Suara.com - Atlet tolak peluru putri AS, Raven Saunders, terancam sanksi dari Komite Olimpiade Internasional. Ini dikarenakan dirinya melakukan sikap protes di podium medali Olimpiade Tokyo 2020, Minggu (1/8/2021)
Aksi protes di podium yang dilakukan Saunders merupakan yang pertama kalinya terjadi di Olimpiade Tokyo.
Atlet Afrika-Amerika berusia 25 tahun itu menyilangkan tangannya dalam bentuk "X" selama upacara penyerahan medali pada Minggu waktu setempat di Stadion Olimpiade setelah meraih perak.
Media AS, seperti dikutip AFP, melaporkan bahwa Saunders, yang berkulit hitam dan pendukung hak-hak LGBT, mengatakan sikapnya dibuat sebagai solidaritas pada "orang-orang tertindas".
Setelah meraih medali perak pada Minggu, Saunders mengatakan dia ingin mewakili "orang-orang di seluruh dunia yang sedang berjuang dan tidak memiliki platform untuk berbicara sendiri."
Protes Saunders menjadi ujian pertama dari aturan Komite Olimpiade Internasional yang melarang protes dalam bentuk apa pun di podium medali Olimpiade.
IOC mengubah aturannya mengenai protes atlet menjelang pertandingan, dengan mengatakan bahwa protes damai sebelum kompetisi akan diizinkan.
Namun badan penyelenggara Olimpiade itu mempertahankan aturan ketat terhadap protes di podium medali.
Tidak jelas sanksi apa yang akan dihadapi Saunders.
Pedoman IOC yang diperbarui yang dirilis bulan lalu mengatakan bahwa konsekuensi sanksi disiplin untuk aksi protes akan "sebanding dengan tingkat gangguan dan sejauh mana pelanggaran itu tidak sesuai dengan nilai-nilai Olimpiade."
Baca Juga: 4 Pemain Bulutangkis Non Unggulan yang Berhasil Rebut Emas Olimpiade
Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat mengatakan sebelum pertandingan, mereka tidak akan memberikan sanksi kepada para atletnya karena melakukan protes.
USOPC melunakkan pendekatannya terhadap atlet yang memprotes di podium setelah peninjauan aturan menyusul protes berskala nasional di Amerika Serikat tahun lalu setelah pembunuhan George Floyd.
Para ahli mengatakan IOC tidak mungkin mengambil pendekatan keras terhadap atlet yang melakukan protes di Tokyo, mengingat kemungkinan reaksi hubungan masyarakat yang kemungkinan akan mengikuti sanksi apa pun. Antara
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Jadwal Bulu Tangkis SEA Games 2025 Hari Ini: Putri KW Awali Perjuangan Wakil Indonesia di 8 Besar
-
Bersinar di SEA Games 2025, Jason Donovan: Target Saya Selanjutnya Asian Games
-
Penantian 22 Tahun, Akhirnya Indonesia Raih Medali Emas SEA Games dari Cabor Lompat Galah Putri
-
Persembahkan Emas SEA Games 2025, Perenang Keturunan Jerman Ungkap Target Lebih Tinggi
-
Cedera ACL Masih Membekas, Lalu Muhammad Zohri Persembahkan Medali Perak di SEA Games 2025
-
Klasemen Medali SEA Games 2025: Indonesia Koleksi 14 Emas, tapi Disalip Vietnam
-
Profil Dwi Ani Retno Wulan Atlet MMA Rembang Pencetak Sejarah di SEA Games 2025
-
Klasemen SEA Games 2025 Hari Ini: Thailand Sulit Dikejar, Indonesia Koleksi 14 Emas
-
Penantian Panjang Berakhir! Timnas 3x3 Putri Indonesia Raih Emas SEA Games 2025
-
Jaga Tradisi Juara, Magelang Tutup Rangkaian Program PBSI Kenalkan Bulu Tangkis Usia Dini