Suara.com - Apresiasi layak disematkan kepada Sahrul Sulaiman, pejudo putra National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara, yang tampil apik di ASEAN Para Games (APG) 2022 di Solo, Jawa Tengah.
Meski tampil pada debut perdana di APG, Sahrul sudah menyumbangkan dua medali emas bagi Indonesia. Tampil di Convention Hall Tirtonadi, Solo pada Kamis (4/8/2022) Sahrul kembali meraih emas kedua di kelas beregu putra.
Sahrul dkk sukses mengalahkan tim Filipina di final dengan skor 3-0. Sebelumnya medali emas pertama mampu ia torehkan di kelas J2 73 kilogram putra.
Usai pertandingan atlet kelahiran 23 April 1990 ini mengucap syukur karena harus menunggu sejak 2016 untuk dapat menorehkan prestasi di event internasional bagi tim merah putih. Apalagi perjuangan selama 8 bulan di pelatnas harus ia jalani jauh dari istri dan anaknya.
"2017 itu saya ikut kejurnas menang, tapi tidak dipanggil ikut APG jadi diganti sama yang lain. Kemudian 2019 saya terpilih lagi. Tapi karena selesai SEA Games di Filipina ada COVID-19 jadi ditunda (APG),” ucapnya.
Sahrul mengatakan, medali emas khusus ia persembahkan bagi keluarga sendiri, kemudian NPC daerah dan provinsi, serta bagi Indonesia. Dua medali emas serasa cukup spesial bagi dirinya, sekaligus loncatan apik untuk bisa berlaga di APG 2023 Kamboja bahkan Asian Para Games.
“Selanjutnya kita fokus pada ASEAN Para Games di Kamboja,” kata Sahrul.
Dibalik sukses dirinya sebagai atlet berprestasi, ternyata Sahrul pernah menjadi pedagang roti keliling sejak 2015. Hal itu ia lakukan demi menafkahi istri dan kedua anaknya sembari menyempatkan berlatih.
Sebelum menekuni judo, Sahrul juga sempat mengawali karir sebagai sprinter (pelari) dan tolak peluru. Namun, karena prestasi yang kurang menjanjikan, maka ia memilih judo yang justru memberikan peluang baginya untuk berprestasi.
Baca Juga: Olahraga, Membuat Hidup Maria Goreti Semakin Berarti
“Awalnya saya memang suka olahraga, jadi kalau itu (jual roti) hanya sekadar kesenjangan hidup saja. Karena sejak sekolah saya sudah menekuni sebagai atlet. Kalau profesi lain itu hanya sekadar saja. Karena kalau kita gak kerja siapa yang mau gaji kita dan beri makan,” ucapnya.
Pria yang menekuni profesi sebagai atlet sejak 2007 ini mengaku bahwa fasilitas dan bantuan yang diberikan pemerintah saat ini lebih baik ketimbang dulu. Namun, bukan sekadar bonus belaka, pemerintah diharapkan juga lebih mengedepankan kesejahteraan hidup. Salah satunya memberikan pekerjaan tetap.
“Dulu bonus ada, tapi gak seperti sekarang. Harapannya untuk pemerintah agar lebih mensejahterakan atlet yang lebih berprestasi,” harap Sahrul.
Sahrul juga memiliki cita – cita kelak usai pensiun sebagai atlet ingin memiliki usaha sendiri. Pria bersuku Makassar ini berkeinginan membuka usaha jual air isi ulang atau depot.
“Sejak 2018 itu sudah ingin buka depot air yang sumbernya dari alam. Karena seperti air, tanah, dan gas adalah kebutuhan pokok manusia,” ujar Sahrul.
Prestasi gemilang yang diraih Sahrul mendapat apresiasi dari Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan (STOK) Bina Guna Medan, yang menjadi kampus bagi Sahrul mengenyam ilmu perguruan tinggi.
Berita Terkait
-
Judo Tunanetra Indonesia Catatkan Prestasi Gemilang di IBSA Asian Championship 2025
-
NPC Indonesia Apresiasi Pertemuan dengan Menpora Erick Thohir, Kejar Target 120 Emas di Thailand
-
PON Bela Diri 2025: Jakarta Dominasi Judo, Jatim Berjaya di Gulat, Jabar Kuasai Taekwondo
-
Pesawat Sempat Delay Dampak Perang Iran-Israel, Indonesia Rebut 10 Medali di WPFG 2025
-
10 Tahun Kepemimpinan Jokowi dan Kepedulian Terhadap Atlet Disabilitas
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kronologis UFC Larang Seumur Hidup Dillon Danis Gegara Baku Hantam dengan Tim Islam Makhachev
-
SUV Terbalik, Petarung UFC Deiveson Figueiredo Selamat dari Kecelakaan Horor
-
Minus Gregoria Mariska dan Anthony Ginting, Ini 13 Wakil Indonesia di Australian Open 2025
-
Target Pertahankan Tradisi Emas SEA Games, Timnas Voli Tuntut Ilmu ke Negeri China
-
Dimeriahkan Pemenang 35 Etape Tour de France, Hong Kong Cyclothon Siap Bergulir Akhir November
-
Pecco Bagnaia Tutup Musim Mengecewakan, Alihkan Fokus ke Pengembangan DesmosediciGP26
-
Klasemen Akhir MotoGP 2025: Duo Marquez Finis Teratas, Bezzecchi 'Meledak' di Valencia
-
Hajar Ganda Korsel, Cerita Putra/Daniel usai Berhasil Juarai IIC 2025
-
Thalita Ramadhani Tak Menyangka Bisa Juara IIC 2025, Jadi Modal Berharga Hadapi Scottish Open
-
Sukses Juarai IIC 2025, Prahdiska Bagas Shujiwo Kini Alihkan Fokus ke SEA Games