil manfaat dari pasar MEA yang terbuka luas,” ujar Bond dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Rabu (18/11/2015).
Di sektor jasa, terdapat 8 jenis jasa yang akan dibuka persaingannya secara regional, salah satunya adalah jasa profesi akuntan. Tantangan bagi akuntan profesional di Indonesia akan semakin kompetitif dengan diberlakukannya pasar bebas sektor jasa dalam MEA 2015.
Saat ini jumlah akuntan profesional Indonesia masih rendah, dimana tersedia sekitar 1 akuntan profesional per 10.000 penduduk. Sedangkan, Australia memiliki sekitar 8 per 10.000 penduduk dan Malaysia dengan sekitar 4 per 10.000 penduduk.
Menurut data Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada Februari 2014, ketersediaan akuntan profesional di Indonesia belum mencukupi kebutuhan dunia kerja. Data terakhir menunjukkan bahwa setidaknya dibutuhkan sekitar 452 ribu akuntan professional. Padahal data Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kemenkeu mencatat bahwa hanya tersedia kurang dari 16 ribu akuntan profesional. Hingga awal tahun 2014, setidaknya terdapat 226.000 perusahaan di Indonesia yang memerlukan jasa akuntan.
Dalam kesempatan ini Bond memaparkan bahwa sertifikasi akuntan profesional dapat memberikan manfaat yang banyak kepada akuntan Indonesia, seperti lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan dan mempunyai kreditabilitas yang tinggi hingga diterima dengan baik apabila ingin mengambil peluang di kawasan ASEAN.
Selain mengejar sertifikasi, akuntan profesional Indonesia perlu memiliki kemampuan bahasa Inggris yang tinggi untuk bersaing di MEA. Bond menjelaskan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa bisnis, dan tentu saja merupakan bahasa utama pada saat MEA dibuka.
“Era globalisasi dan upaya untuk menyatukan suatu kawasan perlu menggunakan satu bahasa supaya bisnis berjalan dengan lancar,” ujar Bond. “Semua siswa internasional, termasuk siswa dari Indonesia, lulusan jurusan akuntansi University of Technology Sydney telah dibekali dengan ilmu yang terakreditasi oleh ikatan akutansi profesional Australia dan kemampuan bahasa Inggris yang tinggi sehingga mereka siap bersaing di Indonesia dan di MEA.”
UTS:INSEARCH, penyedia program Pathway menuju University of Technology Sydney, mulai tahun depan akan membuka program Pathway di bidang bisnis dan teknik di Jakarta. Program yang disebut jalur menuju (Pathway) UTS ini bekerja sama dengan UniSadhuGuna International College (UIC).
“Dengan adanya program Pathway bisnis dan teknik UTS:INSEARCH di Jakarta, kami berkomitmen untuk memperkuat daya saing sumber daya manusia Indonesia untuk menghadapi MEA,” ujar Mariam Kartikatresni, Director Indonesia Development UTS:INSEARCH.
Untuk pendaftaran kelas 2016, UTS:INSEARCH akan memberikan potongan harga pendaftaran hingga 50 persen sampai akhir Desember 2015. Para mahasiswa yang telah mendaftar dapat menjalankan program Pathway pada tahun pertama di Jakarta dan kemudian menyelesaikan dua tahun berikutnya gelar sarjana S1 mereka di University of Technology Sydney. “UTS:INSEARCH sudah lebih dari 20 tahun berada di Indonesia dan masih memiliki komitmen yang kuat untuk membimbing dan mendidik pemimpin masa depan Indonesia di era globalisasi,” tutup Mariam.
Berita Terkait
-
Magang PAM JAYA 2025 Dibuka, Peluang Emas Fresh Graduate dan Kisaran Gajinya
-
Gen Z Ogah Jadi Akuntan, Masa Depan Profesi di Ujung Tanduk
-
Pelopor Pendidikan Manajemen Indonesia Resmi Raih Akreditasi Unggul Akuntansi
-
5 Software Akuntansi Berbasis Cloud, Dijamin Murah
-
Rekomendasi Software Akuntansi Online Terbaik pada 2025, Ini Daftarnya
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Mengenal Inovasi dan Manfaat Lelang bagi Perekonomian Nasional
-
Rakhano Rilis "Sempat Tak Sempat", Lagu Galau yang Bikin Susah Move On
-
Paramount Land Gelar Pesta Rakyat 'Sinergi dalam Satu Harmoni'
-
Edukasi dan Promosi Kelestarian Hutan, FSC Forest Week di Indonesia Resmi Diluncurkan
-
Pastry Chef Audrey Tampi Gelar Demo Masak Eksklusif di Jakarta
-
Custom Desain Cincin Pernikahan Jadi Tren, Buat Cinta Makin Jadi Lebih Bermakna
-
Meriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-79 dengan Tingkatkan Nasionalisme dan Eratkan Kebersamaan antar Karyawan
-
Rayakan HUT RI, Pergikuliner Festival Ruang Rasa Hadirkan Ragam Kuliner Indonesia di Central Park
-
Rayakan Hari Kemerdekaan Bersama Lebih dari 6000 Siswa dengan Berbagi Es Krim Gratis di Seluruh Indonesia
-
Terinspirasi HUT RI di IKN, The House of Arwuda Luncurkan Parfum Independence