Suara.com - Lebih dari 1000 pegawai Google menggelar protes, menolak kebijakan perusahaan untuk membangun mesin pencari khusus untuk Cina yang hasil-hasil pencariannya disensor sesuai dengan kemauan pemerintah di Beijing.
Protes itu disuarakan oleh para pegawai Google melalui sebuah petisi. Dalam surat itu mereka meminta para petinggi Google untuk menimbang kembali kebijakan tersebut berdasarkan etika dan prinsip transparansi.
Para pegawai Google juga mendesak agar mereka diberikan informasi lengkap soal proyek bertajuk Dragonfly itu dan mengaku kecewa karena mereka justru memperoleh informasi terkait rencana itu dari media-media.
"Kami mendesak adanya transparansi... sebuah komitmen akan proses yang jelas dan terbuka: pegawai Google harus tahu apa yang mereka sedang kembangkan," bunyi surat yang diperoleh The Guardian dari salah satu penggagas petisi tersebut.
Sebelumnya New York Times melaporkan bahwa Google sedang mengembangkan sebuah peranti lunak yang bisa memblokir sejumlah hasil pencarian, khususnya yang disensor oleh pemerintah Cina.
Google, dan beberapa rakasasa media sosial Amerika Serikat seperti Facebook dan Twitter, hingga saat ini memang masih diblokir di Cina.
Pada Kamis kemarin, Sundar Pichai, direktur eksekutif Google, mengakui bahwa mesin pencari khusus untuk Cina itu masih dalam tahap awal.
Saat ini beberapa aplikasi Google memang bisa digunakan di Cina. Beberapa di antaranya adalah Google Translate dan Files Go. Google juga sudah memiliki kantor di Beijing, Shenzen, dan Shanghai.
Berita Terkait
-
Google Pixel vs iPhone 17: Mana yang Lebih Worth It di Tahun 2025?
-
Google Search Jadi Lebih Pintar: Mode AI dengan Gemini 2.5 Resmi Diluncurkan di Indonesia!
-
Hasil Miniatur AI Jelek? Jangan Salahkan AI-nya! Kunci Utamanya Ada di Foto Pilihanmu
-
Usai Sindiran POCO Viral, Kini Giliran Google Pixel Ejek iPhone 17 Series
-
Google Trends Ungkap Tingginya Pencarian Judol Sebulan Terakhir: Begini Cara Lapor ke Komdigi!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Lazada Sebut Fitur AI Mampu Tingkatkan Belanja Online di Tanggal Kembar 9.9
-
Deretan Fitur AI di HP Realme, Lengkap dari Kamera hingga Gaming
-
Infinix GT 30 Masuk Indonesia 24 September, HP Gaming Banyak Fitur AI
-
39 Kode Redeem FF Hari Ini 19 September 2025, Skin SG2 dan Scar Megalodon Menanti
-
Redmi Pad 2 Play Bundle Masuk Indonesia, Tablet Xiaomi Rp 2 Jutaan Cocok untuk Anak
-
Riset Ungkap Kecepatan Internet Indonesia Nomor 2 Paling Lelet di Asia Tenggara
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau
-
10 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 19 September 2025, Dapatkan Beckham dan Iniesta OVR 104
-
Honor Siapkan HP Baru Bulan Ini: Bawa Baterai 8.300 mAh dan Fitur Tangguh
-
Sebagian Fitur Redmi K90 Terungkap, Diprediksi Jadi Cikal Bakal POCO F8