Suara.com - Pernahkah Anda membayangkan tersadar saat operasi bedah tengah berjalan? Nyatanya, kejadian mengerikan itu sangat mungkin terjadi. Hal ini diutarakan oleh Dr Harry Scheinin, dokter dari Rumah Sakit Terveystalo Pulssi dan Universitas Turku di Finlandia.
"Otak bekerja lebih hebat dari yang Anda duga selama anestesi umum berlangsung," jelasnya kepada Livescience.
Ia telah melakukan sebuah penelitian bersama beberapa pakar, dengan memindai otak pasien yang telah diberi dosis anestesi tertentu. Tubuh pasien kemudian diguncang, dan telinganya diteriaki saat mereka diminta menghitung sebelum benar-benar tak sadarkan diri.
Sebagian besar pasien mengatakan kepada dokter bahwa mereka bermimpi ketika tidak sadar.
Dari sini Scheinin menyimpulkan bahwa anastesi umum mirip dengan kondisi saat bermimpi.
Pada percobaan kedua, beberapa pakar peneliti mengeluarkan suara atau kata-kata aneh saat pasien tak sadarkan diri serta saat pasien mulai terbangun. Suara-suara ini sengaja dimainkan untuk memprovokasi reaksi para pasien.
Hasilnya menunjukkan bahwa otak masih sanggup memproses suara-suara itu saat berada di bawah anestesi.
Scheinin mengatakan, ketika seseorang yang tak sadarkan diri mendengar kata-kata yang tidak terduga, hal ini bisa menimbulkan reaksi tertentu.
Hal ini terlihat dari hasil pemindaian otak yang menunjukkan adanya aktivitas dan lonjakan saat kata-kata aneh tertentu diucapkan.
Baca Juga: KPK Resmi Jadikan Bupati Labuhanbatu Tersangka Suap
Kesimpulan sang dokter, otak mampu mendengar dan memproses informasi meski dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Mengomentari hal ini, Allan Leslie Combs, Direktur California Institute of Integral Studies Center for Consciousness Studies, Amerika Serikat mengatakan bahwa penelitian ini adalah bukti bahwa kesadaran tidak pernah benar-benar hilang.
Ia mengatakan seseorang tidak akan kehilangan kesadaran, tetapi kehilangan ingatan saat peristiwa anestesi berlangsung.
Meski begitu, penelitian tadi hanya berlaku pada kasus anestesi ringan dan belum tentu sama hasilnya untuk kasus anestesi dosis besar. Penelitian ini dimuat dalam jurnal British Journal of Anesthesia edisi Juli 2018.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Samsung Galaxy Buds 3 FE Hadir ke Indonesia, TWS Premium Harga Lebih Murah
-
Huawei Pura 80 Masuk Indonesia Bulan Depan, Versi Murah dari Pro dan Ultra
-
Pascamerger, Smartfren Terus Ekspansi Jaringan dan Targetkan Pelanggan Baru
-
54 Kode Redeem FF Terbaru 17 September 2025, Klaim MP40 Evo hingga Skin AWM Gratis
-
13 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 September 2025, Ada Beckham OVR 104!
-
Siapa Rizky Irmansyah? Ia Turun Tangan di Kasus Viral Wali Kota Prabumulih
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp1 Jutaan dengan Baterai Awet dan Kapasitas RAM Besar, Mana Pilihanmu?
-
Xiaomi Pad 8 Diprediksi Debut Bersama Xiaomi 17, Pakai Chip Snapdragon
-
Bikin Foto Keluarga Studio Makin Keren dengan 8 Prompt Gemini AI Ini
-
MediaTek dan TSMC Kembangkan Chipset 2nm Pertama, Siap Produksi 2026