Suara.com - Facebook menghadapi klaim baru bahwa media sosial itu telah mengeksploitasi privasi pengguna (lagi-lagi). Kali ini, mereka mengizinkan perusahaan teknologi lain mengakses pesan pribadi pemilik akun Facebook.
Menurut laporan dikutip Metro dari New York Times, jejaring sosial itu memberi banyak akses kepada mitra bisnis ke data miliaran penggunanya. Sementara Microsoft dan Yahoo dapat melihat daftar teman, yang lain seperti Spotify dan Netflix benar-benar harus melihat di dalam pesan pengguna.
NYT mengutip dokumen yang dibuat pada tahun 2017, wawancara dengan sekitar 50 mantan karyawan Facebook dan mitra perusahaannya.
Ini adalah kasus lain yang memberatkan dalam praktik berbagi data dari Facebook terbaru dalam aliran skandal privasi yang mengguncang perusahaan tahun ini. Laporan itu juga mengatakan, Amazon bisa melihat nama pengguna dan informasi kontak melalui teman-teman mereka dan bahwa Yahoo bisa melihat posting teman-teman baru-baru ini di musim panas ini.
Meskipun banyak dari kesepakatan pembagian data ini berakhir beberapa tahun lalu, beberapa sistem yang digunakan masih tetap berjalan.
Sementara itu, perusahaan telah menanggapi klaim yang diajukan dalam bagian New York Times.
"Mitra Facebook tidak dapat mengabaikan pengaturan privasi orang-orang, dan itu salah untuk menyarankan bahwa mereka melakukannya," kata Steve Satterfield, direktur privasi dan kebijakan publik di Facebook.
Selama bertahun-tahun, dia menambahkan, Facebook telah bermitra dengan perusahaan lain sehingga orang dapat menggunakan Facebook di perangkat dan platform yang tidak didukung sendiri. Tidak seperti permainan, streaming layanan musik, atau aplikasi pihak ketiga lainnya, yang menawarkan pengalaman independen dari Facebook, mitra ini hanya dapat menawarkan fitur Facebook khusus dan tidak dapat menggunakan informasi untuk tujuan independen.
”Facebook mengatakan telah menjadi milik publik tentang fitur-fitur dan kemitraan ini selama bertahun-tahun dan bahwa sebagian besar sekarang telah hilang, tetapi mengaku perlu melakukan lebih banyak," tuturnya.
Baca Juga: Sst... Perempuan Ini Klaim Punya Bukti Facebook Memata-matainya
Pada bulan Juli, Facebook mengungkapkan nama-nama 61 perusahaan yang memberikan hak khusus untuk mengakses data pengguna setelah memblokir akses tersebut secara lebih luas.
"Kami mematikan personalisasi instan, yang memberi kekuatan pada fitur Bing, pada tahun 2014 dan kami mengakhiri kemitraan kami dengan perangkat dan perusahaan platform beberapa bulan yang lalu, menyusul pengumuman pada bulan April," perusahaan mengatakan.
"Namun, kami menyadari bahwa kami memerlukan manajemen yang lebih ketat tentang cara mitra dan pengembang dapat mengakses informasi menggunakan API kami (antarmuka pemrograman aplikasi). Kami sedang dalam proses meninjau semua API kami dan mitra yang dapat mengaksesnya," jelasnya.
Fitur personalisasi instan Facebook berjalan dari 2010 hingga 2014, tetapi beberapa mitra masih memiliki akses hingga akhir 2017. Facebook mengakui bahwa itu tidak boleh sistem yang ada setelah itu menutup fitur, tetapi tidak memiliki bukti bahwa informasi publik yang tersedia digunakan atau disalahgunakan.
"Kami tahu kami punya pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari orang-orang," ujar Satterfield.
Melindungi informasi orang, membutuhkan tim yang lebih kuat, teknologi yang lebih baik, dan kebijakan yang lebih jelas.
Berita Terkait
-
Sst... Perempuan Ini Klaim Punya Bukti Facebook Memata-matainya
-
Gawat! Bug Facebook Sebarkan 6,8 Juta Foto Pribadi Pengguna
-
Lagi, Privasi Milik 6,8 Juta Pengguna Facebook Diduga Sudah Dilanggar
-
Facebook Sediakan Panduan bagi Politikus dan Parpol di Indonesia
-
Terima Ancaman Bom, Kantor Facebook Dikosongkan
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Realme 15 5G Dipastikan Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
-
Rincian Event PUBG Mobile x G-Dragon, Dari Skin hingga Senjata Baru
-
Redmi 15 Hadir ke Indonesia, HP Murah Xiaomi Punya Baterai 7.000 mAh
-
Oppo Find X9 Series Siap Debut: Usung Chip Anyar dan Sensor Samsung 200 MP
-
8 Prompt Gemini AI Foto ala Aktris Cantik Bollywood: Lengkap Kain Sari dan Efek Studio
-
Biodata dan Perjalanan Karier Windah Basudara: Dari Masa Sulit hingga Jadi Bintang Gaming Indonesia
-
5 Prompt Gemini AI Bikin Foto ala Cover Majalah yang Viral Bak Model Top
-
Bukan Gen Z, Generasi Milenial Indonesia Paling Sering Gunakan Pinjol
-
MediaTek Dimensity 9500 Meluncur: Jadi Chip Anyar pada Oppo Find X9 dan Vivo X300
-
Fitur Baru Grab Bintang Lima, Pesanan di GrabFood Selalu On Point