Suara.com - Satu kelompok ilmuwan independen akan mengambil alih sebuah satelit berumur 36 tahun yang melintasi Bumi pada Agustus mendatang, demikian dikatakan badan antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Rabu (21/5/2014).
Diluncurkan pada 1978, satelit International Sun/Earth Explorer-3 (ISEE-3), pertama kali ditugaskan untuk mempelajari interaksi arus partikel listrik dari matahari yang disebut angin surya (solar wind) ketika bertemu dengan medan magnetik Bumi.
Setelah merampungkan misi utamanya, satelit itu diberi nama baru: International Comet Explorer. Berganti nama, misinya juga berubah. Satelit itu diperintahkan untuk memantau komet-komet yang melintas dekat Bumi, termasuk komet legendaris Halley yang melewati Bumi pada Maret 1986.
Usai menuntaskan tugas kedua, satelit itu diberi pekerjaan baru. Dia harus mempelajari badai matahari (coronal mass ejections) hingga tahun 1997. Pada tahun yang sama NASA mematikan satelit itu.
Setelah pensiun dia tidak pulang ke Bumi, tetapi dalam hening mengambang di luar angkasa, meniti lintasan yang disebut "orbit kuburan".
Sampai pada Agustus mendatang orbitnya itu akan kembali mendekati Bumi dan menarik perhatian sebuah kelompok ilmuwan ad hoc independen. Bulan lalu kelompok itu meluncurkan program pengumpulan dana untuk membeli satelit tersebut dari NASA dan menghidupkannya kembali.
Mereka kemudian berhasil mengumpulkan 125.000 dolar AS - sekitar Rp1,43 miliar untuk mengambil alih satelit tua itu. Pada Rabu kemarin kelompok itu mendapat restu NASA dan tentu saja akses ke pusat kendali satelit tersebut.
NASA memberi izin bagi Skycorp Inc, perusahaan di California yang bekerja sama dengan kelompok itu, untuk menghubungi dan mengendalikan satelit yang diyakini masih mempunyai bahan bakar serta peralatan sains yang berfungsi.
"Rencana kami sederhana saja: kami ingin mengontak satelit ISEE-3, memerintahkanya untuk menyalakan mesin, dan memasuki sebuah orbit di dekat Bumi, agar dia bisa kembali menjalankan misi-misi awalnya," kata Ketih Cowing, mantan pekerja NASA yang bergabung dalam kelompok itu.
"Jika kami berhasil, dia mungkin bisa mengejar komet lain," imbuh Cowing.
Tetapi jika tidak berhasil, ISEE-3 akan tertarik gravitasi bulan dan kembali mengitari Matahari.
Sebelumnya NASA tidak pernah menyetujuhi kesepakatan untuk memberikan satelitnya kepada pihak swasta. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
Terkini
-
Moto Buds Bass Rilis: TWS Murah Motorola dengan Fitur ANC dan Baterai Tahan Lama
-
Lazada Siapkan Investasi Rp 400 Miliar buat Harbolnas 11.11
-
Lupakan Garmin! Ini 5 Pilihan Smartwatch Strava Terbaik 2025 di Bawah Rp 1 Juta untuk Pelari Kalcer
-
22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 November: Ada Rank Up, Gems, dan Pemain 110-113
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 6 November: Raih Skin Groza FFCS, Diamond, dan Emote Bucin
-
Politisi PSI Yakin Gibran Adalah 'Jokowi 2.0', Tak Diasingkan di Papua
-
Gampang Banget, Begini Trik Mindahin Data dari Word ke Excel, Cuma Hitungan Detik!
-
Apple Siapkan Macbook Murah Calon Pembunuh Laptop Chromebook, Ini Harganya
-
4 Rekomendasi HP 3 Jutaan All-Rounder: Pilihan Cerdas Cocok untuk Pelajar
-
Pongo 765: Laptop Gaming dengan RTX 5060, Gahar tapi Harga Rp 18 Jutaan