Suara.com - Berikut ulasan mengenai Rajamala, maskot ASEAN Para Games 2022 yang terinspirasi dari kisah pewayangan dan dianggap sebagai simbol menolak bala atau aura negatif.
Berbeda dengan maskot-maskot di ajang olahraga yang berbentuk imut dan lucu, Rajamala dibuat dengan ekspresi yang menyeramkan, tetapi terlihat gagah dan berwibawa.
Matanya melotot, hidungnya mancung dan besar, kumisnya juga tebal. Kemudian, bagian yang mencolok adalah rambutnya yang panjang, badannya kekar, serta seluruh tubuhnya berwarna merah.
Melansir Antara, Sabtu (30/7/2022), Rajamala pun dilengkapi kain batik sebagai bentuk modifikasi yang mencirikan Kota Solo yang selama ini dikenal sebagai Ibu Kotanya Batik.
Tak hanya itu, ada juga desain keris yang terselip di punggung sosok Rajamala dengan pakaian berwarna cokelat dan lambang wayang dan keris di bagian depan.
Sosoknya kini ramai menghiasi sejumlah titik strategis dan di sepanjang jalan menuju kota Solo sebagai tempat utama pelaksanaan ajang olahraga ke-11 itu.
Misalnya di Bandara Adi Soemarmo di Boyolali dan daerah sekitarnya yakni sekitar Karanganyar, Sukoharjo hingga Semarang yang juga menjadi tempat berlangsungnya pertandingan beberapa cabang olahraga selain di Solo.
Sekilas figurnya memang nampak menyeramkan namun Rajamala memiliki karakter yang kuat dan menjadi sosok yang dinilai super dan tiada tanding seperti dalam kisah pewayangan.
Wali Kota Solo sekaligus Ketua Komite Pelaksana Indonesia ASEAN Para Games (INASPOC) 2022 Gibran Rakabuming Raka menjelaskan pemilihan maskot Rajamala itu merepresentasikan budaya Kota Solo.
Baca Juga: APSF Puji Kesiapan Solo Sebagai Tuan Rumah ASEAN Para Games 2022
Ia pun mengenalkan maskot itu kepada masyarakat luas termasuk kepada atlet Para Games Indonesia dengan cara kirab yang dimulai dari Jalan Slamet Riyadi hingga Simpang Ngapeman, Solo.
Asal muasal Rajamala
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta menyebutkan karakter Rajamala tergambar di haluan perahu sebagai "canthik" atau cucuk/hiasan pada perahu kerajaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
"Canthik" itu dibuat oleh Paku Buwono V saat masih menjadi putra mahkota dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Amangkunagoro III pada masa pemerintahan Paku Buwono IV yang memerintah sekitar tahun 1788-1820.
Hiasan itu terbuat dari kayu jati yang berasal dari hutan milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yaitu Hutan Donoloyo.
Benda tersebut di kalangan Keraton Kasunanan Surakarta termasuk benda pusaka dan menjadi salah satu saksi bisu kejayaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Jawa Tengah, pada sekitar abad ke-18.
Berita Terkait
-
Wapres Ma'ruf Akan Buka ASEAN Para Games XI 2022 di Solo Malam Ini
-
Berangkat ke Kota Solo, Wapres Ma'ruf Amin akan Buka ASEAN Para Games XI 2022
-
1.375 Personel Gabungan Amankan Opening Ceremony ASEAN Para Games 2022
-
Opening Ceremony ASEAN Para Games 2022: Kontingen Indonesia akan Kenakan Batik Spesial
-
Polisi Perketat Pengamanan Stadion Manahan Jelang Pembukaan APG 2022
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Korea Masters 2025: Kalah dari Tuan Rumah, Raymond/Joaquin Raih Posisi Runner-up
-
Tai Tzu Ying Umumkan Pensiun, Akhiri Perjalanan Gemilang di Dunia Bulu Tangkis
-
Perluas Jangkauan Pembinaan, PBSI Gelar Festival SenengMinton di Purwokerto
-
Borneo Hornbills Resmi Berevolusi Menjadi Bogor Hornbills Jelang IBL 2026
-
IHR Piala Raja Hamengku Buwono X 2025: Sportainment Paduan Tradisi Historis dan Budaya Modern
-
SEA Games 2025: Skuad Bulu Tangkis Berubah, Indonesia Turunkan Tim Terbaik
-
Peta Medali SEA Games 2025: Indonesia Kehilangan 41 Potensi Emas
-
Jadwal F1 GP Brasil 2025: Potensi Duel Panas Norris, Piastri dan Max Verstappen
-
Lifter Rizki Juniansyah Diangkat Jadi Letnan Dua TNI usai Juara Dunia 2025
-
KONI Isyaratkan PON 2028 Prioritaskan Cabor Olimpiade