Suara.com - Mungkin Anda bertanya untuk apa meneliti gerhana matahari total (GMT), dan apa manfaat nyata bagi kehidupan manusia dari penelitian yang hanya bisa dilakukan dalam hitungan menit di kegelapan tersebut.
"Kan tidak ada (tidak kasat mata manfaatnya) bagi kehidupan sehari-hari manusia jaman sekarang yang hanya puas dengan uang saja. Tapi ini keilmuwan, gunanya ya menambah kasanah keilmuwan, untuk membuka rahasia alam," ujar Bambang Hidayat, profesor astronomi yang pernah menjabat sebagai Kepala Observatorium Bosscha periode 1968 hingga 1999.
Ia mengatakan matahari merupakan bintang paling dekat dengan bumi dengan jarak rata-rata mencapai 149,6 juta kilometer (km). Dan memahami matahari penting untuk mengungkap rahasia bintang lain.
"Bagaimana kita bisa mengetahui bintang-bintang yang jaraknya lebih jauh kalau yang dekat saja kita tidak pahami," ujarnya.
Karena itu, menurut dia, para ilmuwan dan pemburu gerhana dunia rela menjelajah berbagai belahan bumi setiap tahunnya untuk bisa mencapai lokasi yang dilalui gerhana matahari total. Karena hanya pada saat matahari tertutup dengan sempurna oleh bulan lah kesempatan manusia dapat memandang langsung ke arah bintang yang lebih terang dibanding 85 persen bintang lain di galaksi Bima Sakti ini.
Dia menambahkan, secara sederhana apa yang dapat dipahami ketika cahaya matahari menghilang dan apa pengaruhnya pada kehidupan, yakni hilangnya warna dan perubahan panas. Jika matahari tertutup maka tidak hanya warna yang hilang, namun panasnya pun menghilang.
Bambang mengatakan kehidupan selalu dipengaruhi oleh matahari dan gravitasinya. Tapi untuk tiga menit kegelapan di pagi hari pada 9 Maret 2016 lalu tentu menimbulkan tanda tanya, apakah benar dapat mempengaruhi kehidupan, semua tentu masih harus diteliti lebih lanjut.
Misteri suhu korona Matahari hanya bagian kecil dari alam semesta, namun masih banyak dari bagian kecil ini yang belum diketahui secara pasti oleh manusia. Salah satunya korona, bagian paling luar dari atmosfer matahari yang dicirikan oleh rendahnya massa jenis dan tingginya temperatur yang masih menjadi misteri belum terpecahkan.
Berita Terkait
-
Viral Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2025 Bikin Bumi Gelap, BMKG Tegaskan Hoaks! Ini Faktanya
-
BMKG: Gerhana Matahari 2025 Hoax! Ini Jadwal Gerhana yang Benar dan Bisa Dilihat di Indonesia
-
Jangan Panik! BMKG Pastikan Tidak Ada Gerhana Matahari Total pada 2 Agustus 2025, Tapi Tahun...
-
Benarkah Gerhana Matahari Terjadi 2 Agustus 2025? Ini Lokasi untuk Melihatnya
-
Benarkah Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2025? Viral di Medsos dan Ketahui Faktanya
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
Terkini
-
24 Kode Redeem FF Terbaru 10 November 2025: Dapatkan Mythos Fist & SG2 One Punch Man
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 10 November 2025: Klaim Pemain Langka dan Emote Eksklusif
-
Cara Tukar Robux Roblox Jadi Uang Tunai
-
Kronologi 3 Astronot China Terdampar di Luar Angkasa Tanpa Kepastian Balik ke Bumi
-
20 Kode Redeem FC Mobile 9 November 2025, Ungkap Trik Dapatkan 20.000 Gems Gratis
-
28 Kode Redeem FF 9 November 2025, Misi Rahasia Dapatkan Skin Groza FFCS Jangan Terlewat
-
Apple Akhirnya Nyerah, Pilih Bayar Google Rp 16 Triliun per Tahun
-
Honor Siapkan HP 10.000 mAh ala Power Bank Pertama di Dunia
-
Sword of Justice Resmi Rilis ke Indonesia, Game MMORPG Berpadu AI
-
Terobosan Konektivitas: Uji Coba Pertama NR-NTN 5G-Advanced via Satelit LEO OneWeb