Apakah kepercayaan pengguna terhadap Facebook sejak awal disalahgunakan? Sayangnya, hal ini benar menurut kami. Perusahaan media sosial tidak pernah transparan mengenai apa yang akan mereka perbuat pada data pengguna. Tanpa informasi penuh mengenai apa yang terjadi pada data pribadi pengguna mereka, kami menyarankan orang agar tidak mempercayai perusahaan sampai mereka benar-benar yakin. Tak satu pun baik regulasi maupun institusi pihak ketiga yang ada saat ini menjamin bahwa perusahaan media sosial bisa dipercaya.
Ini bukan pertama kalinya teknologi baru menciptakan perubahan sosial yang mengacaukan mekanisme kepercayaan yang telah dibangun. Sebagai contoh, dalam revolusi industri, bentuk baru organisasi seperti pabrik, dan perubahan demografi utama dari migrasi, meningkatkan kontak di antara orang asing dan lintas budaya. Hal itu mengubah hubungan yang sudah terjalin dan memaksa orang untuk berbisnis dengan pedagang yang tidak dikenal.
Orang tidak bisa lagi mengandalkan kepercayaan antarpribadi. Alih-alih, muncul institusi baru: badan regulator seperti Komisi Perdagangan Antar Negara Bagian, asosiasi dagang seperti Asosiasi Kereta Api Amerika, dan pihak ketiga lainnya seperti Dewan Asosiasi Medis Amerika pada Pendidikan Medis yang membangun peraturan untuk transaksi yang sistematis, sebagai standar untuk menjamin kualitas produk dan pelatihan profesional. Mereka juga menawarkan akuntabilitas seandainya terjadi kesalahan.
Kebutuhan baru akan perlindungan
Belum ada standar yang sama dan persyaratan akuntabilitas untuk teknologi abad ke-21 seperti media sosial. Di AS, Komisi Perdagangan Federal salah satu badan regulator yang bekerja menangani platform digital untuk memperhitungkan praktik bisnis yang menipu atau berpotensi tidak adil. Badan ini sekarang tengah menyelidiki Facebook terkait situasi Cambridge Analytica.
Ada tuntutan besar untuk supervisi yang lebih baik pada platform media sosial. Beberapa proposal yang ada bisa meregulasi dan mendukung kepercayaan daring.
Negara lain memiliki aturan, seperti Regulasi Perlindungan Data Umum di Uni Eropa dan Perlindungan Informasi Pribadi dan Dokumen Elektronik di Kanada. Namun, di AS, perusahaan teknologi seperti Facebook telah secara aktif menghalangi dan menolak upaya ini, sementara pembuat kebijakan dan ahli teknologi lainnya telah meyakinkan masyarakat bahwa peraturan demikian tidak dibutuhkan.
Facebook memiliki pengetahuan teknis untuk memberikan kendali kepada para pengguna atas data pribadi mereka, tapi mereka memilih untuk tidak melakukannya—dan itu tidaklah mengagetkan. Tidak ada hukum atau pun aturan institusional lain yang memintanya, atau memberikan pengawasan yang diperlukan untuk memastikan bahwa Facebook melakukannya.
Sampai ada permintaan dari pihak regulator bagi platform media sosial utama seperti Facebook diminta untuk menunjukkan secara transparan bahwa mereka melindungi para penggunanya—terpisah dari pelanggan iklannya— upaya untuk menghentikan perusahaan semacam ini dan memulai awal baru hanya akan bertumbuh.
Artikel ini sudah pernah ditayangkan oleh The Conversation.
Tag
Berita Terkait
-
Facebook Sarang Penipu? Singapura Ambil Tindakan Tegas, Meta Kena Imbas!
-
Video Pejabat Korupsi Dijemput Paksa Lalu Dihukum Mati? Fakta Aslinya Justru Bikin Hati Miris
-
TikTok Jadi Medsos Favorit Orang Indonesia di 2025, YouTube-Instagram Kalah Jauh
-
CEK FAKTA: 2,2 Juta Orang Tertipu Video 50 Ribu Pendemo Pati di Facebook
-
CEK FAKTA: Lowongan Kerja KFC Indonesia di Facebook, Benar atau Tipuan?
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Realme 15 5G Dipastikan Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
-
Rincian Event PUBG Mobile x G-Dragon, Dari Skin hingga Senjata Baru
-
Redmi 15 Hadir ke Indonesia, HP Murah Xiaomi Punya Baterai 7.000 mAh
-
Oppo Find X9 Series Siap Debut: Usung Chip Anyar dan Sensor Samsung 200 MP
-
8 Prompt Gemini AI Foto ala Aktris Cantik Bollywood: Lengkap Kain Sari dan Efek Studio
-
Biodata dan Perjalanan Karier Windah Basudara: Dari Masa Sulit hingga Jadi Bintang Gaming Indonesia
-
5 Prompt Gemini AI Bikin Foto ala Cover Majalah yang Viral Bak Model Top
-
Bukan Gen Z, Generasi Milenial Indonesia Paling Sering Gunakan Pinjol
-
MediaTek Dimensity 9500 Meluncur: Jadi Chip Anyar pada Oppo Find X9 dan Vivo X300
-
Fitur Baru Grab Bintang Lima, Pesanan di GrabFood Selalu On Point