Suara.com - Berikut lima kejadian yang terjadi sepanjang SEA Games 2023 yang membuat Kamboja mendapat citra buruk dan dianggap tak layak menjadi tuan rumah.
Sebagaimana diketahui, SEA Games 2023 kali ini digelar di Kamboja sejak 5-17 Mei 2023. Ini jadi kali pertama negara Angkor Wat itu menjadi tuan rumah pesta olahraga dua tahunan tersebut.
Karena menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya, Kamboja pun serius dalam menyiapkan segala hal demi kelancaran ajang ini.
Tak tanggung-tanggung, pemerintah Kamboja menginvestasikan dana hingga 200 juta dolar AS atau setara dengan Rp2,9 triliun untuk ajang ini.
Investasi sebesar itu dilakukan untuk memperbaiki infrastruktur dan juga memberikan akomodasi untuk para peserta SEA Games 2023.
Sebagai tuan rumah pertama kalinya, Kamboja bahkan menggratiskan seluruh tiket untuk cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan di SEA Games 2023.
Melihat fakta itu, bisa dikatakan Kamboja berhasrat menjadi tuan rumah yang baik dalam kesempatan pertamanya menjadi tuan rumah ajang ini.
Akan tetapi, fakta-fakta itu ternyata tak seindah yang ada dalam laporan media. Sebab, beberapa kejadian aneh tercipta sepanjang gelaran SEA Games 2023, yang membuat Kamboja mendapat sorotan.
Apa saja kejadian-kejadian aneh yang membuat pecinta olahraga, terutama di Indonesia, menyimpulkan bahwa Kamboja tak layak jadi tuan rumah SEA Games 2023? Berikut daftarnya.
1. Insiden Bendera Terbalik
Saat Opening Ceremony atau upacara pembukaan SEA Games 2023, publik Indonesia dibuat jengkel karena bendera kebangsaan Merah Putih dikibarkan secara terbalik.
Aksi bendera terbalik itu terlihat saat penampil yang membawa bendera mengibarkan sang Saka Merah Putih, yang membuat Menteri Pemuda dan Olahraga Kamboja pun mengirimkan permohonan maaf.
2. Aturan Aneh di SEA Games 2023
Pada cabang olahraga (cabor) balap sepeda, tim Indonesia harus merelakan satu medali, setelah tiga pembalapnya mampu menyapu bersih medali emas, perak, dan perunggu.
Tim balap sepeda Indonesia harus kehilangan medali karena adanya aturan di SEA Games 2023 yang melarang satu negara berada di tiga podium yang sama, sehingga medali perunggu diberikan ke peringkat empat, yakni pembalap Kamboja, Khim Menglong.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
IHR Piala Raja Hamengku Buwono X 2025: Sportainment Paduan Tradisi Historis dan Budaya Modern
-
SEA Games 2025: Skuad Bulu Tangkis Berubah, Indonesia Turunkan Tim Terbaik
-
Peta Medali SEA Games 2025: Indonesia Kehilangan 41 Potensi Emas
-
Jadwal F1 GP Brasil 2025: Potensi Duel Panas Norris, Piastri dan Max Verstappen
-
Lifter Rizki Juniansyah Diangkat Jadi Letnan Dua TNI usai Juara Dunia 2025
-
KONI Isyaratkan PON 2028 Prioritaskan Cabor Olimpiade
-
Dhinda 'Meledak' di Korea Masters 2025: Tembus Perempat Final dan Makin Percaya Diri
-
Lolos 8 Besar Korea Masters 2025, Ubed Belum Puas!
-
Korea Masters 2025: Kalah dari Unggulan Pertama, Yohanes Saut Akui Hilang Fokus
-
Ingin Ulangi Kesuksesan, Rizki Juniansyah Bertekad Pecahkan Rekor di SEA Games 2025