Suara.com - Ada banyak cara dunia bisa diakhiri dengan ledakan apokaliptik, mulai dari serangan asteroid hingga pandemi global. Sekarang para ilmuwan telah menemukan efek yang sangat nyata dari letusan gunung berapi besar yang sangat epik itu mengubah Bumi menjadi 'bola salju raksasa'.
Jika bencana serupa terjadi hari ini, itu mungkin akan menghapus umat manusia dari muka planet ini. Para peneliti dari Universitas Heidelberg, Jerman, telah mengungkap detail baru letusan kuno yang terjadi 580 juta tahun lalu.
Begitu banyak lahar menyembur keluar selama bencana ini sehingga menyebabkan terciptanya'pulau-pulau baru dengan gunung berapi yang membentang di tiga benua dan membentang hingga 1000 km.
Aliran lava yang luas keluar dari Bumi setelah letusan dahsyat vulkanik yang disebabkan oleh pemisahan dua benua dan kemudian didinginkan untuk menghasilkan daratan yang membentuk kerak bumi yang ditemukan hari ini di kerak bumi di beberapa bagian Meksiko, Amerika Utara, dan Eropa Utara.
Apa pun yang tinggal di dekat letusan mega ini akan musnah dengan cepat. Tetapi efeknya terasa di seluruh Bumi.
Erupsi menghasilkan sejumlah besar karbon dioksida, gas rumah kaca yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Namun, batu itu terbentuk ketika lava dingin juga menghisap atau 'mengasingkan' gas ini.
Para ilmuwan mengatakan bahwa begitu banyak batu diproduksi selama kiamat saat itu sehingga menyimpan sejumlah besar karbon dioksida dan menyebabkan seluruh dunia menjadi dingin. Proses ini kemudian mendorong periode global 'glasiasi' yang menjerumuskan Bumi ke zaman es yang dikenal sebagai glasiasi Gaskiers.
"Dalam rentang waktu jutaan hingga puluhan juta tahun, batuan yang sudah lapuk dapat menyerap karbon dioksida yang cukup untuk membawa Bumi ke iklim zaman es yang ekstrem. Dari luar angkasa, Bumi akan menyerupai bola salju," kata Dr Axel K. Schmitt dari Institut Ilmu Bumi di Universitas Heidelberg. [Metro]
Baca Juga: Jam Kiamat di 2019: Dunia Masih di Tepi Jurang Akhir Zaman
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
NVIDIA Suntik Puluhan Triliun Rupiah, Harga Saham Intel Langsung Meroket
-
Redmi Pad 2 Pro: Bocoran Spesifikasi Gahar, Baterai 12.000 mAh, Siap Meluncur Minggu Depan?
-
Tencent Tuduh Sony Memonopoli Game usai Digugat, Sebut Horizon Tidak Orisinal
-
Telkomsel Pertajam Kepiawaian Generasi Muda Manfaatkan Teknologi AI lewat IndonesiaNEXT Summit 2025
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 19 September 2025: Ada Skin Scar, XM8, dan Diamond
-
GoTo Kantongi Rp 4,65 Triliun Siap Ekspansi dan Dorong Pertumbuhan Ekosistem Digital
-
Peluncuran iPhone 17 Picu Penipuan Online di Seluruh Dunia
-
15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 September: Ribuan Gems dan Pemain 111 Menanti
-
AMD Ryzen AI 300 Series Otaki Laptop AI Tercanggih Hadir di Lenovo Yoga Pro dan IdeaPad!
-
EA FC 26 Sudah Bisa Dimainkan: Daftar Ikon Terungkap, Gameplay Tuai Pujian