Suara.com - Google telah menarik anggota staf ke AS, setelah Presiden Trump mengeluarkan perintah eksklusifnya, terkait pembatasan masuknya warga negara yang berasal dari tujuh negara mayoritas Muslim.
Pengungsi Suriah merupakan salah satu yang dilarang masuk sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Tidak hanya itu masih ada enam negara yang warganya dilarang masuk ke AS, setidaknya selama 90 hari, termasuk Iran dan Irak.
Tidak hanya perlarangan, tapi seluruh program penerimaan pengungsi AS pun turut ditangguhkan selama 120 hari ke depan.
Seperti halnya, Sabtu (28/1/2017) beberapa penumpang asal Iran dan Yaman dicegah naik pesawat di bandara Kairo dengan tujuan New York. Pencegahan ini tetap dilakukan meskipun para penumpang tersebut menggenggam visa resmi untuk ke AS.
American Civil Liberties Union mengatakan, telah mengajukan gugatan menantang perintah eksekutif tersebut. Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) juga mengatakan akan mengajukan gugatan pembatalan perintah.
Google telah mengatakan kepada BBC, prihatin dengan langkah-langkah yang dapat menghalangi berkembangnya Amerika Serikat.
Pembatasan ini akan memiliki dampak yang besar pada perusahaan teknologi yang mempekerjakan staf ahli dari seluruh dunia dengan visa H1-B khusus.
Ada laporan bahwa pemegang "kartu hijau", yang merupakan penduduk permanen AS, termasuk yang dicegah pada penerbangan tersebut. Namun, kartu hijau tidak secara khusus disebutkan dalam perintah eksekutif dan status pemegang kartu hijau masih belum jelas.
CAIR menyarankan, warga non AS, termasuk penduduk tetap, dari tujuh negara yang masuk dalam daftar hendaknya menunda semua perjalanan internasional untuk setidaknya 90 hari ke depan.
Baca Juga: 5 Tips Jadi Pakar Pakai WhatsApp
Trump mengatakan beberapa langkah rinci dalam rangka eksekutifnya akan terus melarang teroris Islam radikal dari AS. Namun kelompok hak asasi mengatakan, tidak ada hubungan antara pengungsi Suriah di AS dan terorisme.
Trump menandatangani sebuah perintah eksklusif pada Jumat (27/1/2017) yang berisikan pembatasan imigran yang memegang paspor dari tujuh negara Muslim. Presiden ingin membatasi masuknya warga negara Muslim, yang berefek kemungkinan pada rusaknya salah satu sektor menguntungkan di Amerika, yakni teknologi. Sektor teknologi sangat bergantung pada pekerja terampil dari luar negeri dengan visa H1-B.
Google telah menarik sekitar 100 staf yang terkena dampak dari luar negeri. Microsoft telah memperingatkan para pemegang saham terkait pembatasan pada imigran dan memiliki dampak material terhadap bisnisnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Kronologi 3 Astronot China Terdampar di Luar Angkasa Tanpa Kepastian Balik ke Bumi
-
20 Kode Redeem FC Mobile 9 November 2025, Ungkap Trik Dapatkan 20.000 Gems Gratis
-
28 Kode Redeem FF 9 November 2025, Misi Rahasia Dapatkan Skin Groza FFCS Jangan Terlewat
-
Apple Akhirnya Nyerah, Pilih Bayar Google Rp 16 Triliun per Tahun
-
Honor Siapkan HP 10.000 mAh ala Power Bank Pertama di Dunia
-
Sword of Justice Resmi Rilis ke Indonesia, Game MMORPG Berpadu AI
-
Terobosan Konektivitas: Uji Coba Pertama NR-NTN 5G-Advanced via Satelit LEO OneWeb
-
FujiFilm Rilis instax mini LiPlay+ di Indonesia, Gabungkan Digital dan Instan dengan Kamera Selfie
-
Redmi Note 15 Global Diprediksi Usung Spek Berbeda dengan Versi China
-
Sonic Rumble Resmi Meluncur ke Android, iOS, dan PC via Steam