Tekno / Internet
Selasa, 19 Mei 2015 | 18:56 WIB
Pencarian untuk tagar #PrayForThePhilippines di Twitter. [Twitter]

Suara.com - Tidak ada kabar soal bencana, baik gempa bumi maupun topan, yang terjadi hari ini di Filipina, atau bahkan kemarin. Warga Filipina maupun warga negara lain pantas bersyukur untuk itu. Tapi lantas, kenapa hari ini hashtag atau tanda pagar (tagar) #PrayForThePhilippines menuncaki daftar trending topics Twitter, seolah-olah tengah terjadi musibah, bencana, atau insiden besar di negeri itu?

Jawabannya ternyata berkaitan dengan salah satu rilis terbaru dari Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs), yang lantas diberitakan secara luas oleh sejumlah media massa. Salah satunya misalnya, adalah di situs CNN Filipina dengan judul "New Phivolcs atlas shows detailed view of quake fault".

Dalam pemberitaan hari ini, Selasa (19/5/2015), media itu menulis bahwa menurut Phivolcs, sebuah gempa berkekuatan 7,2 magnitude yang disebabkan oleh Sistem Patahan Lembah (Valley Fault System) yang menghubungkan sejumlah kota dan provinsi di Filipina, dapat terjadi sewaktu-waktu di Filipina.

Pemberitaan ini sendiri sebenarnya lebih terkait dengan rilis alat baru berupa peta seismologi teranyar Phivolcs, yang disebut dapat lebih membantu menghindari banyaknya korban (jika gempa itu terjadi). Jadi bukan soal potensi gempa dan kapan perkiraannya, apalagi jika sampai ada yang menganggap sebagai semacam ramalan terjadinya bencana dahsyat yang konon bisa menelan korban jiwa hingga puluhan ribu orang.

Untuk diketahui, potensi gempa berkuatan besar --hampir sebanding dengan kekuatan gempa Nepal-- itu sendiri, seperti diulas sejumlah media Filipina, sebenarnya sudah kerap diwanti-wantikan oleh Phivolcs sejak beberapa tahun lalu. Sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dan tugas terkait hal itu, memang sudah merupakan keharusan Phivolcs untuk terus mengingatkan pemerintah dan masyarakat Filipina akan potensi bahaya tersebut.

Hanya saja, lantaran di dalam rilis peta terbarunya yang bertajuk Valley Fault System Atlas itu memang ada data-data lebih detail, termasuk kawasan bahkan nama-nama jalan yang berpotensi terkena dampak besar bencana, publik Filipina khususnya pun khawatir. Lantas, sebagian orang menyalahartikannya --mungkin juga ada yang sengaja menebar ketakutan-- sebagai bencana yang benar-benar dan akan segera terjadi.

Kekhawatiran itulah, yang tampaknya juga turut dipicu beberapa judul berita macam "Do you live in quake zone?" atau "Detailed maps show quake danger zones" dari beberapa media Filipina lainnya, yang akhirnya memunculkan hashtag #PrayForThePhilippines di Twitter. Sebuah tanda pagar yang selain banyak dibarengi dengan kalimat kekhawatiran oleh pengguna Twitter negeri itu, juga disertai sejumlah doa memohon keselamatan negerinya.

Load More