Suara.com - Kita semua mengunjungi Facebook setiap hari. begitu juga dengan Twitter, Instagram dan Snapchat.
Tahun ini, media sosial telah membuat orang 'kecanduan' seperti alkohol, permen dan junk food. Bahkan, beberapa orang memasukkan ke dalam daftar sebagai resolusi di Tahun Baru mereka, untuk dapat menghentikan 'kecanduan' mereka terhadap media sosial.
Menurut sebuah studi baru, lebih banyak orang benar-benar ingin berhenti media sosial daripada merokok.
Penelitian dilakukan layanan lokal secara online marketplace Bidvine.com, mempertanyakan kepada 1.500 orang sebagai responden, resolusi Tahun Baru mereka.
Ditemukan bahwa sementara hanya 8 persen ingin berhenti merokok pada tahun 2017, sedangkan sebagian besar dengann perbandingan satu dari sepuluh orang responden berencana untuk menghentikan 'kecanduan' mereka terhadap media sosial.
Temuan ini mengikuti laporan terbaru dimana menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita, salah satunya meningkatkan tingkat depresi.
"Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan Anda," kata CEO Bidvine, Sohrab Jahanbani.
"Sungguh menarik bahwa orang-orang mulai melihat dampak negatif media sosial dapat mengakibatkan pada kehidupan mereka dan berencana 'menendang' kebiasaan modern tersebut di 2017," ujarnya.
Studi terbaru menunjukkan bahwa media sosial dapat meningkatkan kadar depresi, dimana pengguna lebih sering melakukan perbandingan sosial yang tidak realistis.
Baca Juga: Dikabarkan Dekat dengan Nassar, Ini Komentar Janda Kaya Cianjur
Seperti kebanyakan orang hanya berbagi hal paling positif, pengalaman bahagia mereka dan gambar pada media sosial, layanan seperti Facebook dan Instagram dinilai dapat mendistorsi realitas bagi mereka sehingga membuat seseorang menjadi lebih rentan saat dalam kondisi yang tidak baik.
Media sosial juga dapat meningkatkan depresi karena sering digunakan pengguna membandingkan kehidupan mereka dengan apa yang mereka lihat dari orang lain.
Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan University of Copenhagen bahwa biasa menggunakan jejaring sosial seperti Facebook akan berdampak negatif karena dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional Anda dan kepuasan dengan kehidupan. [Daily Star]
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Redmi 15C 5G Resmi, HP Murah Xiaomi dengan Kamera 50MP dan Baterai 6.000 mAh
-
Samsung Galaxy A17 4G Masuk Indonesia, HP Rp 2 Jutaan dengan Kamera 50MP
-
Meta Ray-Ban Display: Kacamata Pintar Calon Pengganti Smartphone, Cukup Kontrol dari Tangan
-
Ray-Ban Meta 2 Resmi Dirilis, Kacamata Pintar Bisa Rekam Video 3K
-
Oppo Siapkan ColorOS 16, Kapan Tanggal Rilis Resminya?
-
53 Kode Redeem FF Hari Ini 18 September 2025, Klaim Evo Gun hingga Skin Scar Megalodon
-
Redmi K90 Kantongi Sertifikasi Anyar, Ungkap Teknologi Pengisian Daya Ini
-
Deretan iPhone Paling Worth It di September 2025: Harga Terjangkau, iOS Mumpuni
-
14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 18 September 2025, Klaim Gems hingga Pemain OVR 111
-
Cara Buat Wallpaper 3D di iOS 26, Ubah Lock Screen iPhone Jadi Android