Suara.com - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, mengatakan pihaknya tak bisa semena-mena menutup Facebook di Indonesia.
Hal itu dikatakan Semual, Selasa (24/4/2018), hanya dua hari jelang tenggat waktu yang diberikan pemerintah kepada Facebook untuk membeberkan secara lengkap skandal kebocoran data milik lebih dari sejuta pengguna di Indonesia.
"Penutupan platform harus ada dasarnya. Misalnya pelanggaran undang-undang atau meresahkan masyarakat," kata Semuel di Jakarta.
"Penutupan dilakukan karena ada pelanggaran hukum. Vimeo dan Tumblr ada pelanggaran hukumnya. Tapi kalau meresahkan dan mengganggu kesatuan negara, akan kita tutup," tambah dia.
Untuk saat ini, lanjut Sammy, jajarannya masih menunggu surat balasan dari Facebook. Diketahui, Kominfo sudah mengirim tiga surat ke Facebook untuk meminta penjelasan terkait kebocoran data 1.09 juta pengguna di Indonesia.
Kominfo juga pernah mengatakan bahwa pemerintah bisa saja menutup Facebook jika perusahaan media sosial itu tak memberikan jawaban yang memuaskan.
"Tunggu dulu lah balasan dari mereka. Kan deadline lusa. Kita lihat lagi apakah ada kelalaian Facebook," jelasnya.
Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat umum bersama Komisi 1 DPR RI, Facebook telah diminta untuk melaporkan secara rinci dan lengkap tentang kebocoran data penggunanya di Indonesia. Dalam rapat itu, anggota Komisi I bahkan meminta pemerintah menutup Facebook untuk sementara, sampai perusahaan media sosial asal Amerika Serikat itu memberikan penjelasan lengkap.
"(Facebook) Diberhentikan sementara sampai audit investigasi yang diminta pemerintah diberikan dan sampai jelas siapa yang bersalah karena mereka mengatakan masih terus melakukan investigasi terhadap kebocoran data tersebut," kata anggota Komisi I dari Fraksi Golkar, Meutya Hafidz, pada 17 April lalu.
Facebook sendiri, selain telah memenuhi panggilan Kominfo dan Komisi I DPR, kini juga tengah diperiksa oleh Bareskrim Polri dalam kasus tersebut.
Berita Terkait
-
Facebook Sarang Penipu? Singapura Ambil Tindakan Tegas, Meta Kena Imbas!
-
Video Pejabat Korupsi Dijemput Paksa Lalu Dihukum Mati? Fakta Aslinya Justru Bikin Hati Miris
-
TikTok Jadi Medsos Favorit Orang Indonesia di 2025, YouTube-Instagram Kalah Jauh
-
CEK FAKTA: 2,2 Juta Orang Tertipu Video 50 Ribu Pendemo Pati di Facebook
-
CEK FAKTA: Lowongan Kerja KFC Indonesia di Facebook, Benar atau Tipuan?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Lazada Sebut Fitur AI Mampu Tingkatkan Belanja Online di Tanggal Kembar 9.9
-
Deretan Fitur AI di HP Realme, Lengkap dari Kamera hingga Gaming
-
Infinix GT 30 Masuk Indonesia 24 September, HP Gaming Banyak Fitur AI
-
39 Kode Redeem FF Hari Ini 19 September 2025, Skin SG2 dan Scar Megalodon Menanti
-
Redmi Pad 2 Play Bundle Masuk Indonesia, Tablet Xiaomi Rp 2 Jutaan Cocok untuk Anak
-
Riset Ungkap Kecepatan Internet Indonesia Nomor 2 Paling Lelet di Asia Tenggara
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau
-
10 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 19 September 2025, Dapatkan Beckham dan Iniesta OVR 104
-
Honor Siapkan HP Baru Bulan Ini: Bawa Baterai 8.300 mAh dan Fitur Tangguh
-
Sebagian Fitur Redmi K90 Terungkap, Diprediksi Jadi Cikal Bakal POCO F8