Suara.com - Atlet figure skating Jepang Yuzuru Hanyu mengumumkan pensiun pada Selasa (19/7/2022) kemarin. Pengumuman Yuzuru itu disampaikan lewat konferensi pers di Tokyo.
Masyarakat Jepang tentu sangat kehilangan sebab Yuzuru Hanyu merupakan ikon figure skating baik di Jepang maupun dunia. Bagaimana sepak terjang Yuzuru Hanyu? Yuk simak penjelasannya sebagai berikut ini.
Sepak Terjang Yuzuru Hanyu
Yuzuru Hanyu lahir di Sendai, Jepang pada 7 Desember 1994 yang berarti kini usianya 27 tahun. Ia mulai bermain skating pada usia 4 tahun dan melakukan debut internasional juniornya pada 2008.
Pada tahun 2008 itu, Yuzuru Hanyu memenangkan Kejuaraan Junior Jepang di usia 13 tahun kemudian lolos ke Kejuaraan Dunia Junior 2009. Selanjutnya, Yuzuru Hanyu memasuki debut internasional senior di musim 2010-2011 dengan meraih perunggu pada debut kejuaraan dunia pada Maret 2012.
Setelahnya, Yuzuru Hanyu bergabung dengan pelatih legendaris asal Kanada, Brian Orser dan memindahkan basis pelatihannya ke Toronto. Masa kompetitif Yuzuru Hanyu dimulai saat berhasil menyabet 4 medali emas Grand Prix Final antara tahun 2013 dan 2016 serta 2 gelar kejuaraan dunia pada tahun 2014 dan 2017.
Penampilan Olimpiade pertama Yuzuru Hanyu berlangsung di Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, Rusia yang mengubahnya sebagai ikon global. Di sana Yuzuru Hanyu menjadi skater pria pertama yang menembus batas 100 poin dalam short program skor 101,45 sebelum mengalahkan Patrick Chan dari Kanada di free skating untuk menjadi peraih medali emas pertama Jepang di segmen pria. Selain itu Yuzuru Hanyu juga memasuki daftar 30 Under 30 - Asia - Entertainment Sport versi Forbes tahun 2018.
Pernyataan Pensiun Yuzuru Hanyu
Yuzuru Hanyu mengungkap keputusannya untuk tidak lagi berkompetisi, tetapi terus bermain ice skating di pameran. Yuzuru Hanyu yang juga dikenal sebagai "Pangeran Es" ini bertekad untuk melanjutkan usahanya mendaratkan quadruple axel di depan penonton usai dirinya mengumumkan pensiun.
Baca Juga: Pelantikan 14 Pengurus E-sport Indonesia Tingkat Provinsi: Lahirkan Atlet Berprestasi di Daerah
"Yang saya inginkan adalah tetap menjadi seseorang yang terus bekerja keras menuju impian dan tujuan. Pertunjukan es cenderung dianggap sebagai sesuatu yang elegan dan menyenangkan, tetapi saya ingin tetap menjadi seorang atlet. Saya ingin orang-orang melihat saat saya terus berjuang," kata Yuzuru Hanyu.
Sebagai informasi, Yuzuru Hanyu dilanda masalah ligamen pergelangan kaki yang membatasi kemampuannya untuk bersaing di panggung terbesar dunia beberapa tahun terakhir ini. Ia bahkan sempat jatuh 2 kali saat mencoba quadruple axel di Beijing. Diketahui, status Yuzuru Hanyu sebagai ikon nasional di Jepang diperkuat ketika tahun 2018, ia menjadi penerima termuda People's Honor Award yang bergengsi di negara tersebut.
Kontributor : Trias Rohmadoni
Tag
Berita Terkait
-
Idemitsu Luncurkan Oli Mesin Terbaru untuk Kendaraan, Terapkan Teknologi Nano
-
4 Rekomendasi Drama dan Film Jepang yang Sarat akan Makna Kehidupan
-
My Boyfriend in Orange: Kisah Cinta Cewek Penyendiri dan Pemadam Kebakaran
-
Kalahkan Filipina, Pelatih Puas Performa Jepang Sejak Yuta Watanabe Cedera
-
FIBA Asia Cup 2022: Jepang ke Perempat Final Usai Tundukkan Filipina
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025
-
Daftar Lengkap Wakil Indonesia di China Masters 2025, Gregoria Mariska Absen
-
Gregoria Mariska Batal Tampil di China Masters dan Korea Open 2025, Ini Penjelasan PBSI
-
Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Event Lari Tema Sunset Run, Usung Kampanye Jaga Bumi
-
Terence Crawford Cetak Rekor Tinju, Raih Gelar Bersejarah Usai Kalahkan Canelo
-
Comeback, Pegadaian Kembali Dukung Sepak Bola Indonesia Melalui Pegadaian Championship Musim 2025/26
-
Pelatih Timnas Basket David Singleton Turun Gunung, Pimpin Coaching Clinic IBL di Jakarta