Suara.com - Dasi tak pelak menjadi aksesori penting bagi kaum lelaki. Untuk urusan kantor sampai busana resmi, pengikat leher ini memberikan aksen penambah kesan rapi lagi ganteng. Tetapi, dengarlah dahulu ; para lelaki, jangan ikat dasi terlalu kencang.
Apa pasal, ternyata ada bahaya mengintai sehubungan penggunaan aksesori di bagian seputar leher, meski antara kulit dengan dasi terdapat kemeja. Sekali lagi, para lelaki, jangan ikat dasi terlalu kencang.
Menurut hasil penelitian yang diterbitkan jurnal Stringer dan dilansir Daily Mail, penggunaan dasi yang terlalu kencang bisa menekan pembuluh vena yang merupakan kunci aliran darah ke otak.
Para pakar melakukan penelitian dengan responden 30 orang lelaki muda di Jerman. Mereka diminta mengikat dasi bergaya Full Windsor yang cara mengikatnya lebih dari dua simpul, serta menariknya secara kencang.
Kemudian, dilakukan tes scan MRI atas kepala para responden. Hasil temuan pakar adalah menurunnya aliran darah hingga 7,5 persen menuju otak.
Bagaimana dengan kinerja otak sendiri?
Penurunan aliran darah selalu dikaitkan dengan fungsi neuron dan sel-sel yang ada dalam otak. Ketika fungsi otak menurun, maka yang terjadi adalah tidak berfungsinya sistem kerja otak dengan baik.
Di sisi lain, dengan tidak lancarnya aliran darah, bisa timbul gejala pening dan sakit kepala. Kesulitan bernapas, sampai leher kaku dan nyeri akibat ikatan dasi yang terlalu ketat. Pasokan oksigen ke otak pun turut berkurang.
Itu sebabnya para lelaki, jangan ikat dasi terlalu kencang. Dan bila Anda tidak suka dasi, juga tidak masalah. Mark Zuckerberg serta almarhum Steve Jobs telah mengenalkan konsep pakaian kerja para lelaki modern. Yaitu tidak melulu yang sangat rapi dan ketat.
Baca Juga: Petualangan Jahat 2 Bandit Jalanan Terhenti di Aksi ke-11
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA