Suara.com - Berakhirnya seri MotoGP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, Minggu (18/11/2018) lalu, tak hanya menandai selesainya MotoGP 2018. Akhir dari balapan itu juga menjadi penanda berakhirnya Dani Pedrosa di lintasan MotoGP.
Seperti diketahui, sejak beberapa bulan lalu Dani Pedrosa telah memutuskan pensiun. Pebalap Spanyol itu mengakhiri karier balap profesional setelah kontraknya tak diperpanjang tim Repsol Honda.
Wajar jika pihak Honda menghentikan kerja sama dengan pebalap 33 tahun itu setelah bersama selama 13 musim.
Sebelum tampil buruk di MotoGP 2018, penurunan performa Dani Pedrosa memang sudah terlihat di musim-musim sebelumnya.
Khusus musim 2018, tercatat Dani Pedrosa tak pernah memenangkan balapan. Bahkan tak sekalipun meraih podium dari 19 seri yang berlangsung.
Hasil itu membuat posisinya di klasemen akhir MotoGP 2018 tercecer hingga posisi 11.
Sebelum sampai dipenghujung karier, Dani Pedrosa terkenal sebagai pebalap muda dengan talenta luar biasa.
Tiga gelar juara dunia yang diraih Pedrosa (satu di kelas Moto3 dan dua Moto2) menjadi bukti bagaimana hebatnya Pedrosa sebelum promosi ke MotoGP.
Untuk mengenang karier balap Dani Pedrosa, berikut 5 fakta menarik seputar pebalap yang dijuluki The Little Spaniard:
Baca Juga: 4 Desain Helm Keren dan Gahar Pebalap MotoGP Saat Tes di Valencia
1. Setia Bersama Honda
Dani Pedrosa menjalani debut profesional pada 2001 silam di kelas 125cc bersama tim Telefonica MoviStar Junior Team. Saat itu dirinya mengendarai motor Honda RS125.
Sejak saat itu Pedrosa tak pernah berpindah ke lain hati. Hingga memutuskan pensiun, dia terus menunggangi kuda besi Honda dalam usahanya bersaing memperebutkan gelar juara, baik dikelas Moto2, maupun MotoGP.
Saat naik kelas ke Moto2 atau 250cc, Dani Pedrosa mengendarai motor Honsa RS250R, dan saat promosi di kelas para raja atau MotoGP, Pedrosa menggunakan RC212V, hingga yang terakhir RC213V.
Tentu "kesetiaan" itu bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan para pebalap manapun.
Bahkan, saat menjalani debut dikelas MotoGP pada 2006 hingga memutuskan pensiun pada 2018, Pedrosa hanya membela satu tim, yakni Repsol Honda.
2. Mengidolai Legenda MotoGP, Mick Doohan
Semua orang memiliki idola dalam hidupnya, tak terkecuali pebalap hebat seperti Dani Pedrosa. Kepada BoxRepsol, Pedrosa menyebut legenda MotoGP asal Australia, Mick Doohan merupakan idolanya.
Sejak kecil, Pedrosa mengaku terinspirasi kehebatan Mick Doohan. Perjalanan kariernya hingga bisa menembus kelas MotoGP pun tak lepas dari 'jasa' lima kali juara dunia tersebut.
"Gaya balap Mick Doohan sangat agresif dan dia mengendarai salah satu motor paling ekstrim di eranya. Dia memiliki segalanya untuk menjadi pemenang. Ketika saya belajar menjadi pebalap, mimpi terbesar saya adalah untuk bisa seperti dia," kata Pedrosa.
3. Pecahkan Dua Rekor Sulit
Meski pada akhirnya gagal meraih juara dunia di kelas MotoGP, Dani Pedrosa mampu memecahkan berbagai rekor yang bisa dibilang sulit diulang para pebalap lain.
Dani Pedrosa merupakan satu-satunya pebalap dalam kurun waktu 70 tahun yang mampu selalu memenangi satu seri balapan dalam 16 musim beruntun.
Rekor tersebut dibukukannya dengan menunggangi satu motor pabrikan; Honda.
Selain itu, dia juga masih memegang rekor sebagai pebalap Honda dengan kemenangan terbanyak.
Saat ini dirinya telah memenangi 54 podium pertama yang membuatnya setara dengan legenda sekaligus idolanya, Mick Doohan.
4. Mendapat Julukan The Little Samurai
Pedrosa yang lahir di Sabadell, Spanyol, 29 September 1985, memiliki nama lengkap Daniel Pedrosa Ramal.
Banyak penggemar yang menjulukinya dengan sebutan, The Little Samurai atau Samurai Kecil.
Jika diperhatikan, tak ada keterkaitan erat antara Pedrosa dengan samurai yang notabene merupakan benda tajam khas Jepang.
Namun, ternyata ada sisi unik yang membuat samurai menjadi lekat dengan pebalap 33 tahun tersebut.
Dilansir BoxRepsol, Dani Pedrosa bercerita bagaimana dirinya mendapat julukan The Little Samurai.
Menurut Pedrosa, kecintaanya akan budaya Negeri Sakura merupakan alasan utama.
"Jelas saya menjadikan 'The Little Samurai' sebagai logo. Saya terus melihatnya dalam keseharian saya. Tentu menghabiskan seluruh karier bersama Honda membuat saya mendapatkan banyak hadiah dari para penggemar di Jepang. Hal itu yang membuat saya selalu ingat Jepang," jelasnya.
"Saya punya keterikatan yang kuat dengan Jepang dan orang-orangnya. Mereka memainkan peran yang besar dalam hidup saya," tutur Dani Pedrosa.
5. Dinisbatkan sebagai Legenda MotoGP
Dani Pedrosa resmi dinisbatkan sebagai Legenda MotoGP jelang bergulirnya seri MotoGP Valencia. Meski tak pernah meraih gelar juara dunia MotoGP sepanjang kariernya, dia dinilai punya dampak besar dalam perkembangan MotoGP.
Menjalani debut di kelas 125cc pada 2001 silam, dia telah menorehkan berbagai capaian yang bisa dibilang sulit untuk dilakukan pebalap lain.
Dani Pedrosa merupakan tiga kali juara dunia, yakni satu kali di kelas Moto3 dan sisanya di kelas Moto2.
Selain itu, dirinya merupakan pebalap ketiga yang paling sering naik podium, di belakang Valentino Rossi dan Giacomo Agostini.
Selama 17 tahun kariernya, Dani Pedrosa telah meraih 153 kali podium dengan rincian 54 kali menang, 52 kali runner-up, dan 47 kali menempati posisi ketiga.
"Ini merupakan momen emosional yang tentunya tak pernah anda harapkan atau pikirkan saat kecil dahulu. Saya merasa MotoGP telah memberikan banyak hal dalam hidup dan pada dasarnya saya memang selalu ada di sini, dan MotoGP memberikan banyak pelajaran hidup kepada saya," ujar Pedrosa dilansir laman resmi MotoGP.
Dinisbatkan sebagai Legenda MotoGP, Pedrosa kini setara dengan nama-nama pebalap legendaris, seperti Mick Doohan, Giacomo Agostini, Angel Nieto, Mike Hailwood, Kevin Schwantz, Casey Stoner, hingga Nicky Hayden.
Berita Terkait
-
Update Harga Brio Lama Tahun 2012-2014, Tiap Tipe dan Spesifikasi
-
6 Motor Bekas Bandel Mulai Rp2 Jutaan, Enggan Punah dan Bikin Pendatang Baru Ketar-ketir
-
Berpacu Dalam Sinergi, Wujud Nyata Honda dalam Mendorong Gaya Hidup Berkelanjutan
-
Beda Hampir 2 Juta, Ini Racun Tersembunyi Vario 125 CBS vs CBS-ISS yang Jarang Diungkap
-
Gagal ke Mandalika, Pria Ini Malah Menang Undian Nonton MotoGP di Italia Gratis!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025