Stacey Eden, gadis asal Sydney yang membela seorang perempuan muslim di kereta api pada Rabu (14/4) [Screenshot Facebook/Stacey Eden].
Seorang gadis di Sidyney, Australia dipuji-puji di media sosial setelah dengan berani membela seorang perempuan berjilbab di dalam sebuah kereta api.
Stacey Eden dengan gagah berani membela seorang perempuan berjilbab di kereta yang diserang secara verbal oleh perempuan lain, yang mengenakan busana merah, di sebuah kereta api di Sydney pada Rabu (15/4/2015).
Eden merekam adu mulutnya dengan perempuan berbaju merah itu dan mengunggahnya di Facebook pada hari yang sama.
"Orang-orang harus berhenti menghakimi dan merendahkan orang lain hanya karena agama," tulis Eden di akun Facebooknya.
Video itu dengan cepat beredar di internet. Di Facebook sendiri video Eden ditonton 61.897 kali, dibagikan sebanyak 873 kali, dan mendapat 6.514 jempol. Eden pun jadi buah berita di berbagai media dunia.
Peristiwa itu sendiri bermula ketika perempuan paruh baya yang mengenakan baju merah menghina perempuan berjilbab yang duduk persis didepannya bersama seorang lelaki berjenggot.
"Mengapa kamu mengenakan (jilbab) untuk seorang lelaki yang menikah dengan anak-anak berusia enam tahun," sindir perempuan berbaju merah tadi.
Perempuan berjilbab itu tampak diam saja, tidak merespon. Tetapi Eden menimpali dengan suara tinggi.
"Dia mengenakan jilbab untuk dirinya sendiri, OK? Dia mengenakannya karena dia ingin bersikap sopan, bukan untuk orang seperti kamu yang duduk di situ dan tidak menghormati dia," cecar Eden.
Perempuan berbaju merah tadi tidak tinggal diam. Ia bercerita tentang penyanderaan dan pembunuhan yang kebetulan dilakukan oleh seorang Muslim di Martin Place, Australia beberapa waktu silam.
"Anak-anak kalian memenggal kepala orang," kata perempuan berbaju merah itu.
"Bukan dia yang melakukannya," sergah Eden, "Itu hanya sekelompok kecil orang, bukan mayoritas (Muslim)."
Tak mau kalah, perempuan berbaju merah tadi kembali berbicara tentang "148 warga Kristen yang dibantai di Kenya" dan kaum Muslim yang saling membunuh di Suriah.
"Apa urusannya dengan ibu berjilbab ini?" potong Eden kali ini dengan nada lebih tinggi.
"Tidak ada, kamu yang mulai berdebat" jawab perempuan berbaju merah.
"Jika kamu tak punya kata-kata yang baik untuk diucapkan, sebaiknya jangan bilang apa-apa. Sesederhana itu," sindir Eden.
"Tutup mulutmu, tutup mulutmu!" tegas Eden lagi.
Di antara suara yang bersahut-sahutan, video itu berhenti. (Sydney Morning Herald)
Stacey Eden dengan gagah berani membela seorang perempuan berjilbab di kereta yang diserang secara verbal oleh perempuan lain, yang mengenakan busana merah, di sebuah kereta api di Sydney pada Rabu (15/4/2015).
Eden merekam adu mulutnya dengan perempuan berbaju merah itu dan mengunggahnya di Facebook pada hari yang sama.
"Orang-orang harus berhenti menghakimi dan merendahkan orang lain hanya karena agama," tulis Eden di akun Facebooknya.
Video itu dengan cepat beredar di internet. Di Facebook sendiri video Eden ditonton 61.897 kali, dibagikan sebanyak 873 kali, dan mendapat 6.514 jempol. Eden pun jadi buah berita di berbagai media dunia.
Peristiwa itu sendiri bermula ketika perempuan paruh baya yang mengenakan baju merah menghina perempuan berjilbab yang duduk persis didepannya bersama seorang lelaki berjenggot.
"Mengapa kamu mengenakan (jilbab) untuk seorang lelaki yang menikah dengan anak-anak berusia enam tahun," sindir perempuan berbaju merah tadi.
Perempuan berjilbab itu tampak diam saja, tidak merespon. Tetapi Eden menimpali dengan suara tinggi.
"Dia mengenakan jilbab untuk dirinya sendiri, OK? Dia mengenakannya karena dia ingin bersikap sopan, bukan untuk orang seperti kamu yang duduk di situ dan tidak menghormati dia," cecar Eden.
Perempuan berbaju merah tadi tidak tinggal diam. Ia bercerita tentang penyanderaan dan pembunuhan yang kebetulan dilakukan oleh seorang Muslim di Martin Place, Australia beberapa waktu silam.
"Anak-anak kalian memenggal kepala orang," kata perempuan berbaju merah itu.
"Bukan dia yang melakukannya," sergah Eden, "Itu hanya sekelompok kecil orang, bukan mayoritas (Muslim)."
Tak mau kalah, perempuan berbaju merah tadi kembali berbicara tentang "148 warga Kristen yang dibantai di Kenya" dan kaum Muslim yang saling membunuh di Suriah.
"Apa urusannya dengan ibu berjilbab ini?" potong Eden kali ini dengan nada lebih tinggi.
"Tidak ada, kamu yang mulai berdebat" jawab perempuan berbaju merah.
"Jika kamu tak punya kata-kata yang baik untuk diucapkan, sebaiknya jangan bilang apa-apa. Sesederhana itu," sindir Eden.
"Tutup mulutmu, tutup mulutmu!" tegas Eden lagi.
Di antara suara yang bersahut-sahutan, video itu berhenti. (Sydney Morning Herald)
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Power Bank All-in-One Huawei Rilis: Baterai 12.000 mAh dengan Fast Charging 66 W
-
Buat Presentasi Lebih "Hidup", Begini Cara Mudah Memasukkan Video ke PowerPoint
-
Serial TV Assassin's Creed Dalam Pengembangan, Kapan Tayang di Netflix?
-
Lindungi Datamu: Begini Cara Sederhana Pakai Kata Sandi untuk Dokumen Word
-
Spesifikasi Huawei MatePad Edge: Chip Diklaim Dekati Apple M5, Jadi Pesaing iPad Pro
-
Cari HP Buat Ngonser? Ini 5 Pilihan dengan Kamera Zoom 100x Paling Mantap
-
Realme C85 Series Guncang Pasar Harga 2 Jutaan, Baterai 7000 mAh, Tahan Air Panas, Cetak Rekor Dunia
-
5 Tablet Helio G100 untuk Multitasking dan Editing Video Anti Lag, Mulai Rp1 Jutaan
-
5 HP dengan Kamera OIS 2 Jutaan, Bikin Foto dan Video Tajam Tanpa Blur
-
5 HP Midrange yang Siap Rilis Global: Ada Realme 16, POCO X8, dan Redmi Note 15