Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali mengatakan, dirinya tengah merubah paradigma masyarakat Indonesia dengan menjadikan olimpiade sebagai sasaran utama dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) karena dia event olahraga paling bergengsi di di dunia, sementara Asian Games dan SEA Games hanya sasaran antara saja.
Menurutnya, hal itu dilakukan karena ingin memperluas cabang-cabang olahraga yang ditargetkan untuk meraih medali atau prestasi di ajang tertinggi olahraga dunia tersebut dan tidak bertumpu pada satu cabang olahraga saja.
“Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat, mulai sekarang kita akan merubah cara berpikir kita yang tertumpu kepada cabang-cabang olahraga tertentu. Tetapi kita harus luaskan basis-basis prestasi kita untuk cabang-cabang olahraga yang kita sudah perkirakan memungkinkan untuk bisa berprestasi lebih baik di tingkat dunia,” ujar Amali saat menjadi narasumber secara live program Presisi Siang, Polri TV, Kamis (5/8/2021).
Amali menjelaskan, dalam DBON yang merupakan tindaklanjut dari arahan presiden Joko Widodo tersebut, pemerintah tidak lagi menargetkan jumlah perolehan medali pada tiap-tiap cabang olahraga yang dipertandingkan. Melainkan menargetkan kenaikan peringkat olimpiade dunia setip mengikuti ajang tersebut.
Misalnya, pada Olimpiade Tokyo 2020 ditargetkan berada di urutan 40 dan naik dari olimpiade sebelumnya di Rio De Jeneiro 2016 dengan urutan 46, dan seterusnya hingga olimpiade 2044.
“Insya Allah ini kalau ini konsisten kita lakukan dan tentu kalau kita sama dengan apa yang sudah digariskan dalam Desain Besar Olahraga Nasional, insya Allah capaian-capaian kita akan makin baik,” harapnya.
Hal itu sekaligus mengubah paradigma masyarakat yang selalu menjadikan jumlah perolehan medali sebagai ukuran. Menurut Amali, kalau diukur dari perolehan medali, apa yang dicapai kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 sudah memenuhi target karena berhasil meningkatkan jumlah perolehan medali di mana mendapatkan 1 emas, 1 perak dan 2 medali perunggu. Sementara olimpiade Rio De Jeneiro hanya mendapat 1 emas dan 2 perak saja.
“Karena ini kan perubahan paradigma ini baru ya, kalau kita masih tetap dengan target yang lama sudah tercapai yakni perolehan medali sudah tercapai bahkan melampaui. Tetapi sekarang kita mengubah cara kita mengukur. Kita harus konsisten menempatkan parameter yang hendak kita capai yakni kita ingin mencapai peringkat-peringkat olimpiade,” jelasnya.
Kemudian untuk regenerasi atlet, Amali mengungkapkan bahwa dalam Desain Besar Olahraga Nasional pembinaan akan dilakukan sejak dari usia dini bahkan di tingkat anak-anak, SD, SMP dan SMA.
Baca Juga: Indonesia Gagal Penuhi Target di Olimpiade Tokyo, Begini Komentar Menpora
Pemerintah tidak ingin lagi memperoleh prestasi dengan cara-cara seperti yang ada saat ini yakni menemukan atlet tanpa didesain dan tidak ada generasi penerusnya.
“Jadi kami akan menerapkan pembinaan atlet secara terstruktur, kemudian sistematis dan masif di seluruh daerah untuk mendapatkan talenta. Karena talenta itu ada daerah bukan ada di Ibukota,” jelasnya.
Amali mencontohkan, beberapa talenta yang mendapat medali di olimpiade baru-baru ini dating dari daerah seperti peraih medali perunggu angkat besi Windy Cantika Aisah dan peraih medali emas Bulutangkis, Apriani Rahayu. Dengan demikian, bakat-bakat lebih banyak lagi didapatkan dengan pembinaan.
“Dengan cara ini akan kita lebih pertajam lagi, sehingga kita bisa mendapatkan tim yang kuat dan siap untuk bisa bertanding di level olimpiade,” ungkapnya.
Meski begitu, Amali memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada para atlet yang sudah bertanding di olimpiade 2020 terutama yang sudah meraih medali.
“Saya bersyukur dan berterima kasih serta apresiasi terhadap capaian dari kontingen Indonesia yang sudah mengharumkan nama bangsa di kancah olimpiade atau tempat pertandingan olahraga paling tinggi, paling bergengsi dan paling prestisius di dunia,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Atlet Voli Pakai Bikini, Anggota DPR: Matikan TV karena Islam Haramkan Tonton Aurat
-
Atlet Australia Rusak Fasilitas Olimpiade Sebelum Tinggalkan Jepang, Panitia Kesal
-
Bocoran 5 Desain Rumah Baru Mohammad Ahsan, Konsep Modern Sarat Perjuangan
-
Atlet Belarusia Terciduk di Bandara Narita untuk Terbang ke Wina
-
Petugas Klaim 119.753 Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Telah Sembuh
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
Terkini
-
Perluas Jangkauan Pembinaan, PBSI Gelar Festival SenengMinton di Purwokerto
-
Borneo Hornbills Resmi Berevolusi Menjadi Bogor Hornbills Jelang IBL 2026
-
IHR Piala Raja Hamengku Buwono X 2025: Sportainment Paduan Tradisi Historis dan Budaya Modern
-
SEA Games 2025: Skuad Bulu Tangkis Berubah, Indonesia Turunkan Tim Terbaik
-
Peta Medali SEA Games 2025: Indonesia Kehilangan 41 Potensi Emas
-
Jadwal F1 GP Brasil 2025: Potensi Duel Panas Norris, Piastri dan Max Verstappen
-
Lifter Rizki Juniansyah Diangkat Jadi Letnan Dua TNI usai Juara Dunia 2025
-
KONI Isyaratkan PON 2028 Prioritaskan Cabor Olimpiade
-
Dhinda 'Meledak' di Korea Masters 2025: Tembus Perempat Final dan Makin Percaya Diri
-
Lolos 8 Besar Korea Masters 2025, Ubed Belum Puas!