Suara.com - Sebuah organisasi internasional untuk kerjasama dan pembangunan ekonomi OECD menilai manfaat kecerdasan buatan (AI) lebih banyak dan mengambil resiko yang lebih sedikit dalam mengambil alih pekerjaan ke arah otomatisasi.
Organisasi ini menilai, hanya sedikit pekerjaan yang dilakukan manusia dan diambil alih kecerdasan buatan dan robot. Pernyataan ini merupakan tanggapan dari riset yang dilakukan Universitas Oxford.
Pada tahun 2013 sekitar 47 persen pekerjaan di AS dan pada tahun 2010 sebanyak 35 persen di Inggris berada pada "risiko tinggi" menjadi otomatis selama 20 tahun berikutnya.
Tetapi data OECD menempatkan angka AS sekitar 10 persen dan Inggris pada 12 persen. Namun, banyak perubahan yang akan dialami para pekerja secara signifikasn
OECD mengatakan, perkiraan sebelumnya membesar-besarkan dampak otomatisasi karena mereka mengandalkan pengelompokan luas pekerjaan bersama dengan judul yang sama.
Analisis baru, sebaliknya, memperhitungkan perbedaan antara pekerjaan dengan nama yang sama.
Misalnya, peran seorang tukang kayu dapat sangat bervariasi tergantung pada jenis proyek apa yang melibatkan pekerja, seberapa banyak otonomi yang mereka miliki. Beberapa peran tersebut mungkin lebih rentan terhadap otomatisasi daripada yang lain.
Studi ini, bagaimanapun, memunculkan bahwa orang-orang muda yang baru lulus sekolah lebih sulit mencari pekerjaan di masa depan karena memiliki risiko otomatisasi yang lebih tinggi daripada pekerjaan yang membutuhkan lebih banyak pengalaman.
Penelitian sebelumnya dilakukan Carl Frey dari Universitas Oxford dan Michael Osborne, membentuk dasar untuk proyeksi oleh Bank of England, serta alat prediksi risiko populer oleh BBC.
Baca Juga: Arab Saudi Bahas Kecerdasan Buatan dengan AS
Hal ini juga mengilhami beberapa penelitian lain yang juga menghasilkan estimasi dua digit tinggi dari persentase pekerjaan yang menghadapi penghapusan akibat kecerdasan buatan.
Tetapi OECD mengatakan, berbagai faktor membuat beberapa pekerjaan yang sama rentan terhadap otomatisasi daripada yang lain. Seperti komputer dan peralatan pengganti tenaga kerja manusia lainnya telah diadopsi, peran tersebut melibatkan harus berurusan dengan hubungan sosial yang kompleks, termasuk merawat orang lain dan mengakui kepekaan budaya dan membutuhkan banyak kreativitas dan pemikiran yang kompleks.
Beberapa pekerjaan yang membutuhkan banyak manipulasi fisik objek dalam lingkungan kerja yang terus berubah sehingga akan sulit tergeser dengan kehadiran kecerdasan buatan.
Pada survei OECD baru-baru ini, secara keseluruhan ekonomi negara-negara kaya di dunia, memperkirakan bahwa 14 persen pekerjaan di 32 negara anggota yang disurvei, berisiko tinggi selama periode yang ditentukan. Risiko tinggi didefinisikan sebagai lebih besar dari 70 persen kemungkinan perannya akan hilang karena otomatisasi. Itu setara dengan 66 juta pos.
Ia menambahkan bahwa lebih dari 32 persen pekerjaan menghadapi pergolakan yang signifikan.
Selain itu, laporan itu mengatakan tidak menemukan bukti yang dapat diukur bahwa AI secara signifikan berdampak pada pekerjaan yang membutuhkan tingkat pendidikan dan keterampilan yang tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Lazada Sebut Fitur AI Mampu Tingkatkan Belanja Online di Tanggal Kembar 9.9
-
Deretan Fitur AI di HP Realme, Lengkap dari Kamera hingga Gaming
-
Infinix GT 30 Masuk Indonesia 24 September, HP Gaming Banyak Fitur AI
-
39 Kode Redeem FF Hari Ini 19 September 2025, Skin SG2 dan Scar Megalodon Menanti
-
Redmi Pad 2 Play Bundle Masuk Indonesia, Tablet Xiaomi Rp 2 Jutaan Cocok untuk Anak
-
Riset Ungkap Kecepatan Internet Indonesia Nomor 2 Paling Lelet di Asia Tenggara
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau
-
10 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 19 September 2025, Dapatkan Beckham dan Iniesta OVR 104
-
Honor Siapkan HP Baru Bulan Ini: Bawa Baterai 8.300 mAh dan Fitur Tangguh
-
Sebagian Fitur Redmi K90 Terungkap, Diprediksi Jadi Cikal Bakal POCO F8