Suara.com - Seorang lelaki tewas dan tiga orang lainnya luka-luka akibat hantaman sebuah batu meteor di sebuah universitas di Tamil Nadu, India bagian selatan, Sabtu (6/2/2016).
Peristiwa nahas itu terjadi setelah sebuah objek tak dikenal jatuh di dekat kantin di dalam kompleks akademi Bharathidasan Engineering College sekitar pukul 12.30 siang. Benturannya dengan Bumi menyebabkan ledakan keras dan lubang sedalam 1,2 meter.
"Terdengar suara seperti ledakan besar," kata G. Baskar, pemimpin akademi itu, "Suara ledakan itu tidak normal dan bisa terdengar sejauh 3 kilometer."
Wall Street Journal mengatakan bahwa korban dalam peristiwa itu akan dicatat sebagai manusia pertama yang tewas akibat batu meteor.
Selain menyebabkan ledakan dan lubang, benturan meteor dengan bumi itu menghancurkan kaca-kaca jendela kampus dan mobil-mobil yang diparkir di sekitarnya. Para pelajar pun segera dipulangkan dan akademi itu diliburkan hingga Rabu (10/1/2016).
Baskar menggambarkan meteor yang ditemukan di pusat ledakan sebagai pecahan batuan berwarna "biru gelap".
Adapun korban tewas dalam insiden itu bernama V. Kamaraj. Ia, yang bertugas sebagai sopir bus akademi, berjalan santai ketika meteor itu jatuh di dekatnya. Ia meninggal pada Sabtu setelah menderita luka-luka parah.
Tiga orang lainnya yang terdiri dari dua tukang kebun yang bekerja di dalam kampus dan seorang pelajar juga terluka dalam insiden itu.
Meteor dalam ilmu pengetahuan dikenal sebagai partikel kecil dari sebuah asteroid atau komet yang bergerak di sekitar matahari. Ketika sebuah meteor memasuki atmosfer Bumi, lazimnya ia akan terbakar habis dan dari Bumi akan terlihat seperti bintang berekor api. Jika tak habis terbakar ketika melewati atsmofer, maka meteor akan disebut meteoroid.
Menurut badan antariksa Amerika Serikat (NASA), sepanjang sejarah peradaban modern belum ada catatan manusia terbunuh akibat meteor.
"Peluang seseorang terbunuh akibat meteor sangat kecil, tetapi semakin besar ukuran sebuah komet atau asteroid maka risiko juga akan semakin besar," tulis NASA dalam website resminya.
Menurut perhitungan NASA, sebuah meteor berdiameter di atas 0,8 kilometer akan memicu bencana global jika menghantam Bumi. Tetapi jika diameternya kurang dari itu, bencana yang disebabkannya akan bersifat lokal.
NASA sendiri memiliki "Near Earth Object Program", sebuah proyek yang dijalankan untuk mendeteksi, melacak, dan menentukan potensi bahaya dari asteroid atau komet yang melintas di dekat Bumi. Pada 5 Februari lalu NASA mengatakan ada 879 asteroid yang diameternya di atas 1 km.
Pada 2013 sebuah meteor jatuh di Pegunungan Ural, Rusia dan menyebabkan sekitar 1000 orang terluka. Sekitar 3000 bangunan rusak akibat peristiwa itu. Akademi Sains Rusia mengatakan bahwa meteor tersebut berdiamter sekitar 2 meter dan berbobot sekitar 10 metrik ton.
Tag
Berita Terkait
-
Meteor Sebesar Apartemen Guncang Cirebon, BRIN: Jika Jatuh di Darat Kawahnya 5 Meter
-
Pakar Ungkap Fakta Meteor Jatuh di Cirebon
-
Heboh Jatuh di Cirebon! Ini Jadwal Hujan Meteor 2025 di Indonesia Tak Boleh Dilewatkan
-
Fenomena Langit di Cirebon, BRIN Jelaskan Penyebab Dentuman dan Kilatan Cahaya
-
Fakta-Fakta Hujan Meteor Draconid yang Salah Satunya Jatuh di Cirebon
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Local Media Summit 2025 Resmi Dibuka, Transformasi Teknologi dan Kolaborasi di Industri Media
-
Cara Pre Order iPhone 17 di iBox dan Digimap Indonesia, Ini Daftar Harganya
-
Local Media Summit 2025, Komdigi Beberkan Tantangan AI di Industri Media
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
4 Rekomendasi Tablet Rp1 Jutaan dengan Prosesor Snapdragon, Sat Set untuk Multitasking
-
5 Rekomendasi HP Gaming Mulai Rp 1 Jutaan Saingan Infinix, Spek Tak Kalah Gahar
-
4 Rekomendasi Smartwatch Terbaik 2025, Baterai Tahan Lama hingga Fitur Lengkap
-
OpenAI Jadi Perusahaan Swasta Termahal di Dunia
-
Awas, Perangkat Xiaomi Kamu Tidak Akan Pernah Dapat HyperOS 3 jika Ada Ini
-
Itel A100C Diumumkan, Punya Desain Mirip OnePlus 15, Baterai Standby 32 Hari