Suara.com - Kementerian Riset dan Teknologi akan membantu pengembangan teknologi listrik menggunakan sumber bahan bakar berasal dari kotoran manusia di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.
Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta di Amuntai, Selasa (2/9/2014), mengatakan bahwa pengembangan tersebut akan dilakukan pada tahun ini.
"Hingga akhir 2014, Kemenristek akan membantu pengembangan teknologi pembangkit listrik menggunakan kotoran para santri di pondok pesantren ini, sebagai bahan bakar alternatif pengganti premium atau solar," katanya.
Menristek yang melakukan kunjungan kerja di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai ini sekaligus membawa tenaga ahli dan pengusaha yang akan mengembangkan genset hybrid bioelectric tersebut.
Tenaga ahli dari Kemenristek menjelaskan genset berkapasitas 5.000 watt atau 5 kVA ini bisa dioperasikan dengan menggunakan lebih dari satu jenis bahan bakar (hybrid), bahkan juga menggunakan bahan bakar terbarukan, seperti biogas dan bioetanol.
Genset yang dikembangkan Kemenristek ini untuk mengantisipasi kecenderungan makin menipisnya persediaan bahan bakar tidak terbarukan, seperti premium dan solar yang harganya juga semakin mahal seiring dengan penghapusan subsidi BBM secara bertahap oleh Ppemerintah.
Kunjungan Menristek Gusti Muhammad Hatta untuk memulai inkubasi teknologi di Pondok Pesantren Rakha ini sekaligus juga menyerahkan bantuan alat penjernih air "IGW Water Filter" yang menggunakan teknologi membran ultrafilterai hasil temuan peneliti dari Institut Teknologi Bandung.
Tenaga ahli dari Kemenristek juga memaparkan, jika alat penyaring yang digunakan memiliki pori-pori 0,01 mikro, mampu menahan semua jenis bakteri, virus, dan partikel lainnya yang ada di air.
Saat kunjungan Menristek di Ponpes Rakha kemarin dilakukan demontrasi penggunakan alat penjernih air ini dengan mengambil air rawa di sekitar ponpes yang berwarna kehijauan. Setelah dimasukkan ke alat penjernih, air berubah bening dan langsung bisa diminum.
Menristek mengatakan bahwa alat itu sangat sesuai digunakan di daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan air bersih atau kawasan berawa-rawa sebagaimana Kabupaten HSU.
Hatta berharap kehadiran teknologi ini selain membantu keperluan di lingkungan Ponpes Rakha jugabisa dijadikan objek penelitian dan pengembangan pengetahuan oleh segenap akademisi Rakha Amuntai. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Panduan Lengkap Menghubungkan Laptop Windows dan Mac ke Monitor Eksternal, Ini Langkah-langkahnya
-
Baru Rilis, ARC Raiders Kalahkan Battlefield 6 Dua Pekan Beruntun di Steam
-
LG Pastikan TV Lolos Standar Global Lewat 500 Tes Ketat
-
5 HP 2 Jutaan Kamera Terbaik dan RAM Besar untuk Hadiah Anak di Akhir Semester
-
5 Tablet 2 Jutaan dengan SIM Card, Tak Perlu Wifi dan Bisa Pakai WhatsApp
-
7 HP RAM Besar Kamera Bagus Harga Terjangkau, Bebas Multitasking Tanpa Nge-Lag!
-
31 Kode Redeem FC Mobile Aktif 19 November: Ada Ribuan Gems, Pemain 111-113, dan Glorious
-
Teaser Beredar ke Publik, Fitur dan Warna POCO F8 Ultra Terungkap
-
5 Rekomendasi Smartwatch dengan Fitur AI, Ada yang Bisa Pakai ChatGPT
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan yang Ada NFC untuk Game dan Pembayaran Digital