Suara.com - Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla menargetkan pembangunan pembangkit listrik dengan total kapasitas 20.000 Mega Watt untuk megatasi krisis listrik yang masih terjadi di beberapa daerah.
"Kita tidak lagi bangun 10.000 MW (program percepatan pembangunan pembangkit listrik tahap II) dalam tiga tahun, namun 20.000 MW," kata Jusuf Kalla kepada pers, setelah pemaparan landasan ekonomi kepada para pengusaha di Jakarta, Rabu malam (5/6/2014).
Menurut Jusuf Kalla yang akrab disapa JK, saat dirinya menjadi Wakil Presiden periode 2004-2009, program pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 10.000 MW telah berjalan. Namun menurutnya, ketika dirinya lengser dari kursi Wakil Presiden, kinerja program percepatan itu gagal mencapai target.
"Jadi ini mutlak ada kesalahan. Kita sudah terlambat enam tahun. Jika tidak Jakarta bisa gelap. Listrik itu 'urgent' di atas 'urgent'," ujar dia.
Program pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap pertama dimulai oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla pada 2006.
Proyek ini dikerjakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bekerja sama dengan investor asing, salah satunya perusahaan Tiongkok, Dongfang Electric Corp.
Kemudian, pemerintah melanjutkan program tahap dua dengan prioritas penggunaan energi terbarukan dengan jumlah kapasitas yang sama. Program tahap II hingga kini masih berjalan.
Pada 2020, pemerintah menargetkan seluruh wilayah Indonesia sudah memperoleh listrik. Saat ini baru 80,5 persen dari masyarakat Indonesia yang dapat menikmati listrik.
Dalam paparannya kepada pengusaha, Jusuf Kalla yang diusung PDI Perjuangan, Nasdem, Hanura, PKB dan PKPI ini, memberi janji kemudahan perizinan dan investasi di bidang kelistrikan.
"Saya optimsitis dengan persoalan implementasi. Presidennya Pak Jokowi akan semangat memenuhi kekurangan untuk energi," ujarnya.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang mendapat nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla bernomor urut dua. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi