Selain kontrak yang jelas, apresiasi juga penting?
Saya sudah memberikan hampir semuanya, dari mulai juara dunia, perak dan emas Olimpiade, saya pensiun satu persen pun saya tidak dikasih [apresiasi] oleh PBSI.
Hal itu harus dipikirkan. Karena para pelatih yang sudah bekerja bertahun-tahun dan memberikan prestasi harusnya mendapat jaminan kesejahteraan.
Walaupun saya secara pribadi tidak mempermasalahkan itu. Tapi ke depan, saya himbau PBSI untuk memikirkan aspek itu.
Pelatih tergoda pindah ke luar negeri karena lebih dihargai?
Seharusnya dari pemerintah atau PBSI, saya harap ada jaminan kesejahteraan untuk para pelatih berprestasi. Jadi seperti uang pensiun, para pelatih ini mendapat uang apresiasi setiap bulannya. Intinya harus ada jaminan kesejahteraan untuk mereka.
Karena kasihan misal ada pelatih [berprestasi] pensiun dia tidak dapat apa-apa. Kan kasihan. Apalagi untuk pelatih-pelatih yang kurang berprestasi, bagaimana itu?
Karena dedikasi pelatih itu besar. Dia sudah bekerja siang-malam. Waktu dengan kekuarga tersita. Tapi penghargaannya seperti itu saja.
Memang ada piagam dan medali. Saya berterima kasih soal itu, tapi seperti orang bilang 'memang lu bisa kasih makan keluarga cuma pakai piagam?'.
Baca Juga: Hasil India Open 2023: Perjuangan Rehan/Lisa Dihentikan Peringkat Satu Dunia
Makanya saya harap seperti itu. [Ketidak jelasan kontrak dan minim apresiasi pasca pensiun] cukup sampai di saya saja. Jadi pelatih yang sudah mengabdi lama dan berprestasi diatur agar layak mendapat apresiasi setelah pensiun.
Aturan tak profesional jadi bumerang PBSI?
Iya. Pelatih itu juga punya keluarga. Dia punya kewajiban untuk kesejahteraan keluarga dia. Kalau Dia dapat tawaran yang lebih baik dan lebih layak, ya dia terima itu. Itu wajar.
Karena jarang ada pelatih seperti saya, koh Christian Hadinata, Herry Iman Pierngadi yang memang tidak mau bekerja di luar negeri [meski kontrak di PBSI tidak jelas}.
Ini bukan terkait soal nasionalis atau apa, tapi ini soal kebutuhan. Kalau saya secara pribadi memang tak suka melatih di luar negeri.
Jadi pelatih hengkang ke luar negeri bukan masalah nasionalis atau bukan. Kami semua cinta Indonesia, tapi para pelatih ini kan punya kebutuhan [untuk keluarganya].
Tag
Berita Terkait
-
Flandy Limpele Mundur dari Pelatnas, Jadi Head Coach Sektor Ganda Hong Kong?
-
Flandy Limpele Mundur dari Pelatnas Cipayung, Begini Penjelasan PBSI
-
Flandy Limpele Tinggalkan Pelatnas Cipayung dan Latih Hong Kong, Ini Kata PBSI
-
Profil Az Zahra Putri Dania, Pebulu Tangkis Berbakat Indonesia yang Meninggal Dunia di Usia Muda
-
Innalillahi, Pebulutangkis Indonesia Az Zahra Putri Dania Meninggal Dunia
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Superliga Junior 2025: Adu Gengsi PB Djarum vs Jaya Raya di Final U-19
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi