Suara.com - India, pada Senin (28/9/2015), meluncurkan sebuah roket yang membawa sebuah teleskop antariksa dan beberapa satelit milik Amerika Serikat ke orbit Bumi. Teleskop riset yang dinamai ASTROSAT itu akan membantu para ilmuwan India mengekplorasi benda-benda luar angkasa dan sistem-sistem galaksi di alam semesta.
"Peluncuran ini sangat penting bagi ilmu astronomi," kata Hars Vardhan, Menteri Ilmu Pengetahuan India dalam pernyataan resminya.
Teleskop antariksa pertama India itu diluncurkan bersama empat satelit milik AS dan dua satelit lain. Peluncuran itu dilakukan hanya beberapa jam sebelum Perdana Menteri Narendra Modi menggelar pertemuan dengan Presiden AS, Barack Obama di New York.
Modi selalu membangga-banggakan program antariksa India, yang pada tahun lalu berhasil mengirim satelit berbiaya murah ke orbit Mars. Program antariksa India diharapkan bisa ikut mencicipi pasar industri antariksa global yang bernilai 300 miliar dolar AS atau sekitar Rp4.406 triliun (1 dollar AS pada Rp14.680).
Meski demikian, sejumlah pengamat mengatakan bahwa program antariksa India sejauh ini belum cukup berpengalaman dalam meluncurkan satelit-satelit berat dan lamban dalam mengeksekusi pengiriman kargo ke antariksa. Selama 2007 sampai 2012, India hanya mengirim 30 dari total 60 misi antariksa yang dijadwalkan.
Pada Desember lalu India berhasil menguji Geosynchronous Satellite Launch Vehicle (GSLV) Mark III, sebuah roket baru yang bisa membawa muatan lebih berat ke antariksa. Meski demikian roket itu belum dioperasikan.
ASTROSAT sendiri adalah versi mini dari teleskop antariksa Hubble milik badan antariksa AS (NASA) yang diluncurkan pada 1990. Teleskop antariksa India itu diklaim bisa mendeteksi objek-objek antariksa, tetapi dengan tingkat akurasi di bawah Hubble, demikian kata Mayank Vahia, peneliti dari Tata Institute of Fundamental Research.
"Teleskop ini akan memberikan sedikit keuntungan komersial, tetapi menunjukkan kemampuan India dalam riset antariksa," kata Vahia yang organisasinya membuat tiga instrumen ilmiah dalam ASTROSAT.
ASTROSAT sendiri akan mengirim data-data penelitiannya ke sebuah pusat kendali di selatan kota Banglore. Teleskop itu akan beroperasi selama lima tahun. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
Terkini
-
OPPO Find X9 Series Tantang Dunia: Buktikan Sendiri Kekuatan Kamera 120x Zoom dan 200MP di Atas Bus
-
Bocoran Gameplay Prince of Persia: Sands of Time Remake, Karakter Farah Makin Kuat
-
WhatsApp Segarkan Fitur Tentang: Lebih Mudah Diakses, Lebih Fleksibel, dan Lebih Personal
-
Google Sindir iPhone Lewat Iklan Musikal The Wicked, Pixel Disebut Jadi Sang Inovator
-
Game A Space for the Unbound Jadi Finalis Apple App Store Awards 2025
-
Program DCE Kini Hadir dengan Lompatan Teknologi AI: UMKM Bisa Langsung Temukan Tren Baru
-
Cloud ERP Canggih Ubah Cara Kerja Industri Ini
-
Instagram Hadirkan Fitur Reels Baru, Bisa Rekam hingga 20 Menit
-
IM3 Platinum Targetkan 1,5 Juta Lebih Pelanggan, Gandeng iPhone 17 Hadirkan Liburan Bebas Roaming
-
3 Rekomendasi Tablet Android Setara iPad untuk Kerja, Desain dan Hiburan