-
Presiden Prabowo memprioritaskan kesejahteraan dan masa depan atlet nasional.
-
Pemerintah fokus pada 21 cabor unggulan Olimpiade dengan pembinaan efisien.
-
Pusat Olahraga Nasional 300 hektare akan dibangun untuk fasilitas terbaik.
Kompleks PON ini akan dilengkapi dengan akademi olahraga, asrama atlet modern, fasilitas latihan terpadu, serta layanan kesehatan terbaik.
Erick Thohir memastikan bahwa fasilitas baru ini akan memungkinkan atlet muda tetap melanjutkan pendidikan sembari menjalani sesi pelatihan intensif.
“Para atlet muda yang usia 12 tahun jangan putus sekolah, tetapi dia diimbangkan dengan edukasi tapi sembari berlatih sampai dengan jenjang-jenjang karir berikutnya ataupun tingkat prestasi berikutnya,” paparnya.
Presiden Prabowo telah menyiapkan lahan sekitar 300 hektare yang dialokasikan untuk pembangunan kawasan pusat olahraga tersebut.
Meskipun demikian, lokasi spesifik pembangunan masih menunggu rampungnya proses administrasi terkait.
“Di situ juga ada fasilitas asrama, lalu ada sarana latihan dan semua kesehatan yang terbaik," ujar Erick.
"Bapak Presiden ingin memastikan atlet kita mendapatkan fasilitas terbaik,” tutupnya.
Arahan Presiden ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam menyiapkan atlet terbaik untuk meraih prestasi tertinggi di dunia.
Fokus pembinaan pada 21 cabor prioritas Olimpiade menandakan pendekatan yang lebih terarah dan efisien dalam alokasi sumber daya.
Baca Juga: Prabowo Disebut Lagi Bersih-bersih Konglomerat Hitam Migas, Mau Rebut Kendali Sumber Daya
Selain beasiswa LPDP, peluang karier bagi atlet berprestasi menjadi insentif jangka panjang yang menjamin masa depan mereka pascapensiun dari olahraga.
Peninjauan bonus atlet juga menunjukkan apresiasi negara terhadap perjuangan mereka mengharumkan nama bangsa.
Pembangunan Pusat Olahraga Nasional 300 hektare akan menjadi benchmark baru fasilitas latihan olahraga di Indonesia.
Fasilitas terpadu ini juga dirancang untuk mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan, mencegah atlet muda kehilangan kesempatan menempuh pendidikan formal.
Pemerintah berupaya memutus mata rantai atlet yang kurang sejahtera setelah masa kejayaan mereka usai.
Keputusan ini diharapkan akan meningkatkan motivasi dan fokus atlet dalam mencapai target-target prestasi yang telah ditetapkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
Terkini
-
FIBA Resmi Ubah Sistem Ranking Dunia, Poin Kini Bersifat Akumulatif
-
Thailand Dilanda Banjir, 10 Cabor Ini Dipindah Lokasi ke Bangkok
-
Kamboja Dikabarkan Mundur dari 8 Cabor SEA Games 2025, Judo hingga Sepak Bola
-
Terima Erick Thohir, Prabowo Kasih 3 Arahan Peningkatan Kesejahteraan dan Pembinaan Atlet Nasional
-
PB ABTI Optimistis Timnas Bola Tangan Indonesia Gondol Emas di SEA Games 2025
-
Wamenpora Apresiasi Ajang Lari Nasional Upaya Bangun Budaya Olahraga Sejak Dini
-
IBL Gandeng BNN Cegah Penyalahgunaan Narkoba di Ekosistem Basket
-
Drama 12 Ronde: Takuma Inoue Jadi Raja Bantam WBC, Nasukawa Kalah Perdana
-
Bukan Unggulan, 5 Wakil Indonesia Justru Jadi Ancaman Serius di BWF World Tour Finals!
-
Ranking BWF Ganda Campuran: Jafar/Felisha Masuk 10 Besar usai Tembus Final Australia Open 2025