Suara.com - Kepala institusi think tank Google mengatakan bahwa salah satu cara ampuh untuk menumpas propaganda kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dari internet adalah dengan mengusir kelompok teroris itu dari web terbuka (open web), jaringan internet yang banyak digunakan di dunia.
Jared Cohen, direktur Google Ideas, mengatakan bahwa kunci untuk menghentikan ISIS di dunia maya adalah dengan mengusir dan mengunci mereka di dark web, jaringan internet bawah tanah yang sukar diakses melalui mesin pencari seperti Google, Yahoo, atau Bing.
"Mereka beroperasi tanpa halangan di jaringan internet yang sama dengan kita. Jadi untuk mengusir mereka, maka ISIS seharusnya dikunci di dark web," jelas Cohen yang juga mantan pejabat di departemen luar negeri Amerika Serikat.
Ia mengatakan bahwa jika terdesak dari open web, maka ISIS akan sukar menyebarkan ide-ide keji dan merekrut anggota baru melalui internet.
"Apa ISIS lakukan adalah praktik yang biasa pada zaman ini, tak secanggih dan magis seperti yang terlihat," jelas Cohen, yang juga menambahkan bahwa ISIS bukan termasuk dalam golongan yang mahir dalam dunia teknologi.
ISIS, menurut Cohen, hanya memanfaatkan internet dengan sangat baik untuk membuat kelompoknya terlihat besar ketimbang aslinya.
"Mereka menciptakan kesan bahwa mereka mempunyai anggota yang banyak di internet, dengan menciptakan akun-akun online yang sangat banyak," jelas Cohen dalam sebuah wawancara di Inggris.
ISIS diketahui memanfaatkan media sosial dan aplikasi pesan instan seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Telegram untuk melancarkan propaganda di dunia. (The Guardian/Russian Today)
Berita Terkait
-
Google Pixel vs iPhone 17: Mana yang Lebih Worth It di Tahun 2025?
-
Google Search Jadi Lebih Pintar: Mode AI dengan Gemini 2.5 Resmi Diluncurkan di Indonesia!
-
Hasil Miniatur AI Jelek? Jangan Salahkan AI-nya! Kunci Utamanya Ada di Foto Pilihanmu
-
Usai Sindiran POCO Viral, Kini Giliran Google Pixel Ejek iPhone 17 Series
-
Google Trends Ungkap Tingginya Pencarian Judol Sebulan Terakhir: Begini Cara Lapor ke Komdigi!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Lazada Sebut Fitur AI Mampu Tingkatkan Belanja Online di Tanggal Kembar 9.9
-
Deretan Fitur AI di HP Realme, Lengkap dari Kamera hingga Gaming
-
Infinix GT 30 Masuk Indonesia 24 September, HP Gaming Banyak Fitur AI
-
39 Kode Redeem FF Hari Ini 19 September 2025, Skin SG2 dan Scar Megalodon Menanti
-
Redmi Pad 2 Play Bundle Masuk Indonesia, Tablet Xiaomi Rp 2 Jutaan Cocok untuk Anak
-
Riset Ungkap Kecepatan Internet Indonesia Nomor 2 Paling Lelet di Asia Tenggara
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau
-
10 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 19 September 2025, Dapatkan Beckham dan Iniesta OVR 104
-
Honor Siapkan HP Baru Bulan Ini: Bawa Baterai 8.300 mAh dan Fitur Tangguh
-
Sebagian Fitur Redmi K90 Terungkap, Diprediksi Jadi Cikal Bakal POCO F8