Suara.com - Tontowi Ahmad - Liliyana Natsir kini berdiri sejajar dengan para pendahulunya di sektor ganda campuran yang berhasil meraih gelar Indonesia Open dua kali berturut-turut atau lebih.
Tontowi - Liliyana berhasil merengkuh gelar Indonesia Open 2018 usai menekuk wakil Malaysia, Chan Peng Soon - Goh Liu Ying dua gim langsung dengan skor 21-17, 21-8.
Hal itu menjadikan pasangan ganda campuran peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu mencatatkan rekor atau penghargaan yang tak sembarangan pebulutangkis bisa meraihnya.
Sebelum milestone atau penghargaan ini di capai Owi - Butet sapaan akrab Tontowi - Liliyana, Christian Hadinata - Ivanna Lie lebih dulu mencatatkan tinta sejarah saat meraih gelar Indonesia Open 1983 dan 1984.
Selain mereka, Tri Kusharyanto - Minarti Timur juga melakukannya, bahkan dengan catatan yang lebih spektakuler. Tri - Minarti mampu menjuarai turnamen bulutangkis paling akbar se Indonesia itu dalam kurun waktu 1995 hingga 1999.
Pencapaian itu, menurut Owi - Butet sangat berarti bagi mereka. Meski hal itu bukan menjadi tujuan utama keduanya sebagai pemain bulutangkis profesional.
"Kami sih nggak terlalu memperhatikan bisa kembali ke peringkat satu dunia (dan pencapaian meraih gelar Indonesia Open berturut-turut)," kata Tontowi Ahmad.
Sementara bagi Liliyana, pencapaian ini akan menjadi modal berharga keduanya menatap Asian Games 2018 yang akan berlangsung pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 mendatang.
Apalagi, dari sederet prestasi yang telah diraih keduanya. Hanya Asian Games yang belum mampu mereka raih.
"Jadi kemenangan ini bisa menjadi modal di Asian Games nanti. Tetapi Asian Games kan berbeda, walaupun lawan yang dihadapi tetap sama. Kita sudah tau lawannya siapa saja dan kita sudah pelajari juga. Di sisa waktu kami yang ada kami harus mempersiapkan secara maksimal," kata Liliyana menimpali.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025