Suara.com - Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan membeberkan pertandingan terberat yang pernah mereka lakoni bersama.
“Buat saya Asian Games 2014 karena saat itu saya habis cedera,” ungkap Ahsan dalam temu media virtual yang diikuti di Jakarta, Kamis (12/11/2020).
Di Asian Games 2014 Incheon, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berhadapan dengan wakil tuan rumah Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong pada partai final.
Ahsan mengatakan ada beberapa alasan yang membuat pertandingan di Asian Games 2014 itu menjadi sangat berat bagi dia. Selain karena baru sembuh dari cedera, rekor pertemuan antara keduanya juga tak begitu bagus.
Belum lagi, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, yang pada saat itu berstatus ganda putra nomor satu dunia, sangat diuntungkan dengan status tuan rumah.
“Mereka adalah lawan nomor satu pada saat itu. Kami sebelumnya juga sudah kalah terus,” katanya seperti dimuat Antara.
“Kami juga ditargetkan untuk dapat medali emas. Belum lagi rumor tentang pelatih kami yang akan diganti kalau kami kalah. Jadi kami benar-benar tertekan,” ungkapnya.
Meski diakuinya banyak tantangan hingga menguras mental, Ahsan/Hendra pada akhirnya berhasil mempersembahkan medali emas untuk Merah Putih.
Ahsan/Hendra menang lewat rubber game dengan skor akhir 21-16, 16-21, 21-17.
Baca Juga: Tatap Tiga Tur Asia di Awal 2021, Hendra / Ahsan Siap Kerja Keras
Sementara itu, pertandingan yang paling “menyeramkan” untuk dikenang bagi Hendra adalah final All England 2019. Pada saat itu, Hendra harus menahan rasa sakit saat bertemu wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
"All England 2019 karena otot saya sempat ketarik, tapi saya mikir bahwa kami punya kesempatan untuk menang. Jadi saya paksain main terus," ujar Hendra.
Perjuangan tersebut tak sia-sia. Toh, mereka pada akhirnya berhasil mengunci satu-satunya gelar untuk Indonesia usai mengakhiri perlawanan Aaron Chia/Soh Wooi Yik 11-21, 21-14, 21-12.
Berita Terkait
-
Muhammad Shohibul Fikri Langganan Jadi Runner Up, 'The Real Manusia Silver
-
Gagal Juara All England 2025, Leo/Bagas: Kami Sudah Berusaha
-
Jadi Runner Up All England 2025, Perjuangan Leo/Bagas Layak Diapresiasi
-
Juara Baru All England 2025, China dan Korea Selatan Sabet 2 Gelar
-
Jadwal Final All England 2025, Siapa Juara Baru Tahun Ini?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
7 Pebulu Tangkis Indonesia Diduga Terlibat Pengaturan Skor: PBSI Belum Tahu, PB Djarum Akui
-
Valentino Rossi Jumpa Ketua Umum PSSI di Jakarta, untuk Apa?
-
ITDC Klaim Tiket MotoGP Mandalika 2025 Terjual 87 Persen
-
Antusiasme Penonton IHR Cup II 2025 Payakumbuh: Pecahkan Rekor, Tembus 50 Ribu Pengunjung
-
Semarang Jadi Tuan Rumah 76 Indonesian Downhill Urban 2025 Seri 2, Adu Nyali Rider di Trek Ekstrem
-
Lantian Juan Juara Umum Trial Game Dirt 2025 Seri Solo
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia