3. Kebocoran Data Facebook
Skandal Cambridge Analytica yang masih berlanjut, Facebook mengungkapkan bahwa masalah lain terjadi telah menyebabkan hampir 50 juta akun dibajak pada September 2018. Penyebabnya adalah kerentanan dalam kode fasilitas privasi View As, yang dirancang untuk memungkinkan pengguna melihat seperti apa profil mereka bagi orang lain.
Pada saat itu, Facebook mengatakan telah "mematikan sementara" alat saat melakukan peninjauan. Tiga bulan berlalu, tetap dinonaktifkan. Media sosial besar itu kemudian merevisi perkiraannya menjadi 30 juta akun yang dibajak.
Tidak hanya masalah kebocoran data saja, sepanjang 2018 kontroversi Facebook terus berkembang, berikut diantaranya:
- Dituduh PBB berperan dalam membangkitkan kebencian terhadap Muslim Rohingya di Myanmar.
- Kehilangan pendiri WhatsApp karena bentrokan masalah pribadi dan kemudian diikuti dua pendiri Instagram karena ketegangan lainnya.
Dalam pesan akhir tahun yang diposting kemarin, Zuckerberg mengatakan Facebook telah menjadi jauh lebih "proaktif" dalam mengatasi tantangan yang dihadapinya tetapi memperingatkan beberapa masalah "tidak akan pernah bisa diselesaikan sepenuhnya". Tapi secara keseluruhan, dia mengatakan dia "bangga dengan kemajuan" yang telah dibuat Facebook pada tahun 2018.
4. Masalah Pengisian Baterai iPhone
Seorang YouTuber melakukan pengetesan pada iPhone terbaru yang ternyata terdapat masalah pada Oktober 2018. Di mana, baterai baru bisa terisi jika ponsel pintar buatan Apple itu dalam keadaan aktif.
Tak pelak lagi ini dijuluki "chargegate". Seminggu kemudian, ketika merilis versi berikutnya dari sistem operasi mobile-nya, dengan catatan yang menyertainya dari Apple yang menegaskan bahwa mereka telah memperbaiki bug yang menyebabkan cacat tersebut.
5. Karyawan Google Mogok Kerja
Baca Juga: Ketemu di Facebook, Ini Kisah Tragis Kardus yang Tertukar
Tujuh karyawan Google menyatakan kemarahan pada perusahaan raksasa teknologi itu, setelah muncul tuduhan pelanggaran yang melibatkan dua pemimpin di masa lalu serta lusinan staf lain.
Akibatnya, pekerja di kantor Google di seluruh dunia melakukan serangkaian pemogokan. Manajer menerima serangkaian tuntutan, termasuk panggilan untuk mengakhiri persyaratan perusahaan bahwa sengketa pelecehan seksual harus ditangani secara internal.
Sekitar seminggu kemudian, kepala Google Sundar Pichai mengonfirmasi bahwa bisnis tersebut memang akan menghentikan kebijakan arbitrase paksa, membuka pintu untuknya dituntut atas masalah ini jika masih terjadi di masa depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 28 Desember 2025, Ada Bundle Natal dan Arrival Animation Stay Frosty
-
29 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 Desember 2025, Hadiah Natal Melimpah dan Gems Gratis
-
Daftar Harga HP Infinix Terbaru Semua Series Lengkap Akhir Tahun 2025
-
Xiaomi 17 Ultra Bersiap Masuk ke India dan Indonesia, Baterai Lebih Kecil
-
6 Rekomendasi Tablet Tahan Lama untuk Kerja Seharian dengan Baterai di Atas 6.000 mAh
-
Daftar Harga HP Huawei Lengkap Akhir Tahun 2025, Terbaru Seri Nova 15
-
5 HP Murah Anyar Siap Masuk ke Indonesia: Harga Mulai Sejutaan, Baterai 7.000 mAh
-
5 HP RAM 8GB Kamera Terbaik Rp 2 Jutaan untuk Foto Kembang Api Tahun Baru
-
5 Smartwatch Paling Akurat Hitung Pace Lari, Mulai Rp200 Ribuan
-
Spek Oppo Reno 15c India Berbeda dari Versi China, Harga Diprediksi Lebih Murah