Suara.com - Aplikasi Autosensor antipornografi yang berhasil dikembangkan oleh mahasiswa IPB, cocok digunakan untuk pengguna warnet (warung internet) sehingga membantu mengoptimalkan upaya pemerintah dalam mengawasi penggunaan internet yang mengandung unsur pornografi.
"Aplikasi ini sebaiknya digunakan di warnet-warnet, ini akan memudahkan pengawasan, mencegah konten-konten pornografi dijangkau oleh masyarakat khususnya anak remaja," kata Yuandri Trisaputra, salah satu anggota tim penemu aplikasi autonsensor antipornografi, Selasa (14/6/2016).
Tiga mahasiswa Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB, yakni Ilham Satyabudi selaku ketua tim, Gusti Bima Marlawanto, dan Yuandri Trisaputra, berhasil mengembangkan aplikasi "Autocencor Antiporn". Ketiganya merupakan mahasiswa semester delapan.
Yuandri menjelaskan, cara kerja aplikasi (ekstensi/add-on web browser) anti pornografi ini dengan cara melakukan sensor terhadap konten-konten porno baik berupa tulisan maupun gambar (citra) yang ada di mesin pencari internet seperti Google Chrome, Mozilla Fairfox dan Opera.
"Aplikasi ini harus diunduh terlebih dahulu, caranya gampang tinggal cari di situs ayosensor.in, unduh dan bisa langsung digunakan," ujarnya.
Komputer yang sudah terpasang aplikasi, akan ada penanda sensor pada sisi kanan laman mesin pencari. Penanda sensor berupa logo IPA berwarna hijau hitam. Jika sudah terpasang, aplikasi akan bekerja secara otomatis. Bila terdapat teks atau gambar yang terindikasi pornografi akan tersensor otomatis.
"Untuk teks, tulisan yang muncul berupa bintang-bintang, sedangkan pada gambar akan diganti otomatis dengan gambar kartun anak-anak," jelas dia.
Saat ini, ketiga mahasiswa tersebut baru memasukkan korpus 199 kata baik dalam bahasa Indonesia, Jawa, bahasa gaul dan Bahasa Inggris yang terindikasi mengandung unsur pornografi. Aplikasi tersebut masih memerlukan penyempurnaan dengan menambah korpus kata-kata sehingga upaya penyensoran dapat mencapai 100%.
Menurut Yuandri, sejak dipublikasikan tiga bulan lalu, aplikasi tersebut telah diunduh sejumlah pengguna yang sebagian besar adalah mahasiswa. Statistik menunjukkan, pengguna aplikasi untuk Google Chrome sebanyak 140 aktif, yang menginstal sebanyak 700 pengguna. Sedangkan Mozilla pengguna aktif sebanyak 10 pengguna dan yang mengunduh atau menginstal sebanyak 500 pengguna.
"Kami masih terus memaksimalkan aplikasi ini, tingginya jumlah pengguna sempat membuat server lumpuh (down). Tetapi sekarang sudah kita coba naikan lagi kemampuannya," katanya.
Ketua tim Ilham Satyabudi menjelaskan, cara kerja aplikasi sensor otomatis berbeda dengan pemblokiran situs pornografi yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Pemerintah melakukan pemblokiran situs pornografi yang terdaftar di Nawala, sedangkan situs yang tidak terdaftar tidak dapat dilakukan pemblokiran. Sehingga masih bisa diakses.
"Kalau aplikasi ini bekerja di mesin pencari, melakukan sensor terhadap konten-konten baik berupa teks maupun gambar yang terindikasi pornografi. Saat ini cakupannya sensor untuk teks masih 82%, sedangkan gambar 72%," ucap dia.
Yuandri menambahkan, jika pemerintah mendorong penggunaan aplikasi tersebut untuk warnet, pengawasan dapat dilakukan secara manual dengan memastikan pengelola telah menggunakan aplikasi tersebut.
"Pengawasan otomatis jarak jauh memungkinkan dapat dilakukan, tetapi perlu aplikasi baru atau mengembangkan aplikasi yang sudah ada dengan menambah cakupannya untuk pengawasan jarak jauh," pungkasnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Sonic Racing CrossWorlds: Sinopsis, Harga, serta Spek Minimum untuk Main Game
-
Silent Hill F: Sinopsis, Harga, dan Spesifikasi Minimum PC untuk Main Game
-
Kenalan dengan Eman Llanda Sangco, Gold Laner Berbakat Asal Filipina
-
20 Kode Redeem FF Hari Ini 1 Oktober 2025, Gaet Budle Firefall Eksklusif Langsung
-
11 Kode Redeem FC Mobile 1 Oktober 2025 Bikin Hoki, Sikat Icon Hernandez Gratis
-
Gempa Filipina dan Sumenep Saling Berhubungan? Cek Faktanya
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
10 Aplikasi untuk Menghapus Objek Foto yang Mengganggu di Latar Belakang
-
Mesin Pencari Itu Gimana Sih? Panduan Simpel untuk Pemula
-
10 Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Melayang di Kegelapan yang Viral