Suara.com - Produsen Vivo merasa percaya diri produknya mampu masuk ke tiga besar merek ponsel pintar (smartphone) terlaris di Indonesia pada tahun depan. Target itu ingin dicapai terutama melalui model-model V Series sebagai flagship product.
Brand Manager PT Vivo Mobile Indonesia, Edy Kusuma menyadari, hingga detik ini pangsa pasar Vivo di Nusantara masih kecil. Meski begitu, mereka memiliki target ambisius untuk masuk ke dalam tiga besar smartphone terlaris di Indonesia.
"Rencananya (target tiga besar tercapai) pada akhir tahun depan," kata Edy, Selasa (20/12/2016) kemarin di Jakarta, seusai peluncuran dua warna baru V5.
Pada 2017, menurut Edy, Vivo masih akan fokus mengeluarkan model-model V Series sebagai produk andalan. Menurutnya, penetrasi pasar Vivo di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, memang dilakukan melalui V Series yang notabene berharga terjangkau.
"Kami ingin generate pasar di Asia Tenggara. Dan untuk pasar (di region) ini, konsumen-konsumen 'upper-middle one' sedang meningkat," lanjut Edy memberitahukan alasannya.
Model V Series teranyar dari Vivo sendiri ialah V5 yang memiliki kamera depan 20MP plus fitur softlight. Smartphone yang diluncurkan pada 23 November lalu itu berbanderol Rp3.499.000.
Edy berjanji, pada tahun depan pihaknya akan memperkenalkan smartphone inovatif lain yang mampu mengakomodir tren swafoto (selfie).
"Dengan menghadirkan inovasi produk yang selalu bisa menjawab kebutuhan masyarakat, saya pikir kami mampu (capai target)," ungkapnya.
Pada saat peluncuran V5 bulan lalu, Vivo sempat mengutarakan rencana memperkenalkan V5 Plus berfitur Dual Camera di sisi depan. Namun kemarin, saat disinggung soal V5 Plus, Edy hanya menjelaskan bahwa mereka masih melihat jadwal. Dia tak bersedia mengonfirmasi apakah smartphone tersebut akan meluncur tahun depan.
Vivo sendiri diketahui telah mendirikan pabrik di Cikupa, Tangerang, untuk melokalisasi produk smartphone mereka dan memenuhi regulasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 30 persen mulai 2017. Hal ini berbeda dengan sebagian besar merek smartphone yang lebih memilih menggandeng perakit lokal.
Langkah Vivo tersebut, menurut Edy, dilakukan karena mereka memang melihat potensi pasar Indonesia yang amat besar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Ancaman Siber Makin Masif , Microsoft : 80 Persen Sangkut Kebocoran Data!
-
Adu Spesifikasi iPhone 17 Pro Max vs Xiaomi 17 Pro Max versi David Gadgetin
-
Mengenal Fitur 'Pin' pada Pinterest: Diduga Jadi Wadah Hamish Daud Selingkuh
-
7 Karakter Ini Terlalu Overpowered di Game Fighting, Siapa Saja?
-
58 Kode Redeem FF Terbaru 3 November: Ada Green Flame Draco dan Skin Gloo Wall Gratis
-
Apakah di Pinterest Bisa Chattingan? Ini Daftar Fitur yang Perlu Kamu Tahu
-
27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 2 November: Klaim Sihir Lengkung dan 20.000 Gems
-
Dapatkan Peringkat ESRB, Silent Hill 2 Remake Segera Hadir ke Xbox Series X/S
-
Kronologi EO MTQ di Aceh Kabur, Sosok Pemilik PT Qpro Creasindo Viral
-
7 HP Murah dengan Baterai 6000 mAh, Harganya Cuma Rp 1 Jutaan