Suara.com - Google mengumumkan bahwa perusahaannya telah membentuk dewan penasehat eksternal baru untuk membantu memantau penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang tidak etis dan melanggar prinsip-prinsip etika yang ditetapkan. Dewan ini diumumkan oleh Kent Walker selaku Wakil Presiden Senior Google untuk urusan global, yang mencakup para ahli matematika, ilmu komputer, teknik, filsafat, kebijakan publik, psikologi, hingga kebijakan luar negeri.
Dewan ini secara resmi disebut Advanced Technology External Advisory Council dan tampaknya Google ingin dewan tersebut dilihat sebagai pengawas independen yang mengawasi bagaimana AI digunakan di dunia nyata yang berfokus pada pengenalan wajah dan metode pembelajaran mesin.
"Kelompok ini akan mempertimbangkan beberapa tantangan paling rumit Google yang muncul berdasarkan prinsip AI kami," ucap Walker, seperti yang dikutip dari The Verge.
Anggota dewan itu sendiri mencakup nama-nama dari Universitas Oxford, Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, dan UC Berkeley. Pembentukan dewan ini merupakan upaya Google untuk menjauhkan diri dari keterlibatan atas teknologi apapun yang mungkin melanggar norma.
"Kami menyadari bahwa teknologi yang kuat seperti itu menimbulkan pertanyaan yang sama kuatnya tentang penggunaannya. Bagaimana AI dikembangkan dan digunakan untuk memiliki dampak signifikan pada masyarakat selama bertahun-tahun yang akan datang. Sebagai pemimpin di AI, kami merasakan tanggung jawab yang mendalam untuk mendapatkan hak ini," ucap Sundar Pichai.
Google secara efektif ingin penelitian Ai miliknya menjadi bermanfaat secara sosial dan tidak terlibat dengan kontrak pemerintah atau bekerja di wilayah atau pasar dengan pelanggaran hak asasi manusia.
Berita Terkait
-
Google Beri Perlindungan Khusus untuk Situs Penting Jelang Pilpres 2019
-
Hal Ini yang Akan Muncul Jika Ketik Kata Kunci 'Negara Bodoh' di Google
-
Hampir Seluruh Fungsi IFTTT Gmail Akan Dihapus Minggu Ini
-
Hore, Kamera Xiaomi Sudah Terintegrasi dengan Google Lens
-
Duh! Peretas Bisa Curi Data Pribadi dari Browser Google
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Lazada Sebut Fitur AI Mampu Tingkatkan Belanja Online di Tanggal Kembar 9.9
-
Deretan Fitur AI di HP Realme, Lengkap dari Kamera hingga Gaming
-
Infinix GT 30 Masuk Indonesia 24 September, HP Gaming Banyak Fitur AI
-
39 Kode Redeem FF Hari Ini 19 September 2025, Skin SG2 dan Scar Megalodon Menanti
-
Redmi Pad 2 Play Bundle Masuk Indonesia, Tablet Xiaomi Rp 2 Jutaan Cocok untuk Anak
-
Riset Ungkap Kecepatan Internet Indonesia Nomor 2 Paling Lelet di Asia Tenggara
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau
-
10 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 19 September 2025, Dapatkan Beckham dan Iniesta OVR 104
-
Honor Siapkan HP Baru Bulan Ini: Bawa Baterai 8.300 mAh dan Fitur Tangguh
-
Sebagian Fitur Redmi K90 Terungkap, Diprediksi Jadi Cikal Bakal POCO F8